Ini Upaya Bandung Zoo Selamatkan Satwa di Tengah Minimnya Pemasukan

Ini Upaya Bandung Zoo Selamatkan Satwa di Tengah Minimnya Pemasukan

Wisma Putra - detikNews
Selasa, 27 Jul 2021 14:47 WIB
Kebun Binatang Bandung dibuka
Foto: Kebun Binatang Bandung (Siti Fatimah/detikcom)
Bandung -

Biaya untuk pakan satwa di Bandung Zoo atau Kebun Binatang Bandung tersisa untuk sebulan ke depan. Saat ini pihak pengelola telah menyiapkan berbagai cara agar ratusan koleksi satwa tidak kelaparan.

Salah satu cara yang akan dilakukan untuk menyelamatkan hewan koleksi di Bandung Zoo adalah dengan melakukan puasa daud atau resiko terburuknya, memberi pakan satwa karnivora dengan memotong satwa herbivora.

"Kita sebulan butuh Rp 350 juta, harus disiapkan dana," kata Marketing Communication Bandung Zoo Sulhan Syafi'i di Bandung Zoo, Selasa (27/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dana Rp 350 juta itu, untuk kebutuhan beragam pakan satwa selama satu bulan. "Rumput gajah per empat hari kita butuhkan 3,8 ton, itu hanya gajah, rumput rusa beda lagi, untuk jerapah ada kaliandra dan macam-macam, ada apel, ada bawang bombay, terus pelet, wortel, kacang panjang, buncis, pisang, itu makanan tambahan, itu yang kita modifikasi biasanya," ungkapnya.

Pihak pengelola juga saat ini sudah melakukan modifikasi pakan dengan mengurangi sedikit makanan tambahan. "Ada cuman sedikit, kalau kita makan ada garnisnya, sekarang ada sedikit, jangan sampai hilang makanan tambahnya, itu kan nutrisi tambahnya, rumput makanan utamanya, tapi kalau gak ada tambahannya repot," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, lanjut dia, pakan daging untuk satwa karnivora juga sudah dimodifikasi. "Daging sapi, sekarang dioplos dengan daging ayam, karena kalau utuh sebelum krisis misal harimau Sumatera kita kasih tiga hari makan, sehari libur, sehari itu kita kasih 10 kilogram, 50 persennya daging sapi dan 50 persen daging ayam, setelah krisis kita modifikasi 30 persen daging sapi, 70 persen daging ayam, jadi banyak daging ayamnya," ucapnya.

Saat disinggung apakah modifikasi pakan itu memilki dampak buruk, Sulhan menyebut tidak. "Enggak, tapi mereka sedikit kurus, tapi ternyata itu lebih sehat bagi mereka," tuturnya.

Sulhan menyebut, di masa PSBB beberapa waktu lalu Bandung Zoo pernah melakukan puasa daud untuk satwa karnivora. "Kita sempat puasa daud, sehari makan, sehari tidak pada saat titik terendah. Setelah itu alhamdulillah bantuan banyak dan alhamdulillah buka," ujarnya.

Selain puasa daud, resiko terburuk lainnya juga bisa dilakukan yakni memberi pakan satwa karnivora dengan satwa herbivora.

"Kita ada SOP, kita punya 30-an angsa, terus burung-burung yang tidak dilindungi, punya rusa totol itu yang akan kita potong duluan untuk menyelamatkan satwa endemik atau satwa asli Indonesia misalnya macan tutul, harimau Sumatera, itu yang kita selamatkan duluan," ucapnya.

"Kita sekarang sudah mau ke titik terendah, kita belum umumin aja kapan membuat puasa daud si karnivor," tambahnya.

Strategi modifikasi pakan itu, biasa dilakukan untuk kebun binatang yang mengalami krisis.

"Strategi seperti itu selalu ada, makan libur, makan libur. Enggak kenapa-kenapa, karena setiap hari karnivor (di hutan) makannya itu kadang-kadang seminggu sekali, atau 10 hari baru dapat mangsa, yang makan tiap hari itu herbivor, seperti jerafah, rusa, itu tiap hari," pungkasnya.

Sulhan juga mengungkapkan, kondisi saat ini cukup berdampak buruk terhadap pendapatan. Pihaknya juga terpaksa memangkas gaji untuk pegawai agar kondisi keuangan di Bandung Zoo tidak kewalahan.

"Kita sudah satu bulan lebih tutup sejak 17 Juni, sejak bulan lalu upah karyawan juga dibelah untuk membeli pakan satwa," kata Sulhan.

"Misalkan gaji karyawan itu sebagian untuk satwa, sebagian dibawa pulang untuk karyawan," tambahnya.

Dia menyebut saat ini kas pakan satwa hanya tersisa hingga sebulan ke depan. "Di kas kita, kalau ditutup seperti sekarang sampai sebulan ke depan kita nyerah. Karena tidak memungkinkan lagi memodifikasi pakan yang sekarang ini," jelasnya.

Meski gaji karyawan harus dipotong, Sulhan memastikan kondisi satwa saat ini sehat.

"Semua satwa sehat, kita selamatkan yang utama adalah satwa," ujarnya.

(wip/mso)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads