Menengok Gedung Linggarjati, Saksi Bisu Perjuangan Indonesia Usai Merdeka

Menengok Gedung Linggarjati, Saksi Bisu Perjuangan Indonesia Usai Merdeka

Bima Bagaskara - detikNews
Senin, 16 Agu 2021 19:01 WIB
Melihat Gedung Linggarjati yang menjadi saksi bisu perjuangan Indonesia
Melihat Gedung Linggarjati yang menjadi saksi bisu perjuangan Indonesia (Foto: Bima Bagaskara)
Kuningan -

Gedung Naskah Linggarjati yang berada di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan menjadi saksi bisu dari kemerdekaan Bangsa Indonesia. Gedung yang saat ini dijadikan museum memorial ini menjadi tempat berlangsungnya perundingan antara Indonesia-Belanda di tahun 1946.

Namun siapa sangka dibalik sejarah yang tersimpan di Gedung Naskah Linggarjati ini, dulunya gedung tersebut adalah sebuah gubuk milik seorang janda bernama Jasitem.

"Sejarahnya gedung ini tahun 1918 adalah sebuah gubug milik seorang janda bernama Jasitem. Kemudian di tahun 1921 gubug tersebut dirombak oleh seseorang berkebangsaan Belanda bernama Tuan Tersana menjadi bangunan semi permanen," kata Sutiana kordinator Gedung Naskah Linggarjati saat berbincang dengan detikcom, Senin (16/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutiana menceritakan setelah dirombak menjadi bangunan semi permanen, di tahun 1930 gedung ini kemudian dijadikan tempat tinggal permanen oleh orang Belanda lainnya bernama Van Oot Dome.

Setelah itu, rumah Van Oot Dome selanjutnya dikontrakkan kepada Heiker di tahun 1935 di dijadikan sebuah hotel bernama Hotel Rustoord. Pada tahun 1942, ketika pemerintahan Jepang menduduki Indonesia, gedung ini pun berubah nama menjadi Hotel Hokay Ryokai.

ADVERTISEMENT

"Tapi tahun 1943 itu gedung ini direbut oleh pejuang Indonesia dan dijadikan sebagai markas serta dapur umum. Saat Indonesia merdeka tahun 1945, namanya diganti dari Hotel Hokay Ryokai jadi Hotel Merdeka," ungkapnya.

Barulah di tahun 1946 tepatnya di tanggal 10-13 November, delegasi Pemerintah Indonesia dengan delegasi Pemerintah Belanda menggelar pertemuan di Hotel Merdeka. Delegasi Pemerintah Indonesia yang dipimpin Sutan Sjahrir berupaya mengusir Belanda melalui jalur hukum.

Dalam perundingan tiga hari itu dihasilkan Naskah Linggarjati yang didalamnya terdapat tiga isi pokok kesepakatan. Dari perundingan yang penting itulah kemudian Hotel Merdeka selanjutnya diberi nama Gedung Naskah Linggarjati.

"Tiga isi pokonya ialah Belanda harus mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura dan mengharuskan Belanda meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949," jelas Sutiana.

"Kedua, Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Ketiga, Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya," lanjutnya.

Melihat suasana perundingan Indonesi-Belanda tahun 1946Melihat suasana perundingan Indonesi-Belanda tahun 1946 Foto: Bima Bagaskara

Masih kata Sutiana, setelah perundingan Linggarjati selesai dan menghasilkan kesepakatan, Gedung Naskah Linggarjati sempat dikuasai oleh pasukan Belanda tepatnya saat agresi militer kedua pada tahun 1948 hingga 1950 sebelum dijadikan sebagai sekolah dasar selama 25 tahun.

"Tahun 1948 sampai 1950 saat agresi militer kedua gedung ini dikuasai dan dijadikan markas Belanda. Baru tahun 1950 sampai 1975 gedung ini dijadikan Sekolah Dasar Negeri Linggarjati," ujarnya.

Barulah di tahun 1976, pemerintah menyerahkan Gedung Naskah Linggarjati ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan museum memorial yang bertahan hingga saat ini.

Di dalamnya sejumlah barang-barang bersejarah yang seperti piano, meja, kursi, lemari hingga tempat tidur yang saat itu dipakai oleh delegasi Pemerintah Indonesia maupun Belanda dalam perundingan Linggarjati masih tersimpan rapih.

Meski ada beberapa barang yang merupakan replika, namun tata letak barang-barang tersebut ditempatkan sesuai saat perundingan Linggarjati berlangsung.

(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads