Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat bersiap untuk melakukan transisi dari pandemi ke endemi COVID-19. Namun, selama transisi itu Jokowi menekankan agar masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi tidak terlarut dalam euforia.
Lalu apa kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ?
Kepala Pusdiklat BNPB Berton Panjaitan mengatakan, sejauh ini pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan skenario atau langkah-langkah yang harus dilakukan pada masa endemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebenarnya ranah Kemenkes, menuju endemi ada langkah-langkah yang harus dilakukan. Kami sebagai koordinator kegiatan kebencanaan, kami lakukan koordinasi dengan Kemenkes dan kementerian-kementerian terkait, misalnya Kemendagri, Kemenlu dan Kemenhub, sebenarnya (soal endemi ini) sudah dibicarakan di tingkat atas," ujar Berton saat ditemui di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Selasa (14/9/2021).
"Mungkin langkah-langkah detailnya (menyusul) sekarang masih di level koordinasi, Kemenkes sebenarnya sedang membuat langkah menuju ke sana, yang akan dikoordinasikan ke daerah oleh Mendagri, Mendagri ke gubernur terkait langkah-langkah secara detail dari Kemenkes," tutur Berton melanjutkan.
Melihat dari berbagai pandemi yang terjadi di berbagai belahan dunia, Berton mengatakan biasanya status pandemi akan berubah menjadi endemi setelah dua atau tiga tahun berlalu.
"Ini menuju dua tahun, langkah itu akan dibuat sepanjang pengetahuan saya, saya belum tahu stand atau pemerintah kapan, tapi secara keilmuan itu setelah 2 -3 tahun diupayakan menjadi endemi," kata Berton.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menyiapkan skenario jika status COVID-19 sudah menjadi endemi di Indonesia. Budi mengatakan status endemi berlaku jika kasus COVID-19 sudah 1,9 juta dalam kurun setahun.
"Jadi skenario kondisi endemi kita memperkirakan bahwa kasus setahun itu 1,9 juta kasus positif. Untuk informasi sekarang kasus kita sudah berjalan sejak Maret 2020 itu sudah ada 4 juta kasus," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX, Senin (13/9/2021).
"Jadi kita untuk skenario A bahwa ini kondisinya membaik terus atau rata dengan kondisi sekarang ada 1,9 juta kasus," lanjutnya.
Sementara itu, skenario B digunakan jika kasus COVID mengalami lonjakan. Estimasi kasus di skenario ini adalah 3,9 juta.
"Dan skenario B jika terjadi lonjakan varian baru mengakibatkan adanya lonjakan kasus kita mengestimasikan ada 3,9 kasus atau 2 juta kasus lebih tinggi dibandingkan skenario normal, skenario tidak ada lonjakan," kata Budi.
Meski begitu, Budi mengatakan proses testing dan vaksinasi masih akan tetap berjalan meski dalam status endemi. Pihaknya terus mengupayakan proses vaksinasi agar bisa didapat oleh seluruh kalangan.
"Skenario ini akan mempengaruhi dari testing, perawatan dan isolasi. tapi dari sisi vaksinasi tidak berubah, karena untuk vaksinasi nanti saya akan jelaskan sendiri baik skenario endemi maupun skenario ada lonjakan kasus. Kita akan tetap menjalankan vaksinasi dengan dosis ketiga dan juga vaksinasi yang usia baru masuk ke-12," ucapnya.
Simak juga video 'Tanda Tanya Besar Epidemiolog soal Angka Positivity Rate di Indonesia':