Merinding! Warga Kampung Cirebon Hidup Berdampingan dengan Kompleks Makam

Merinding! Warga Kampung Cirebon Hidup Berdampingan dengan Kompleks Makam

Sudirman Wamad - detikNews
Minggu, 25 Jul 2021 09:28 WIB
Cirebon -

Kompleks pemakaman identik dengan kesan menyeramkan atau horor. Salah satu perkampungan di Kota Cirebon warganya hidup berdampingan dengan makam.

Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kemlaten menjadi ruang beraktivitas dan bermain warga Kampung Katiasa RW 09 Kelurahan, Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat. Rumah-rumah warga di kampung itu berdampingan dengan makam. Bahkan beberapa makam berada persis di depan pintu rumah. Ada juga toko pakan ternak yang dikelilingi makam. Potret bocah bermain di pemakaman pun hal yang lumrah.

Sekadar diketahui, TPU Kemlaten memiliki akses jalan alternatif penghubung antara Jalan Angkasa Raya menuju Kalan Kanggraksan. Sedari pagi hingga malam jalan ini selalu ramai. Kesan horor pun sirna. Terlebih lagi, warga sekitar mengaku tak pernah mengalami hal-hal mistis selama puluhan tahun hidup berdampingan dengan makam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada (cerita horor). Masyarakat tidak takut, sudah terbiasa. Sudah beradaptasi, kan sejak kecil sudah biasa main di kuburan," kata Adeng Sumarna (51) selaku Ketua RT 01 RW 09 Katiasa saat berbincang dengan detikcom, Minggu (25/7/2021).

Adeng mengaku sudah tinggal di Kampung Katiasa sejak tahun 1990-an. Adeng sejak masih bocah sering bermain di makam. "Anak-anak sekarang juga sama. Ada yang main bola, main handphone dan lainnya. Sudah biasa lah," kata Adeng.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, lanjut Adeng, masyarakat tetap menjaga dan merawat makam. Adeng pun rutin menyapu pelataran sejumlah makam.

"Saling menghargai. Karena ini kan kompleks pemakaman umum ya. Biar tidak merusak juga. Makam-makam ini kan ada yang punya, sering ada yang ziarah," kata Adeng.

Senada juga disampaikan Ketua RW 09 Katiasa Ujang Aka. Ujang mengaku tak pernah mendapat laporan adanya cerita atau kejadian mistis di kampungnya. Ujang telah menjabat lima periode menjadi ketua RW di Katiasa.

"Tidak ada cerita horor-horor begitu. Masyarakat di sini sudah terbiasa, sudah beradaptasi. Tidak ada perasaan takut, mungkin pandangan orang luar beda dengan kami," kata Ujang.

"Yang penting tidak merusak. Saling menjaga dan merawat," kata Ujang menambahkan.

Merawat Tradisi

Ujang mengatakan TPU Kemlaten memiliki sejarah yang berkaitan dengan Syekh Siti Jenah. Menurut Ujang, Sykeh Siti Jenar pernah singgah di Kemlaten. Bahkan, ia menyebut Syekh Siti Jenah dimakamkan di Kemlaten.

Terlihat sejumlah makam tepat berda di depan sebuah tokoTerlihat sejumlah makam tepat berda di depan sebuah toko Foto: Sudirman Wamad

"Ya di sini ada situs makam Syekh Siti Jenar. Katanya pernah singgah di sini, kemudian membangun perkampungan. Singkatnya begitu," kata Ujang.

Selain Sykeh Siti Jenar, Ujang juga menyebutkan adanya makam sesepuh lainnya yang masih dirawat masyarakat, yakni Abah Zayn. Masyarakat Kampung Kemlaten rutin menggelar tahlil dan doa bersama di kedua makam sesepuh itu.

"Setiap 17 Agustus kita tahlil dan doa bersama. Ya sedekah bumi juga. Kita mendoakan sesepuh kita," kata Ujang.

"Kalau dilihat sejarah, dulu kosong di sini. Kemudian ditempati masyarakat dan menjadi tempat pemakaman umum juga," kata Ujang menambahkan.

(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads