Kepala SDN 2 Cengkoak Suhemi mengatakan bangunan yang ambruk sebelumnya digunakan sebagai tempat kegiatan belajar bagi murid kelas IV. Namun, Suhemi mengaku, pihak sekolah sebelumnya telah mengantisipasi agar tak ada korban. Pihak sekolah mengosongkan ruangan tersebut.
"Sudah tidak dipakai ruangannya. Pokoknya hampir dua tahun, selama masa pandemi. Kejadiannya kemarin pagi," kata Suhemi kepada awak media di SDN 2 Cengkoak, Kabupaten Cirebon, Rabu (15/9/2021).
Suhemi menceritakan saat kejadian hujan mengguyur wilayah Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Kondisi itu mengakibatkan rembesan di beberapa sudut bangunan yang sudah tak layak digunakan itu.
"Malamnya hujan, paginya rintik-rintik. Setelah kejadian (roboh) saya kontrol ke kelas, ternyata bangunan sebelahnya sudah retak. Kalau didorong saja sudah roboh," ucapnya.
Pihak sekolah akhirnya mengosongkan dua ruangan kelas yang bersebelahan dengan bangunan roboh, yakni kelas V dan VI. Hal tersebut untuk menghindari adanya korban.
Suhemi menceritakan saat kejadian tengah berlangsung kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM). Guru dan murid sempat panik dan lari ke luar untuk menyelamatkan diri.
"Sampai kantor (getarannya) kerasa seperti gempa kecil. Ketarik semua bangunan sebelahnya. Jadi panik," kata Suhemi.
Suhemi tak menampik SDN 2 Cengkoak merupakan bangunan lama yang dibangun sekitar tahun 1972. Bangunan sekolah sempat mengalami rehab.
"Rehab ringan tidak total. Ya baru direhab itu tahun 2012," kata Suhemi.
Akibat kejadian itu sebagian siswa melakukan PTM di musala sekolah. Suhemi berharap pihak terkait bisa segera bergerak merealisasikan renovasi.
"Harapan ke depan, pihak terkait cepat merealisasikan. Menghambat pembelajaran. Siswa jumlahnya 220 orang. Karena pandemi, kita di sini 50 persen," kata Suhemi.
Sementara itu, Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon Fauzan mengatakan kejadian ambruknya atap bangunan kelas IV SDN 2 Cengkoak itu terjadi sekitar pukul 8.30 WIB. Fauzan memastikan tak korban dalam kejadian tersebut.
"Itu disebabkan karena atap bangunan lapuk. Alhamdulillah kepala sekolah dan guru tanggal. Tak ada korban. Memang waktu itu cuaca hujan, ada kebocoran. Faktornya bukan karena cuacanya, tapi karena lapuk ditambah hujan. Sehingga beban (atap bangunan) tambah berat," kata Fauzan. (mso/mso)