Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan di rumah makan. Langkah ini sebagai persiapan relaksasi sektor ekonomi.
Simulasi protokol kesehatan itu dilakukan di Rumah Makan Sindang Reret, Jalan Surapati, Kota Bandung, Jumat (30/7/2021). Ditinjau langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya dan jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
"Monitoring PPKM Level 4 di kafe resto, kami dari gugus tugas lihat kesiapan, sekarang skor kita sudah 1,78 sedikit lagi bisa ke level 3. Kalau Minggu depan regulasi Level 3 sudah ada kelonggaran, kita lihat kesiapannya seperti apa," kata Yana usai monitoring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yana membenarkan, jika monitoring ini merupakan bentuk aksi pemasangan bendera putih yang dilakukan oleh resto di Kota Bandung. Selain itu, pihaknya sudah menampung aspirasi para pengusaha kafe dan resto.
"Iya, makannya gini kita mah tampung aspirasi, regulasi nya tidak memungkinkan. Kita lihat curva penyebaran COVID-19 ini sudah cenderung turun, makannya tadi skor kita sudah 1,78 ya, kurang 0,2 aja kita turun Level ke level 3," ungkapnya.
Baca juga: Ormas di Bandung Bentrok, Dua Orang Ditusuk |
Yana menyebut, simulasi ini dilakukan sebagai persiapan jika kafe dan resto kembali dibuka.
"Kita butuh persiapan, jangan sampai nanti kaget, kita berdoa, BOR sudah 60 persen, indikatornya penambahan dari 900 sekian sehari dan sekarang sudah 200 sekian," sebutnya.
Yana menilai, hasil peninjauan rumah makan tersebut sudah layak. Yana juga berpesan, agar seluruh karyawan cafe dan resto di Kota Bandung wajib divaksin dan menyiagakan satgas COVID-19 mandiri.
"Saya lihat sudah (layak), semua karyawan sudah harus divaksin. Kapasitas juga dengan meja25 persen. Tambahan, itu setiap tempat menyiapkan satgas mandiri, tinggal tambah itu, kalau ini dibuka saling mengawasi dan nyaman," jelasnya.
Saat disinggung kembali terkait pemasangan bendera putih, Yana tegaskan aspirasi sudah ditampung. Namun dalam kondisi seperti ini, pihaknya juga harus mementingkan kesehatan masyarakat.
"Kemarin kita tampung aspirasi, kita pahami, kami sampaikan bahwa dari sejak awal terjadi pandemi COVID-19, Bandung itu selalu mengutamakan kutub kesehatan. Kutub kesehatan dan ekonomi merupakan dua sisi mata uang berbeda dan bagaimana kita menyiasati kutub kesehatan dulu yang utama," tuturnya.
"Pengusaha memahami, bahwa tetap tutup, kesehatan yang utama," pungkasnya.
(wip/mud)