Pemerintah Kabupaten Kuningan mulai melakukan penataan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Darma. Penataan tersebut dilakukan untuk memperbaiki kualitas air baku yang tercemar kotoran dan pakan ikan.
Satu persatu KJA yang berada di tepian Waduk Darma dipindahkan ke area yang sudah ditentukan. Para petani menggunakan perahu untuk mendorong KJA mereka.
"Kita sudah hampir satu minggu melaksanakan penataan KJA yang ada di Waduk Darma karena kita tahu kualitas air sudah menurun dan perlu ada keseimbangan dari segi jumlah KJA," kata Ketua Satgas Penataan KJA Waduk Darma Deni Hamdani saat diwawancarai di lokasi, Rabu (8/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deni menjelaskan penataan KJA yang saat ini berjumlah sekitar 6.000 kolam dilakukan untuk meningkatkan kualitas air baku yang bersumber dari Waduk Darma. Selain itu pencanangan Objek Wisata Waduk Darma berkelas internasional juga menjadi dasar KJA di waduk seluas 432 hektare mulai ditertibkan.
"Karena kebutuhan air baku Kuningan yang tinggi tentu kualitas air juga harus baik dan secara otomatis sumber airnya harus ditata dengan baik. Kemudian ditambah pencanangan Objek Wisata Waduk Darma berkelas internasional maka kualitas air juga harus bagus," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) Kuningan Nomor 81 Tahun 2020, jumlah KJA di Waduk Darma telah jauh melebihi kapasitas yang sudah ditentukan.
Oleh sebab itu, selain melakukan penataan Pemkab Kuningan ke depannya secara bertahap juga akan mengurangi jumlah KJA yang ada di Waduk Darma. Deni juga menginginkan petani KJA di sana adalah warga asli Kecamatan Darma.
"Populasi KJA ini sudah over load, dari standar kita 2.500 sekarang ada 6.000. Ini pekerjaan yang besar dan tidak cepat tapi ada tahapan, pertama relokasi KJA, kemudian ke depannya kita akan tata jumlah KJA disini kita akan lakukan pengurangan jumlah," ungkap Deni.
"Kita ingin yang jadi tuan rumah KJA adalah orang Darma jangan sampai ada orang luar yang bisa menimbulkan permasalahan sosial. Jadi dengan penataan ini agar ekosistem disini terbangun dengan baik," lanjutnya.
Deni juga mengatakan Pemkab Kuningan telah menyiapkan program asuransi bagi petani KJA yang bisa diajak kerjasama untuk mematuhi aturan sesuai dengan Perbup di atas.
"Kalau sudah tertata kita akan memberikan asuransi perikanan sebagai bentuk perlindungan bagi petani KJA,"tandasnya.
Sementara itu, volume air di Waduk Darma, terus menyusut tiap harinya di musim kemarau. Hingga saat ini, penyusutan air di Waduk Darma telah mencapai 11 juta meter kubik (m3) dari volume normalnya.
"Kondisi air Waduk Darma saat ini dengan volume 25 juta meter kubik, dari volume awal 36 juta meter kubik. Berarti sudah menyusut 11 juta meter kubik," ucap Ahmad M Zamanudin Petugas OP Waduk Darma saat diwawancarai detikcom, Rabu (8/9/2021).
Meski telah menyusut 11 meter kubik namun, kata Ahmad, kondisi ini masih terbilang normal. Menurutnya di tahun 2020 kemarin, penyusutan yang terjadi di Waduk Darma tidak jauh berbeda dengan sekarang.
"Ini masih normal sama dengan tahun kemarin karena cuaca sekarang meski kemarau masih ada hujan," katanya.
Meski menyusut Ahmad memastikan tidak ada dampak terhadap pasokan untuk irigasi dan air baku PDAM. Dalam sehari, air yang dikeluarkan untuk kebutuhan irigasi dari Waduk Darma mencapai 3 meter kubik per detik. Sementara untuk air baku PDAM, mencapai 130 liter per detik
"Kebutuhan air irigasi itu 3 meter kubik per detik per hari, untuk air baku PDAM per harinya 130 liter per detik. Dengan penyusutan ini tidak berpengaruh masih normal pengeluaran kita," ungkapnya.
Masih kata Ahmad, pintu air Waduk Darma untuk irigasi akan ditutup pada saat musim penghujan tiba tepatnya di bulan Oktober-November nanti.
"Untuk penutupan kita ada jadwalnya, antara pertengahan Oktober atau November pada musim hujan intinya. Jadi saat itu pintu ditutup total," ujarnya.