Kesulitan pasokan oksigen untuk pasien terpapar COVID-19 di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga saat ini masih terus dicari solusinya.
Kesulitan pasokan itu diperparah dengan rusaknya alat pembangkit atau generator oksigen di RSUD Cikalongwetan. Padahal dengan alat itu, rumah sakit tak akan terlalu mengandalkan pasokan oksigen dari distributor.
"Perlu ada sedikit perbaikan. Sudah satu minggu ini kita perbaiki, sekarang tinggal ganti oli dan pergantian filter olinya. Nanti akan dicoba lagi apakah bisa berfungsi maksimal," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB Eisenhower Sitanggang kepada wartawan, Rabu (7/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila berfungsi normal generator oksigen tersebut bisa menghasilkan minimal 80 tabung per hari. Jumlah tersebut setidaknya bisa menutupi kekurangan pasokan oksigen yang dialami tiga RSUD di Bandung Barat.
"Kalau alat ini bisa berfungsi normal, dalam satu kali jalan bisa mengisi 38-40 tabung dalam waktu 8 jam. Alatnya harus istirahat sekitar 4 jam. Jadi dalam satu hari bisa naik dua kali. Artinya kurang lebih dalam satu hari bisa menghasilkan 80 tabung," tuturnya.
Generator oksigen di RSUD Cikalongwetan semula hanya dipakai untuk kebutuhan di rumah sakit tersebut. Namun dengan kondisi krisis seperti sekarang, Dinkes KBB akan mendorong supaya bisa membantu pasokan untuk RSUD Cililin dan Lembang.
"Setelah normal sebenarnya ini untuk RSUD Cikalongwetan dulu. Tapi dalam perjalanannya nanti akan membantu RSUD Cililin dan Lembang. Hari ini datang teknisi lagi, mudah-mudahan besok optimal dijalankan," tegasnya.
Saat ini pihaknya terus memutar otak mencari solusi kelangkaan oksigen di tiga RSUD. Dari 100 tabung oksigen kebutuhan per hari, saat ini distributor hanya bisa memenuhi sebanyak 10 tabung untuk tiap RSUD.
"Hanya 10 tabung, jadi masih jauh kebutuhannya yang bisa disuplai. Kita sedang cari solusi lainnya, mudah-mudahan dari provinsi ada bantuan," tandasnya.
(mud/mud)