Kasus COVID-19 di Jawa Barat belum menunjukkan adanya penurunan. Pada hari ini (16/7/2021), kasus COVID-19 di Jabar bertambah 10.730 kasus. Penambahan kasus ini, membuat angka kasus COVID-19 harian COVID-19 menembus angka sepuluh ribu selama dua hari berturut-turut.
Pada Kamis (15/7), tambahan kasus COVID-19 di Jabar mencapai 11.101 kasus. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi, sejak COVID-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020.
Dilihat lebih rinci, jumlah pasien isolasi atau dalam perawatan di Jabar mencapai 110.834 kasus. Ada penambahan 3.254 kasus aktif dibandingkan dengan satu hari sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akumulasi kasus selesai isolasi atau sembuh di Jabar mencapai 381.417 kasus, ada tambahan 7.339 kasus dalam satu hari. Sementara total kasus kematian dengan keterangan terpapar COVID-19 di Jabar mencapai 7.165 kasus.
Dalam tujuh hari terakhir dari tanggal 15 Juli 2021, kenaikan angka kasus COVID-19 di Jabar bertambah sebanyak 63.480 kasus. Pada periode yang sama, tambahan kasus paling banyak berada di Kota Bekasi (9.491 kasus), Kota Depok (7.019 kasus), dan Kabupaten Karawang (5.186 kasus).
Dilihat dari rasio keterisian tempat tidur perawatan (BOR) di Jabar, saat ini telah terisi 81.94% dari 19.194 tempat tidur yang tersedia di 333 rumah sakit yang melayani pasien COVID-19.
Bertambahnya angka kasus COVID-19 di Jabar ini juga berpengaruh pada jumlah zona merah atau daerah dengan tingkat penyebaran COVID-19 yang tinggi di Jabar. Saat ini terdapat 20 kabupaten/kota yang masuk ke dalam zona merah.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Jabar VIII Hasbullah Rahmad meminta, pemerintah segera melakukan evaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa - Bali. Hal itu sehubungan masih tingginya angka persebaran dan korban meninggal akibat pandemi covid-19 khususnya di Kota Depok dan Kota Bekasi.
"Tingkat persebaran pandemi ini sangat tinggi, untuk itu pembatasan skala regional dan mikro saya kira perlu diperhatikan ke depan. Jangan sampai libur Idul Adha ini menjadikan grafik semakin naik," ucap Hasbullah.
Berdasarkan pemantauan pihaknya di lapangan bahwa saat ini angka kematian terus mengalami peningkatan, di samping itu masyarakat sulit mendapatkan akses rumah sakit, oksigen dan lahan pemakaman. Sehingga opsi perpanjangan PPKM menjadi salah satu hal yang mungkin bisa dilakukan sebagai solusi untuk mengendalikan situasi pandemi saat ini.
"Menurut saya PPKM ini mungkin perlu diperpanjang khususnya untuk di Jabodetabek, dalam hal ini di Kota Depok dan Kota Bekasi. Karena arus migrasi masyarakat dari Jabodetabek ke Jakarta dan sebaliknya masih tinggi," katanya.
(yum/mud)