Siswa di SDN Cigelam 2 di Kabupaten Serang terpaksa harus belajar di lantai karena kekurangan meja dan kursi. Mereka belajar di lantai juga karena harus menerapkan prokes di masa pandemi COVID-19.
SDN Cigelam 2 di Kecamatan Ciruas ini sudah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) sejak 16 Agustus. Pihak sekolah membagi tiap kelas ke dua kelompok. Kelas 1, 2, dan 3 belajar dari Senin, Selasa dan Rabu. Sedangkan kelas 4, 5, dan 6 pada Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Untuk menerapkan prokes satu meja untuk satu orang, terjadi kekurangan tempat untuk belajar. Ada dua ruangan di kelas 4 dan 5 yang tidak kebagian meja dan kursi. Karena, di waktu normal setiap meja bisa digunakan 3 hingga 6 siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang ngedeprok (belajar di lantai) itu di ruang kelas 4 dan 5, itu sejak PTM. Kan saya bentuk kelompok, jadi belajarnya walaupun meja dulu diisi 6 orang. Sekarang duduknya satu-satu jaga prokes, jadinya akhirnya ada yang nggak kebagian," kata Kepala Sekolah SDN Cigelam 2 Ade Siti Aminah saat didatangi detikcom di Kabupaten Serang, Banten, Jumat (3/9/2021).
Siswa di sekolah SDN Cigelam katanya ada total 149. Saat dirinya menjabat kepala sekolah pada 2019, banyak bangku dan kursi yang memang rusak.
"Bangku udah pada rusak, adanya di belakang kelas. Saya datang ke sini, kok bangku pada numpuk di belakang. Ternyata keropos bolong akhirnya saya keluarkan. Saya kanibal ada yang diambil kakinya ada yang diambil bagian atasnya," ujarnya.
Bangku dan meja yang ia perbaiki itu rupanya rusak kembali karena sudah lama tidak terpakai. Banyak yang dimakan rayap dan tidak layak apalagi saat pandemi.
"Akhirnya ada yang nggak kebagian di ruang kelas 4, 5. Padahal waktu belajar tatap muka nggak masalah. Karena bisa duduk bertiga, berdua, cukup meja 2 dengan kursi 6," ujarnya.
Siswa yang belajar di lantai setiap pekannya selalu bergantian. Tapi, khusus untuk kelas 1 mereka wajib untuk duduk di kursi dan meja yang ada. Memang, ada orang tua siswa yang menanyakan kenapa anaknya sekolah di lantai.
"Ganti-gantian per kelompok, biar ngerasain semua, biar gak duduk di bawah, diganti minggu depannya di meja. Karena kan satu kelas dibagi dua, ada yang duduk yang ngedeprok ada yang nggak," pungkasnya.
Tapi, siswa lanjutnya tetap senang belajar meski sebagian duduk di lantai. Apalagi mereka sudah lama tidak tatap muka dengan temannya dan guru.
(bri/mso)