Haru, Lansia Bandung Meninggal dalam Taksi Online Gegara RS Penuh

Round-Up

Haru, Lansia Bandung Meninggal dalam Taksi Online Gegara RS Penuh

Yudha Maulana - detikNews
Jumat, 09 Jul 2021 09:25 WIB
Sopir taksi online membagikan cerita penumpangnya meninggal karena ditolak sejumlah rumah sakit di Bandung
Foto: Lansia di Bandung meninggal dalam taksi online gegara RS penuh (tangkapan layar video)
Bandung -

Kabar duka datang di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Seorang lansia di Bandung meninggal dunia dalam taksi online saat perjalanan mencari rumah sakit.

Kejadian itu terjadi pada Kamis (8/7/2021). Kisah duka itu dibagikan oleh Bani, pengemudi taksi online yang mengantarkan lansia yang belum diketahui identitasnya itu ke rumah sakit.

Ketika itu ia menjemput lansia tersebut, beserta suami dan anaknya di sebuah klinik di Cijambe, Ujungberung, Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kan driver Go-Car, dapat orderan saya lagi on jam 11 dapat orderan dari klinik di Jalan Cijambe. Tujuannya ke RS Hermina, itu pas saya jemput itu ibu-ibu sudah dapat rujukan, kemudian setelah dapat rujukan dibawa ke RS Hermina bertiga. Bapaknya, putranya sama si ibu," ujar Bani ketika dihubungi detikcom.

Bani mengatakan, setelah menunggu kurang lebih setengah jam di RS Hermina, ibu yang tampak telah kritis tersebut tetap tak bisa dilayani. Alasannya, karena okupansi dari rumah sakit yang penuh.

ADVERTISEMENT

"Nah dari situ, terus saya bawa ke rumah sakit menunggu setengah jam penuh di sana setelah surat rujukannya dikasihkan itu, penuh enggak bisa masuk. Terus kemudian pihak keluarga minta offline, jujur saja, keluarganya minta dibawa ke RS Al Islam," kata Bani.

Bani pun kemudian memacu kendaraannya ke RS Al Islam di Jl Soekarno Hatta. Rupanya, si ibu tak bisa segera ditangani karena lagi-lagi okupansi rumah sakit yang penuh.

"Ternyata di RS Al Islam penuh juga tidak bisa masuk. Kemudian koordinasi dengan keluarganya yang lain mau dibawa ke RS Santosa Bandung," katanya.

Dengan penuh rasa khawatir, Bani kemudian mengarahkan kendaraannya ke arah Jl Gatot Subroto menuju Jl Kebonjati. "Kalau Gatsu tidak ada tutup, pas kita mau ke Santosa, Jl Asia Afrika ditutup," ujarnya.

Bani pun harus mencari rute lain untuk menuju rumah sakit. Ia melihat kondisi si ibu sudah sangat lemas. "Memang sudah lemas, tapi masih bisa senyum. Yang paling bisa saya inget itu a nyungkeun bantosan sing sabar (kak minta tolong, sabar), sempat ada komunikasi," katanya.

Sampai akhirnya si ibu menghembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil. "Saya berhenti sejenak, karena si ibu kata keluarganya seperti tidur, pas dicek sudah tak bernafas. Keluarganya histeris," ucapnya.

Setelah itu, Bani pun segera mengantarkan keluarga tersebut ke Cijambe. Perjalanan itu, katanya, diiringi isak tangis keluarga. "Saya juga panik. Saya ambil KTP, saya ajak pulang. Ini kejadian yang baru pertama kali saya hadapi, mudah-mudahan ibunya khusnul khotimah," ujar Bani.

Lihat juga Video: Walkot Oded Jamin Stok Oksigen Cukup Penuhi Kebutuhan RS di Bandung

[Gambas:Video 20detik]



(yum/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads