Akses utama jalan masuk menuju SD Negeri 2 Tugu, Tugujaya, Kota Tasikmalaya dihalangi benteng oleh pemilik lahan. Pelajar terpaksa masuk lewat pintu belakang.
Benteng setinggi dua meter ini menutupi akses masuk menuju sekolah. Imbasnya, ratusan siswa dan guru yang baru mulai pembelajaran tatap muka terhambat masuk sekolah.
Pantauan detikcom di lokasi Selasa (31/8/21), Mereka terpaksa melalui pintu belakang yang dibuat sementara untuk masuk kelas. Selain aksesnya lebih jauh melintasi persawahan, jalanan juga sempit tanpa akses masuk angkutan umum. Pihak sekolah pastikan, pemilik lahan menutup jalan masuk sejak Februari 2021 lalu. Pemilik jalan khawatir tanahnya diklaim pihak sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan informasi guru mulai ditutup ini sejak Februari 2021. Pemilik ini yah ketakutan jalan diklaim sekolah jadi ditutup langsung," kata Sri Mulyani, Kepala Sekolah SDN Dua Tugu, Tugujaya.
Meski tersedia lahan kosong disamping benteng, namun bukan jalan umum melainkan tempat usaha rumah makan. Bahkan pemilik warung nasi memasang rambu peringatan hanya untuk parkir pengunjung. Pemilik usaha hanya memperbolehkan kepala sekolah yang memarkirkan kendaraan ditempat usahanya.
"Memang ada warung dia mah hanya sewa. Pemilik warung hanya izinkan saya yang parkir yang lain gak boleh," kata Sri.
Orang tua dan siswa berharap agar akses masuk sekolah dari jalur utama jalan raya sl tobing kembali dibuka. Khawatir keselamatan anaknya, mereka terpaksa antar jemput anaknya gunakan sepeda motor setiap hari.
"Saya jadi jauh pak kalau antar anak. Muter. Mana jalanya sempit lewat sawah. Kalau anak dibiarkan sendiri khawatir saya."Kata Ai, orang tua siswa.
Hal senada juga dikeluhakn siswa. Mereka awalnya mudah masuk sekolah, kini sulit.
"Ini baru ajah belajar lagi eh jalanya jadi muter jauh. Mau dibikin lagi jalan depan sekolah pak. Kalau muter cape."Kata Azka siswa kelas enam.
Menurut pengakuan pemilik usaha warung nasi yang dekat dengan sekolah, benteng dibangun pemilik lahan. Penyebabnya, pemilik lahan kecewa karena pihak sekolah tetap minta akses jalan untuk kendaraan roda empat. Padahal, pemilik lahan sudah mau memberikan untuk akses becak.
"Saya tau kalau pemilik mau kasih buat becak tapi sekolah minta masuk mobil, karena emosi jadi ajah ditutup sekalian sama pemilik."Kata Cecep, pemilik warung makan.
Diakui cecep, warung makan miliknya bukan akses jalan umum. Ia hanya izinkan kendaraan kepala sekolah yang parkir di lahan usahanya.
"Pihak sekolah minta parkir mobil saya izinkan kepala sekolahnya saja. Kalau yang lain gakkan ini bukan jalan umum tapi tempat usaha saya."Kata cecep.
Guru dan siswa berharap dinas pendidikan memberikan solusi agar jalan masuk kembali dibuka.
(mud/mud)