Keluarga Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor Hentri GT 195 yang terbakar di Perairan Maluku Tenggara masih berharap keluarga mereka ditemukan dalam kondisi selamat. Setiap hari mereka menunggu setiap perkembangan terkait kejadian tersebut.
Lusianingsih (32) istri dari Arifin bercerita suaminya pergi pada 18 Agustus silam, bersama 9 orang lainnya warga Kelurahan/Kecamatan Cibadak. Ia sendiri baru mendapat kabar kapal motor yang ditumpangi suaminya terbakar pada Selasa (7/9).
"Yang kasih kabar wakil kapten, katanya kecelakaan lalu ditolong warga setempat. Setelah aman dia mengabari ke keluarga korban," lirih Lusi, Kamis (9/9/2021).
Lusi bercerita, suaminya melaut demi mewujudkan mimpi keluarganya. Dari hasil pernikahan dengan Arifin ia dikaruniai empat orang anak.
"Dia ingin nyenengin keluarga, nyekolahin anak, ingin punya rumah sendiri. Sampai saat ini saya belum ada kabar bagaimana kondisi suami saya. Oleh pihak perusahaan (kapal motor) saya suruh menunggu," ujar Lusi.
Tangis Lusi pecah, seraya terisak ia berharap suaminya ditemukan hidup atau mati. Meski besar harapan suaminya bisa pulang dengan kondisi selamat, namun ia siap menerima takdir terburuk sekalipun.
"Harapan saya dia selamat tapi walau enggak selamat, walaupun sejelek jeleknya sampai ada jasadnya semoga bisa ditemukan. Informasinya jangan lama, kalau lama kasihan ke dianya itu aja pak. Saya punya anak 4 masih kecil masih perlu biaya sekolah," isak Lusi.
Pilu juga dirasakan Karyana, cucunya bernama Damar juga ikut menjadi korban saat KM Hentri GT 195 terbakar di perairan Maluku Tenggara.
"Dia ingin cari pengalaman maklum sekolah tamat SD makamya melaut. Saya udah ah sudah pasrah saya inginnya kalau bisa ketemu dan selamat saya berdoa, mudah-mudahan ketemu walau hanya ada jasadnya," lirih Karyana.
Karyana menceritakan Damar adalah cucunya, ia merawat Damar sejak usianya masih 11 bulan. Ayah Damar meninggal dunia sementara ibunya pergi entah kemana, Karyana dan istrinyalah yang kemudian merawat Damar sejak kecil.
"Damar bapaknya meninggal anak ini ibunya ada tapi enggak tahu rimbanya. Dari 11 bulan ikut saya disini. Neneknya nangis terus saya enggak tahan, bagaimana inginnya pulang lagi kalau ada, kalau bisa pulang lagi. Kalaupun tidak ya jasadnya bisa ditemukan dan dipulangkan," kata Karyana.
Keluarga Tunggu Kabar Dari Perusahaan
Asep Suprianto juga warga Cibadak mengatakan keluarga korban masih menunggu kabar dari perusahaan pemilik KM Hentri GT 195. Ia mendapat informasi musibah itu pada Selasa (7/9) ia justru mendapat informasi ada 15 orang selamat dan 10 diantaranya adalah warga Sukabumi.
"Ada tiga anak saya yang ikut melaut bersama KM Hentri GT 195, mereka adalah Ardian Rahman dia posisinya wakil tekong atau wakil kapten kemudian Angga Pramudya wakil mesin dan Adam Fauzan kepala mesin. Dua anak saya yang selamat sudah memberi kabar bahkan video call yakni Ardian dan Angga. Untuk Adam belum ada kabar sampai sekarang," kata Asep.
Asep mengaku masih menunggu kabar dari pihak perusahaan terkait data korban yang dikabarkan selamat. Hingga saat ini data-data itu belum diterima pihak keluarga.
"Informasi awal yang ditemukan selamat 5, informasi kedua 10 orang jadi yang selamat 15 orang. Anak saya yang 3 orang, kabarnya selamat 2 orang mereka masuk ke dalam data yang 5 orang selamat sementara yang lain 10 orang masih belum di data. Keluarga mereka disini berharap diantara yang 10 orang ini ada keluarganya," pungkasnya.
(sya/mud)