Demam berdarah (DBD) menjadi salah satu penyakit yang mengancam di tengah masa pandemi COVID-19 ini. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) dari Januari hingga Agustus 2021, tercatat ada 9.748 kasus orang yang terkena DBD. Dari jumlah tersebut 80 di antaranya meninggal dunia.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinkes Jabar M Yudi Koharudin mengatakan Jabar merupakan wilayah endemik DBD. Selain itu, jumlah populasi warganya pun salah satu yang paling tinggi di Indonesia.
"DBD ini juga dipengaruhi oleh cuaca, pancaroba memengaruhi percepatan banyak dan tumbuhnya nyamuk," ujar Yudi saat dihubungi detikcom, Kamis (26/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daerah di Jabar yang memiliki catatan kasus DBD yang paling tinggi, ada di Kota Depok dengan 1.924 kasus, kemudian Kota Bekasi 1.602 kasus dan Kota Bandung 1.385 kasus.
Berdasarkan data sampai Juni 2021 angka kesakitan/insiden tertinggi yaitu Kota Depok dengan 77 kasus dari 100 ribu penduduk, Kota Bandung 55 dari 100 ribu penduduk dan Kota Tasikmalaya 54 dari 100 ribu penduduk.
Sedangkan untuk daerah yang memiliki kasus kematian tinggi karena DBD yaitu Kabupaten Bandung dengan 10 kasus kematian, Kota Tasikmalaya dengan 9 kasus kematian dan Kota Bogor dengan enam kasus kematian.
Walau demikian, kata Yudi, jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBD tahun ini dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan. Dilihat dari jumlah kasus sampai bulan Juni 2021 dibandingkan tahun 2020. Tahun lalu tercatat 16.396 kasus dan 131 kematian pada periode yang sama tahun ini.
"Kita dari awal Januari telah membuat surat edaran mengenai tanggap DBD, bulan April juga ada surat dari pak gubernur ke kabupaten/kota yang berkaitan dengan antisipasi peningkatan kasus DBD," kata Yudi.
Untuk memberantas penyakit DBD, dikatakan Yudi, perlu upaya bersama dari masyarakat. Upaya tiga 3M Plus yaitu menutup, menguras dan mendaur ulang benda atau tempat yang bisa dijadikan tempat berkembangnya nyamuk.
"Plusnya itu kita ada yang disebut dengan G1R1J di tengah pandemi covid, banyak orang yang diam di rumah, jangan lupa bersih-bersih rumah, untuk menghindari DBD, jangan sampai ada tempat perindukan nyamuk DBD ini," katanya.
"Bagaimana caranya, contoh kita sering mengganti air vas bunga, kemudian di belakang lemari es ada air di tempat penampungan, airnya itu harus rutin dibuang, botol bekas dan lainnya karena nyamuk aedes aegypti ini senang berkembang di air bersih yang ada alasnya, pencegahan dari hal-hal yang kecil seperti itu," ujarnya.
(yum/mso)