Pemerintah Provinsi Jawa Baratt membutuhkan relawan guna mempercepat vaksinasi dan tracing. Pemprov Jabar pun membuka relawan bagi kalangan mahasiswa.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sejauh ini Pemprov baru punya 1.500 orang dari perguruan tinggi di Jabar yang menjadi relawan. Pemprov Jabar, kata dia, membutuhkan sekitar 22.000 relawan mahasiswa.
"Existing sekarang kurang lebih 1.500 relawan dari universitas yang sudah konfirmasi dan lima universitas lagi sedang dalam proses pendataan. Mudah-mudahan bisa lebih banyak. Kami butuhnya 22.000 orang," ujar Kang Emil sapaannya berdasarkan keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (7/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil menuturkan kebutuhan relawan dari mahasiswa ini berdasarkan arahan dari pemerintah pusat. Dalam arahannya, pemerintah pusat akan memfokuskan relawan vaksinasi ke mahasiswa tahap akhir fakultas kedokteran. Mahasiswa yang memenuhi syarat akan dijadikan petugas vaksinator.
Sementara itu berdasarkan target, Emil mengatakan Jabar memiliki target dari 150 ribu orang per hari menjadi 500 ribu dosis per hari. Dia menegaskan target ini guna pembentukan herd immunity terealisasi akhir 2021.
"Target vaksinasi Jabar kan dari 150.000 per hari kami naikkan menjadi 500.000 per hari. Sehingga untuk mengejar itu kami butuh lebih banyak relawan," ucapnya.
TNI di Tasikmalaya Gelar Vaksinasi Massal
Sementara itu Kodim 0612/Tasikmalaya menggelar Vaksinasi massal di Lapangan Panenjoan, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (07/08/21). Bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Tasikmalaya dan Humanity First, petugas menyasar masyarakat yang belum divaksin. Ditargetkan sebanyak 2 ribu orang akan mendapatkan vaksinasi, yang digelar tiga hari hingga Senin (9/8/21).
"Program Serbuan Vaksin Nasional ini dilakukan sebagai bentuk sumbangsih kami TNI untuk percepatan Vaksinasi masyarakat sampai ke Pelosok."Kata Letkol Inf Ary Sutrisno, Dandim 0612 Tasikmalaya, di lokasi.
Vaksinasi massal ini berlangsung tertib dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Peserta vaksin wajib menggunakan masker serta jaga jarak. Mereka juga jalani proses screening sebelum mendapat Vaksin.
"Kami lihat selama proses vaksinasi alhamdulillah menerapkan Protokol kesehatan dengan baik," kata Ary.
Menurutnya dibutuhkan sosialisasi yang maksimal untuk mengajak masyarakat agar bersedia divaksin. Sebagian masyarakat masih saja termakan isu Hoax terkait Vaksin.
"Banyaknya informasi hoax yang beredar memunculkan kepanikan, ketakutan, hingga tidak dapat membedakan informasi fakta dan palsu seputar COVID-19. Bahkan tidak dipungkiri, informasi palsu ini menghambat program vaksinasi. Padahal faktanya vaksin dapat mencegah paparan covid-19 dengan kondisi yang sangat parah dan menyebabkan kematian," ujarnya.
Selain kegiatan vaksinasi massal, dalam kegiatan itu juga dideklarasikan Desa Tejowaringin Siaga COVID-19, yang iharapkan dapat menjadi percontohan bagi desa lainnya di Kabupaten Tasik.
(dir/ern)