Sebanyak 500 santri ikut serta dalam gelaran vaksinasi massal di Pondok Pesantren Persatuan Islam 24 Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (18/8/2021). Vaksinasi bagi santri tersebut diharapkan mendorong kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat segera diberlakukan.
Ketua Pelaksana Gebyar Vaksi Pesantren Persatuan Islam (PPI) Rancaekek Arief Hadillah menuturkan pendaftaran vaksinasi dilakukan secara online. Santri dan orang tua santri dinilai antusias dengan pelaksanaan vaksinasi massal tersebut.
"Dari hasil pendaftaran secara online itu yang masuk sekitar 511 orang. Itu terdiri dari santri dan orang tua santri," ujar Arief di lokasi, Rabu (18/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief menuturkan program vaksinasi bagi santri merupakan salah satu langkah agar kebijakan pembelajaran tatap muka dapat digelar. Selain itu, vaksin dinilai memberikan rasa aman kepada santri, guru maupun orang tua.
"Ini dalam rangka mempersiapkan diri untuk pertemuan tatap muka. Kami berharap dengan adanya vaksin secara massal ini di kalangan santri, mudah- mudahan tatap muka itu bisa dilakukan," ujarnya.
Pasalnya, kata Arief, penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai kurang maksimal. Karena di pesantren diperlukan pengawasan akhlak bagi santri yang harus dipantau secara langsung dan bertahap.
"Karena menigngat sudah 2 tahun ini kita melaksanakan pembelajaran daring, dengan berbagai kendalanya, dan memang PTM itu sudah menjadi keharusan. Karena tingkat stress anak dan orang tua itu semakin tinggi, kemudian target pembelajaran menjadi kendor kalau dilakukan online," ucapnya.
Di pihak lain, Ketua Satgas Pimpinan Pusat Persis Soni Ramdhani menuturkan, pelaksanaan vaksinasi sudah memasuki gelombang ketiga dan bekerjasama dengan Polri. Sebanyak 25 persen dari total dosis yang diberikan diberikan kepada masyarakat di sekitar pesantren.
"Seluruh pesantren di Persis itu ada 324 pesantren, dengan rata rata santri terkecil 300-an santri. Terkait target kita mungkin sekitar 10 ribu," ucap Soni.
Selain vaksinasi, Soni mengatakan, pihaknya pun melakukan sejumlah kegiatan solidaritas kepada pasien isoman dan pemulasaran jenazah yang terpapar COVID-19.
"Dan untuk memperluas itu kami juga akan ada pelatihan memandikan jenazah, pastinya secara medis," pungkasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menyiapkan program 'Milenial Siaga COVID-19. Nantinya melalui program tersebut lima orang pelajar di setiap kelas akan dikukuhkan sebagai anggota 'Milenial Siaga COVID-19'..
Mereka akan diberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah. Selain itu mereka juga harus mengingatkan siswa lain agar mematuhi prokes COVID-19.
"Memasuki masa sekolah tatap muka terbatas. Kami kumpulkan para kepala sekolah untuk diberikan penjelasan tekait 'Millenial Siaga COVID-19. Jadi anggotanya Milenial Siaga ini di setiap kelas minimal ada lima orang. Jadi lima orang ini dikukuhkan, camat bisa hadir UPT pendidikan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas hadir, kita berikan tanda dan pin, juga tugasnya. Supaya mereka menjadi bangga dan mampu mengontrol dirinya, dan temannya," kata Ade Sugianto, Bupati Tasikmalaya, di Kantornya Rabu (18/08/21).
Ade menyebut 'Milenial Siaga COVID-19 ini, dibagi dua shift setiap harinya sesuai jam pelajaran. Dia berharap lewat 'Millenial Siaga COVID-19 ini, anak-anak bisa menjadi agen atau duta perubahan prilaku di rumahnya selain di sekolah.
"Yang dikontrol dan dilaksanakan oleh anak-anak kita itu 5M. Jadi tujuan saya mengontrol mereka. Jadi pasang baliho, di sekolah masing-masing, jadi yang terpampang adalah anak atau siswa," jelas Ade.
Dia optimistis dengan hadirnya program 'Milenial Siaga COVID-19' di sekolah bisa menjadi cara terbaik melawan COVID-19 terutama di lingkungan sekolah. Selain itu, pihaknya juga terus berupaya menggenjot pelaksanaan vaksinasi.
"Permasalahannya, vaksin nya susah. Tasikmalaya, 19 Juli 2021 baru kita terima lagi pada 3 Agustus, itupun jumlahnya hanya 2.000-7.000 dosis, jadi tidak sebanding. Menurutnya, dari target 1,4 juta, Kabupaten Tasikmalaya baru 159 ribu orang yang divaksin. Itupun sudah dibantu oleh TNI/Polri," ujar Ade.
(mso/mso)