Ridwan Kamil Soal Lansia Wafat di Taksi Online: Bukan Karena Disekat

Ridwan Kamil Soal Lansia Wafat di Taksi Online: Bukan Karena Disekat

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Sabtu, 10 Jul 2021 16:21 WIB
Ridwan Kamil mengizinkan warga silaturahmi asalkan protokol kesehatan ketat
Foto: Dok Humas Pemprov Jabar
Bandung -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara soal lansia di Bandung meninggal di taksi online lantaran ditolak rumah sakit dan disebut terkena penyekatan PPKM. Menurut dia dari hasil penelusuran lansia itu meninggal bukan karena penyekatan PPKM.

"Bahwa kejadian di Bandung itu bukan karena disekat, si sopirnya berasumsi ada penyekatan sehingga dia mencari jalan tikus, sehingga terjadilah, kelamaan itu," ujar Kang Emil saat ditemui di sela-sela peninjauan penyekatan PPKM di GT Pasteur, Kota Bandung, Sabtu (10/7/2021).

Menurut Emil, berdasarkan arahan dari Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri kendaraan apapun yang membawa penumpang sakit akan diprioritaskan. Asalkan, kata dia, pengemudi menemui petugas penjaga PPKM dan berbicara ke petugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kata Pak Kapolda kalau bawa orang sakit tinggal bilang, dengan rasa kemanusiaanya pasti mengizinkan, jadi ceritanya harus lengkap," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Kokom yang sudah dalam kondisi kritis hendak dibawa ke rumah sakit di Kota Bandung menggunakan jasa taksi online. Sayangnya, dua rumah sakit yang didatangi keluarga ini tak bisa menerima pasien lagi dengan alasan ruang rawat yang penuh.

ADVERTISEMENT

Bani, sopir taksi online itu pun kemudian memacu kendaraannya ke RS Al Islam di Jl Soekarno Hatta. Rupanya, si ibu tak bisa segera ditangani karena lagi-lagi okupansi rumah sakit yang penuh.

"Ternyata di RS Al Islam penuh juga tidak bisa masuk. Kemudian koordinasi dengan keluarganya yang lain mau dibawa ke RS Santosa Bandung," kata Bani.

Dengan penuh rasa khawatir, Bani kemudian mengarahkan kendaraannya ke arah Jl Gatot Subroto menuju Jl Kebonjati. "Kalau Gatsu tidak ada tutup, pas kita mau ke Santosa, Jl Asia Afrika ditutup," ujarnya.

Bani pun harus mencari rute lain untuk menuju rumah sakit. Ia melihat kondisi si ibu sudah sangat lemas. "Memang sudah lemas, tapi masih bisa senyum. Yang paling bisa saya inget itu 'a nyungkeun bantosan sing sabar' (kak minta tolong, sabar), sempat ada komunikasi," katanya.

Sampai akhirnya si ibu menghembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil. "Saya berhenti sejenak, karena si ibu kata keluarganya seperti tidur, pas dicek sudah tak bernafas. Keluarganya histeris," ucapnya.

Lihat juga Video: Pesan Terakhir "Bapak Oksigen" Sebelum Wafat: Prioritaskan Kemanusiaan!

[Gambas:Video 20detik]



(dir/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads