Menyimak 'Amanat Galunggung' untuk Petani Milenial Pengolah Nira Aren

Menyimak 'Amanat Galunggung' untuk Petani Milenial Pengolah Nira Aren

Yudha Maulana - detikNews
Jumat, 27 Agu 2021 11:20 WIB
Sejumlah petani milenial tengah belajar cara mengambil gula aren
Sejumlah petani milenial tengah belajar cara mengambil gula aren (Foto: Yudha Maulana)
Tasikmalaya -

Nyaris gerimis di kaki gunung Galunggung, Tasikmalaya, Rabu (25/6/2021). Namun, sedikit pun, perhatian para petani milenial tidak lepas dari Nanang (50), petani gula aren yang sedang menerangkan cara menyadap.

Dengan kaki berpijak pada sebuah bongkahan kayu yang disandarkan ke pohon aren, Nanang berdiri di ketinggian. Tangannya meraih tandan aren siap potong.

Kepada kaum milenial yang berada di bawahnya, Nanang berbicara penuh rasa hormat. Terlihat dari pilihan katanya yang menyebut 'acep' untuk lelaki muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanang, seolah-olah sedang menyampaikan Amanat Galunggung, naskah Sunda kuna dari abad ke-15 yang ditemukan di Kabuyutan Ciburuy, kepada generasi penerus kehidupan pertaniannya.

"Hana nguni, hana mangke. Tan hana nguni, tan hana mangke", demikianlah salah satu kutipan dari Amanat Galunggung. Ada dahulu, ada sekarang. Tak ada dahulu, tak ada sekarang.

ADVERTISEMENT

Nanang telaten memperlihatkan bagaimana cara memperlakukan pohon aren dengan baik.

Seperti tidak berlaku kasar ketika meninggur atau menggoyang-goyangkan tandan aren sebelum disadap niranya.

Sebaliknya, para Petani Milenial binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat itu tampak sangat terkesima.

Mereka yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat tersebut mencatat, memotret, dan bertanya kepada Nanang semua hal terkait penyadapan aren.

Setelah usai penyadapan, Nanang yang sudah puluhan tahun hidup mengandalkan gula aren, memperlihatkan bagaimana nira diolah menjadi gula merah dengan finishing product sebagai gula semut atau gula ganduan.

"Gula semut telah meningkatkan kesejahteraan petani gula karena harga jualnya di tingkat petani yang tinggi. Jika dilakukan secara serius hingga pengemasan, usaha ini sangat menguntungkan," kata Yuli Yanti Mentor dari Parahitawork Home Industry yang telah bekerjasama dengan para petani gula di Kubangkoak, di Kubangkoak.

Parahitawork juga yang menjadi tuan rumah Bimbingan Teknis Pascapanen dan Pengolahan Gula Aren, 25-26 Agustus 2021.

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Hendi Jatnila mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat khawatir dengan regenerasi petani yang cenderung stagnan.

"Makin susah ya melihat yang muda-muda bertani, bahkan di desa-desa. Sebabnya, pak Gubernur memerintahkan agar anak muda terjun ke dunia pertanian dan mau menggali potensi daerah masing-masing," kata Hendi dalam keterangannya di Kubangkoak.

Hendi mengatakan Petani Milenial diarahkan bukan hanya untuk menjadi pertani dan bekerja secara organis seperti mencangkul dan lain sebagainya, namun mesti pula menguasai semua unit pertanian dari hulu hingga ke hilir.

"Anggaplah kota itu sebagai pasar. Petani berkegiatan di desa, mengeksplorasi desa, dan mengolah hasil tani sampai siap dipasarkan," katanya.

Kepala Bidang Pengolahan, Pemasaran dan Usaha Perkebunan Disbun Jabar Fajar Abdillah mengatakan pelatihan pengolahan ini tidak berhenti hanya sebagai pelatihan. Namun, masing-masing petani milenial terus dibina dan dimonitor perkembangannya.

"Evaluasi hasil pelatihan dilakukan setiap tiga bulan sekali setelah pelatihan selesai," kata Fajar di Kubangkoak.

(yum/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads