Telaga Biru Cicerem di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan sudah menjadi salah satu ikon destinasi wisata. Telaga Biru Cicerem sangat populer di kalangan wisatawan, keindahan air danau berwarna biru dengan ratusan ikan berwarna-warni jadi daya tariknya.
Namun di balik itu, Telaga Biru Cicerem juga menyimpan kisah legenda di dalamnya. Kisah legenda itu ialah kisah seorang perempuan bernama Nyi Bomas Inten. Pengelola Talaga Biru Cicerem kemudian membuat sebuah patung yang menggambarkan sosok tersebut.
Iim Ibrahim pengelola Telaga Biru Cicerem yang sekaligus putra asli Desa Kaduela mengungkapkan Nyi Bomas Inten merupakan salah satu warga di Desa Kaduela yang kemudian menikah dengan pria keturunan keturunan Keraton Cirebon, Syekh Abdul Iman pada zaman Walisongo dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Iim saat itu Syekh Abdul Iman ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam di Desa Kaduela yang kala itu mayoritas warganya menganut agama Hindu.
"Kalau sosok perempuan ini memang sejarahnya dulu ada perempuan namanya Nyi Bomas Inten yang dipersunting oleh Syekh Abdul Iman. Dulu disini (Kaduela) agamanya Hindu, jadi Syekh ini datang untuk menyebarkan agama Islam dan bertemu Nyi Bomas Inten," kata Iim, Minggu (15/8/2021).
Namun Iim mengaku tidak mengetahui persis perjalanan Nyi Bomas Inten dan Syekh Abdul Iman dalam menyebarkan agama Islam di Desa Kaduela. Yang pasti kata dia, Nyi Bomas Inten ini dipercaya masih menjaga Telaga Biru Cicerem hingga saat ini.
"Jadi istilahnya patung ini memang menggambarkan sosok penunggu disini yakni Nyi Bomas Inten itu karena katanya masih menjaga tempat ini," ujarnya.
Ia juga menjelaskan dibuatnya patung perempuan tersebut dilatarbelakangi agar masyarakat Desa Kaduela bisa mengingat dan mengetahui sedikit sejarah desa. Selain itu patung tersebut juga dibuat untuk dijadikan ikon dari Talaga Biru Cicerem.
"Patung ini dibuat agar generasi muda juga bisa ingat sejarah Desa Kaduela ini gimana jadi sengaja dibuat patung ini. Patung ini juga kita jadikan ikon Talaga Biru Cicerem, biar orang kalau lihat patung ini ingat ada disini," ungkapnya.
Meski menggambarkan sosok penunggu Telaga Biru Cicerem namun patung perempuan tidak tampak menyeramkan. Pengelola sengaja membuat patung ini komplit dengan air mancur agar terlihat indah.
"Patungnya ada air mancurnya, jadi tidak menyeramkan, cuma ikon aja. Tapi ada artinya, air mancur dan membawa bakul istilahnya seorang perempuan yang mengasihi dan memberi kehidupan bagi masyarakat Desa Kaduela," tutup Iim.
(mso/mso)