Sebuah tongkang kandas di Pantai Bojong Salawe, Kabupaten Pangandaran. Kejadian itu menjadi perhatian warga karena tetiba ada sebuah kapal terdampar di tepi pantai. Kapal besar itu menantikan evakuasi agar bisa kembali melaut.
Belakangan diketahui tongkang tersebut merupakan armada pengangkut beton untuk proyek pemasangan break water atau pemecah ombak di Pantai Barat Pangandaran. "Kejadiannya hari Kamis kemarin, diduga akibat tali tambat tongkang putus akibat ombak besar," kata salah seorang petugas pelabuhan Bojong Salawe Pangandaran, Jumat (20/8/2021).
Setelah tali penambat putus, kapal pengangkut itu kemudian terbawa ombak ke tepi pantai sehingga kandas. Upaya mengevakuasi pun belum membuahkan hasil karena kapal thugboat atau kapal penariknya juga mengalami kendala di baling-baling. "Kapal penariknya juga mengalami kendala," kata petugas tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, sejak beberapa bulan terakhir di sekitar pelabuhan Bojong Salawe tengah dilakukan pembuatan beton-beton pemecah ombak. Hasil cetakan beton itu sedianya akan ditenggelamkan atau dipasang di Pantai Barat Pangandaran. Teknisnya dari Pelabuhan Bojong Salawe beton itu akan diangkut dengan menggunakan kapal, lalu diluncurkan di sekitar Pantai Barat Pangandaran.
Pekerjaan itu merupakan proyek milik Pemprov Jabar. Dari papan pengumuman proyek diketahui pemasangan break water itu merupakan pekerjaan dari Dinas Sumber Daya Air UPTD Pengelolaa Sumber Daya Air wilayah Sungai Ciwulan-Cilaki. Nilai proyeknya sekitar Rp 14,6 miliar dan dikerjakan oleh sebuah perusahaan swasta asal Jakarta.
Ariston Tambunan, perwakilan pelaksana proyek, menjelaskan tongkang yang kandas di pantai tersebut sedianya hendak mengangkut beton pemecah ombak dari pelabuhan Bojong Salawe ke pantai barat Pangandaran. "Ya tongkang milik kami, sedianya hendak digunakan untuk mengangkut beton pemecah ombak. Tapi karena cuaca buruk dan arus laut kencang, sehingga terjadi insiden tersebut," kata Ariston.
Dia mengakui insiden itu mengganggu jadwal pekerjaan proyek tersebut. Rencananya akhir pekan ini peluncuran beton pemecah ombak dilakukan di pantai barat Pangandaran. Tapi karena kapal mengalami masalah, jadi tertunda.
"Sedang kami lakukan upaya evakuasi atau melakukan langkah-langkah lain misalnya mendatangkan kapal pengganti. Sedang kami koordinasikan," ujar Ariston.
Dia optimistis insiden ini tidak akan mengganggu pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan atau sampai membuat pekerjaan molor melewati batas waktu pelaksanaan proyek di bulan Oktober mendatang. "Sekadar masalah teknis, segera kami tangani. Pekerjaan secara keseluruhan tidak akan terganggu," ucap Ariston.
Pemasangan beton pemecah ombak di Pantai Barat Pangandaran ini merupakan program Pemprov Jabar untuk menyokong aktivitas pariwisata di Pangandaran. Dengan adanya pemecah ombak, arus di pantai akan menjadi lebih tenang dan mendukung faktor keselamatan pengunjung.
Dengan pemasangan pemecah ombak sepanjang 130 meter ini, area berenang di pantai Pangandaran pun nantinya akan semakin panjang. Pemasangan pemecah ombak kali ini merupakan proyek lanjutan dari kegiatan serupa di tahun sebelumnya.
(bbn/bbn)