Salah satu keluarga korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang asal Kabupaten Serang minta pemerintah terbuka atas penyebab kebakaran. Termasuk minta agar identifikasi keluarga mereka yang jadi korban diselesaikan segera.
Salah satu korban kebakaran itu diketahui bernama Jueni alias Juweng bin Karna. Detikcom mengunjungi kediaman keluarga korban pada Senin (13/9/2021) dan bertemu dengan orang tua korban. Jueni memiliki bapak bernama Karna yang sehari-hari jualan keliling dan ibu bernama Jumanah.
"Semoga cepet beres ada kepastian. Anak saya maksudnya di sana sudah beres, kalau ini belum ada kepastian kabar, nggak bisa tidur gitu aja pikiran mah. Nggak jelas gimana anak saya mana udah tercantum dari 41 korban itu kan," kata Jumanah kepada detikcom di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.
Ia tahu bahwa anaknya masuk daftar korban karena datang langsung ke Lapas Tangerang pada Rabu (8/9) lalu siang. Ia awalnya mendapat kabar dari tetangganya yang kebetulan penghuni di lapas namun selamat.
Begitu di Lapas, ia pun ditunjukan bahwa anaknya jadi korban kebakaran. Nama Jueni alias Juweng ada di urutan 10 yang jadi korban saat ditunjukan oleh petugas lapas.
"Pas di lapas itu, pas di situ anak yang pertama nyari orang aja, katanya Blok C yang kebakaran itu. Udah ada anak saya nomor 10 dari komputer itu. Dari urutan itu nomor 10. Pas udah tahu abangnya manggil saya keluar, ditarik, ibu harus sabar ya. Anak ibu mengalami kejadian kebakaran, meninggal," ujarnya.
Dari situ, ia juga sempat diambil darah untuk mencocokan dengan anaknya di Kramat Jati. Selain itu dokumen misalkan ijazah, KK, termasuk foto-foto korban yang menunjukan gigi diminta oleh petugas.
Keluarga juga minta pemerintah terbuka khusunya penyebab kebakaran lapas. Apalagi, setahu keluarga anaknya dalam waktu dekat mau keluar dari lembaga pemasyarakatan.
"Iya penyebabnya (harus dibuka). Itu katanya di Blok C katanya ada banyak yang mau bebas. Aya anu 2 bulan deui (ada yang tinggal 2 bulan lagi), mungkin pikiran saya edeuk bebas dipindahkeun ka blok eta," ujarnya menggunakan bahasa Sunda.
(bri/mud)