Kisah Nelayan Sukabumi, Menerjang Ombak Demi Berburu Udang Rebon

Kisah Nelayan Sukabumi, Menerjang Ombak Demi Berburu Udang Rebon

Syahdan Alamsyah - detikNews
Minggu, 22 Agu 2021 14:15 WIB
Nelayan pencari udang rebon nekat menerjang ombak pantai Sukabumi
Nelayan pencari udang rebon nekat menerjang ombak pantai Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah)
Sukabumi -

Gelombang tinggi yang akhir-akhir ini melanda pesisir pantai selatan membuat sejumlah nelayan takut untuk melaut. Meski begitu mereka tetap harus mencari solusi agar dapur rumah tetap ngebul meski terkadang risiko tinggi tetap harus mereka hadapi.

Asep misalnya, nelayan asal Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi ini terpaksa setop melaut setelah gelombang pasang terjadi dalam sepekan terakhir. Memikul jaring, pria itu bersama rekan-rekannya menyusuri pesisir dan mulai menjaring udang rebon.

Bukan hal mudah menjaring rebon, mereka berjibaku dengan ombak setinggi dada. Ketika desakan ombak datang, tubuh mereka bergoyang, kaki kuda-kuda mencengkram pasir pesisir menahan hempasan. Bergantian mereka menarik jaring dan bergegas menariknya ke pesisir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sehari-hari biasanya nelayan, karena cuaca buruk terpaksa mencari alternatif lain mencari rebon atau udang kecil. Ini cari udang rebon sudah tiga hari, hasilnya tidak sebanyak melaut namun lumayan buat dapur ngebul," lirih Asep, Minggu (22/8/2021).

Asep bercerita penghasilan mencari udang rebon tidak sebagus melaut, penghasilan mereka harus dibagi tiga. Karena menarik jaring tidak bisa dilakukan sendirian, berangkat jam 09.00 WIB hingga sore sudah bagus bisa mengantongi Rp 150 ribu.

ADVERTISEMENT

"Berangkat setiap jam 09.00 WIB, pagi sampai sore kalau penghasilan Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu dibagi tiga. Karena narik jaring kan ada yang dari pinggir satu, kiri satu kanan satu," lirih Asep.

Perjalanan udang rebon tidak hanya sampai ke pesisir untuk kemudian jadi uang. Nelayan menyerahkan hasil tangkapan udang rebon ke istri mereka yang kemudian dijual dengan cara keliling kampung.

"Dijual Rp 10 ribu, ke tetangga ke kampung-kampung. Rp 10 ribu setengah liter - satu gelas. Kalau seliter Rp 20 ribu," imbuh Asep.

Kehidupan serupa juga dialami Sudrajat, ia membenarkan cuaca buruk membuat penghasilannya carut-marut. Solusi satu-satunya adalah dengan berburu udang rebon.

"Sehubungan cuaca jelek, anak istri perlu makan saya akhirnya ambil rebon ini, dari segi keuntungan sangat jauh bisa dibandingkan melaut. Berhubung cuaca jelek akhirnya saya ambil rebon kalau bicara keuntungan ya untung jadi nelayan jauh. Kalau jadi nelayan sehari semalam bisa dapat Rp 400 ribu, sedikitnya Rp 300 ribu, kalau ini hanya Rp 100 ribu. Hasilnya juga harus keliling dijual ke kampung-kampung," papar Sudrajat.

Asep dan Sudrahat berharap cuaca buruk lekas berlalu, mereka ingin melaut kembali dan membawa rejeki untuk keluarganya di tengah sulitnya mencari lahan profesi lain yang menjanjikan di tengah pandemi.

Cuaca buruk yang terjadi di perairan Pantai Selatan sudah lebih dari sepekan terjadi. Sejumlah fasilitas umum dan puluhan perahu nelayan dikabarkan rusak akibat dihantam gelombang tinggi.

(sya/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads