Menengok Embung Muruy Pandeglang, Dulu Diresmikan Jokowi Kini Terbengkalai

Menengok Embung Muruy Pandeglang, Dulu Diresmikan Jokowi Kini Terbengkalai

Rifat Alhamidi - detikNews
Selasa, 31 Agu 2021 16:40 WIB
Embung Muruy di Pandeglang
Foto: Embung Muruy di Pandeglang (Rifat Alhamidi/detikcom).
Pandeglang -

Keberadaan embung di Desa Muruy, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten kini kondisinya tak terawat dan terbengkalai. Padahal, embung tersebut dulunya pernah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo menggunakan dana desa tahun 2017 supaya bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi bagi warga setempat.

Pantauan detikcom, Selasa (31/8/2021), kondisi Embung Muruy kini sudah sepi dan ditinggalkan oleh pengunjung. Beberapa bangunan di sana sudah banyak yang hancur bahkan telah dipenuhi rerumputan liar. Hanya terlihat dua orang warga yang sedang asyik memancing dengan memanfaatkan kolam embung yang memiliki kedalaman sekira 2,5 meter tersebut.

Padahal dulunya, usai diresmikan Jokowi, Embung Muruy pernah menjadi lokasi pariwisata alternatif untuk warga setempat. Hal itu pun terlihat dari wahana permainan perahu bebek yang sudah terbengkalai bahkan dipenuhi rerumputan liar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepi a sekarang mah, enggak ada aktivitas wisata lagi. Palingan cuma gini, akhirnya dipake mancing sama warga daripada enggak kepake sama sekali," kata Samsul, warga setempat saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Pandeglang, Banten, Selasa (31/8/2021).

Seingat Samsul, kemeriahan di embung ini dulunya hanya bertahan satu tahun usai diresmikan Jokowi. Selepas itu, Embung Muruy tak pernah diurus hingga membuat beberapa bangunan di sana yang awalnya difungsikan menjadi tempat usaha para pelaku UMKM menjadi terbengkalai.

ADVERTISEMENT

"Segebragan doang a, udah gitu mah sepi lagi," ucapnya.

Saat dikonfirmasi, mantan Kepala Desa Muruy Affandi mengaku kondisi embung di desanya terjadi karena tidak adanya biaya pemeliharaan. Ia menyebut saat dirinya menjabat, selama ini anggaran pemeliharaan dilakukan melalui swadaya masyarakat setempat tanpa mengandalkan dana desa maupun bantuan pemerintah daerah.

"Enggak ada kang kalau untuk biaya pemeliharaan, makanya sekarang terbengkalai seperti itu. Selama ini yang rawat warga aja, selain warga siapa lagi yang mau jaga," katanya.

Meskipun demikian, ia menyatakan embung tersebut masih berfungsi untuk pengairan sawah warga di desanya. Hanya saja, terkait keberadaan embung untuk lokasi wisata, dia mengaku tak bisa berbuat banyak karena memang tak pernah dibantu secara anggaran untuk pemeliharaan bangunan di sana.

"Jadi tempat wisata juga enggak bertahan lama kang, kurang minat yang datang ke sana juga. Kalau buat perairan memang masih berfungsi, cuma sekaran sudah enggak keurus aja karena enggak ada biaya perawatannya," pungkasnya.

(mso/mso)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads