Jabar Hari Ini: Pasien Isoman Dapat Obat Gratis-Viral Kolam Renang Bersambung

Jabar Hari Ini: Pasien Isoman Dapat Obat Gratis-Viral Kolam Renang Bersambung

Tim detikcom - detikNews
Senin, 05 Jul 2021 20:56 WIB
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat dan Banten hari ini, Senin (5/7/2021) dari mulai cara pasien isoman dapat obat dan vitamin gratis hingga RS Al-Islam Bandung tidak menerima pasien dengan keluhan sesak napas.

Begini Cara Pasien Isoman di Jabar Dapat Obat-Vitamin Gratis

Warga di Jawa Barat (Jabar) yang melakukan isolasi mandiri (isoman) bisa mendapatkan obat COVID-19 dan multivitamin secara gratis melalui laman Pikobar (pikobar.jabarprov.go.id). Selain itu, warga juga bisa berkonsultasi secara daring dengan dokter lewat laman yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana cara mengaksesnya ?

Pertama, warga bisa membuka laman pikobar.jabarprov.go.id, kemudian memilih fitur 'Isoman' pada layar utama. Setelah itu, akan muncul layar baru yang menampilkan panduan lengkap terkait indikator gejala dan tata cara isoman.

ADVERTISEMENT

Kemudian di bagian bawah panduan tersebut, terdapat dua pilihan yakni berkonsultasi dengan dokter yang akan langsung tersambung dengan nomor Whatsapp dan tautan untuk permohonan obat/vitamin yang langsung tersambung dengan Google Forms.

Di dalam laman permintaan obat/vitamin, warga harus mengisi formulir serta mengunggah foto KTP dan keterangan terkonfirmasi positif. Obat/vitamin akan dikirimkan pada periode ini.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, tidak semua pasien yang terpapar COVID-19 harus dirawat di rumah sakit. Pasien yang tanpa gejala atau bergejala ringan bisa melakukan isolasi di dalam rumah.

"Yang menjalani isoman jumlahnya cukup banyak dan saya menerima komplain dari warga yang kebingungan harus berkonsultasi ke siapa. Lalu, mereka juga kebingungan mendapatkan obat-obatan dan suplemen," ucap Ridwan Kamil dalam keterangannya.

"Problem di luar rumah sakit ini menjadi latar belakang dan inisiatif Pemda Provinsi Jabar membuka konsultasi dokter secara online melalui Pikobar dan memberi obat serta suplemen gratis sesuai prosedur kepada mereka yang isoman," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.

Pemprov Jabar sendiri melakukan refocusing 11 proyek infrastruktur senilai Rp 140 miliar untuk penanganan COVID-19. Anggaran itu dialihkan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan suplemen bagi warga yang menjalani Isoman di Jabar.

"Kami menunda dan membatalkan 11 proyek infrastruktur untuk kepentingan penanganan covid, khususnya penyediaan obat dan vitamin bagi warga yang isoman. Sehingga, banyak yang bisa sembuh dan penularan dapat dikendalikan," kata Kang Emil.

"Saya berharap obat-obatan bisa masuk secepatnya ke gudang Pemprov Jabar. Setelah itu, sesuai pesanan yang ada di Aplikasi bisa dikirim sampai ke rumahnya,"pungkasnya.

Cerita Polisi Majalengka Buat Alat Bantu Pernapasan untuk Pasien COVID-19

Agus Romy (37) seorang anggota kepolisian di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat berinisiatif membuat alat bantu pernapasan bagi pasien COVID-19. Hal itu ia lakukan demi membantu orang-orang yang sedang menjalani isolasi mandiri namun terbatas akan pelayanan medis.

Agus Romy diketahui merupakan seorang anggota polisi yang bertugas di Polsek Talaga, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka. Ia membuat alat bantu pernapasan dengan aerator atau mesin pembuat gelembung udara yang biasa digunakan pada akuarium.

Alat bantu pernapasan yang dibuat Romy sangat sederhana, mesin aerator yang memiliki dua lubang dipasangi selang yang tersambung ke botol air mineral yang telah diisi air setengahnya.

Setelah semua terpasang, aerator harus dialiri listrik agar gelembung air di dalam botol bisa menghasilkan udara yang kemudian bisa dihirup oleh pasien COVID-19 untuk memperlancar pernapasan.

Kepada detikcom, Romy mengaku alat bantu pernapasan yang dibuatnya itu pertama kali dibuat saat ibu dan anaknya terpapar virus Corona beberapa waktu lalu. Saat itu, kata Romy, ketersediaan oksigen di wilayah Talaga sedang langka.

Sebelum mengaplikasikan alat bantu pernapasan dari aerator ke ibu dan anaknya, Romy terlebih dulu mencari informasi di internet tentang kegunaan aerator hingga resiko yang ditimbulkan.

"Dibuat awalnya saat ibu dan anak saya positif COVID-19, saat itu saya kehabisan oksigen. Akhirnya saya lihat kolam ikan yang pakai aerator itu dan saya rasa aerator itu bisa mengeluarkan udara dan saya coba ternyata bisa membantu untuk bernapas," kata Romy saat ditemui di kantornya.

Menurut Romy setelah dicoba ke ibu dan anaknya, alat buatannya itu terbukti mampu membantu seseorang yang mengalami sesak napas baik itu karena COVID-19 ataupun penyakit lainnya agar bisa lebih lancar menghirup oksigen.

Sejak saat itulah, banyak warga Kecamatan Talaga yang kemudian datang ke Polsek Talaga untuk meminta alat buatan Romy. Ia pun dengan senang hati membuat alat tersebut dan memberikannya ke warga secara gratis.

Selain itu banyaknya pasien positif COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah tanpa adanya pelayanan medis yang memadai juga menjadi alasan Romy rela mengeluarkan uang pribadinya untuk membuat alat bantu pernapasan hingga memberi asupan vitamin dan obat-obatan.

"Sekarang ini memang sangat langka oksigen itu di Talaga, yang meninggal ada enam orang karena COVID-19. Kemudian banyak yang minta saran, jadi saya berbagi ilmu aja, saya memang bukan medis tapi saya punya pengalaman yang saya alami sendiri," ucap Romy.

"Di Talaga dalam empat hari ini sudah banyak yang minta tolong dibuatkan alat ini, sudah 27 buah yang saya buat. Selain COVID-19 ada juga yang sakit lainnya dan karena d irumah sakit penuh jadi mereka diminta untuk rawat jalan, namun mereka tidak dapat sarana kesehatan," sambungnya.

Meski belum ada uji klinis terhadap alat bantu pernapasan yang dibuatnya, namun Romy tetap mengaku senang bisa membantu warganya yang sedang membutuhkan alat bantu untuk bernapas.

Ia juga tidak ambil pusing terhadap komentar dari banyak pihak yang menyebut alat buatannya itu tidak bermanfaat untuk pasien COVID-19.

"Kalau saya simpel saja selama kita bisa berbuat baik, lakukan yang terbaik. Kalau yang ngomong salah dan tidak bermanfaat itukan tidak tahu kondisi di lapangan gimana. Warga itu mengeluh langsung ke saya. Setidaknya ini membantu mereka, mereka," tandasnya.

Sementara itu Pijay (19) salah seorang warga asal Desa Cikeusal, Kecamatan Talaga mengungkapkan dirinya membutuhkan alat bantu pernapasan yang dibuat Agus Romy untuk ibunya yang sedang sakit sesak napas.

"Buat ibu sakit sesak napas. Kemarin lapor ke Pak Romy suruh datang ke sini (Polsek Talaga), ini dikasih alatnya sama obat-obatan herbal juga," jelas Pijay.

Ia sendiri belum mengetahui apakah sang ibu terpapar virus Corona atau tidak. Namun, kata Pijay, selain sesak napas ibunya juga mengalami gejala demam.

"Belum tahu sih positif tidak, belum diperiksa soalnya. Nanti mau diperiksa kepuskesmas. Gejalanya sesak napas dan demam sekarang," ujarPijay.

Ini Vila di Cianjur yang Viral Gara-gara Kolam Renangnya Bersambung

Pernah melihat foto vila yang viral karena kolam renangnya sambung menyambung hingga ke bawah? Itulah Villa Bukit Cipendawa di Cianjur. Seperti apa kisahnya?

Sekitar 20 kolam renang berjajar di antara deretan vila. Sejuknya udara pagi dilengkapi dengan pemandangan Gunung Gede Pangrango melengkapi indahnya villa di kawasan Bukit Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu.

Begitulah suasana indah vila yang dikenal dengan sebutan vila kolam jejer atau kolam renang berjajar yang sempat viral di media sosial. Lantaran konsepnya yang unik, villa ini memang digandrungi wisatawan luar kota yang berwisata dan menginap di Cianjur.

Zulfikar, admin Hilalilum Villa Cipendawa, mengatakan ada ratusan villa di kawasan Bukit Cipendawa, tetapi vila jejer menjadi yang paling banyak ditanyakan dan disewa.

Saking larisnya, untuk bisa menginap wisatawan harus memesan minimal dua pekan sebelumnya.

"Dibandingkan vila lain yang saya kelola, yang setiap minggunya habis di-booking itu villa kolam jejer. Apalagi setelah viral, tidak bisa datang langsung sewa tapi harus booking, minimal sepekan sebelum. Bahkan kalau di momen libur panjang, apalagi tahun baru, itu harus dua minggu atau sebulan sebelumnya sudah booking," kata Zulfikar, hari ini.

Meski di tengah pandemi, penyewa vila kolam jejer tetap banyak. Biaya sewa yang terjangkau hanya sekitar Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per malam di hari kerja dan Rp 1,3 juta di akhir pekan membuat wisatawan lokal dan luar kota memilih untuk menginap sambil berlibur bersama keluarga atau teman di bila yang unik tersebut.

"Memang di Cianjur ini banyak vila, tapi kalau nyari yang unik dan Instagramable pasti datangnya ke sini," kata dia.

Menurutnya vila kolam jejer atau kolam renang berjajar tersebut memang tidak privat, sebab satu kolam renang diperuntukkan bagi dua rumah yang saling membelakangi.

Zulfikar bilang penyewa tak mempermasalahkannya. Bahkan, kerap kali mereka menganggap itu sebagai salah satu keseruan tersendiri lantaran wisatawan bisa berinteraksi dengan penyewa di sebelahnya.

"Biasanya renang sambil bakar-bakar jagung atau daging. Karena biasanya setiap vila menyiapkan alat untuk BBQ dan bakaran," kata dia.

Tetapi, lanjut dia, biasanya wisatawan uang datang lebih banyak mengambil foto ataupun video untuk diunggah di media sosial. Sebab, kawasan tersebut memiliki pemandangan dan konsep yang Instagramable.

"Banyaknya yang datang ke sini buat foto-foto, kemudian di posting di media sosial, mulai dari Instagram, Tiktok, dan lainnya," kata dia.

Lokasi vila tersebut juga strategis, tidak begitu jauh dari destinasi wisata di Cianjur, seperti Kebun Raya Cibodas dan Taman Bunga Nusantara.

Kombinasi itulah yang membuat warga dari Jakarta, Bandung, dan kota lainnya memilih untuk menginap di vila yang viral tersebut.

Buat Unggahan Vaksin Corona Beracun, 2 Warga di Sukabumi Diciduk

Gegara membuat unggahan soal vaksin corona beracun, SS (20) dan TI (38) diciduk anggota Polsek Jampang Tengah, Resor Sukabumi. Keduanya kemudian dilepas setelah membuat permintaan maaf di atas materai.

Informasi diperoleh detikcom, unggahan yang menyebut soal vaksin beracun itu dibuat pada Minggu (4/7) kemarin.

"Di jampang mah loba nu gering beres di vaksin teh, gemprah di haja sugan di racun ieu mah banget tega k bener. (Di Jampang banyak yang sakit setelah di vaksin. Mungkin disengaja diracun ini tega banget dan benar)," tulis pelaku dalam unggahan tersebut.

Unggahan itu kemudian berbalas komentar dan dianggap menyinggung pemerintahan desa dan tenaga medis puskesmas setempat.

"Bhabinkantibmas dari Desa Tanjungsari dan Desa Bojong Tipar kemudian bergerak dibantu Unit Reskrim Polsek Jampang Tengah untuk mencari kedua pelaku inisial SS dan TI dan memintai keterangan keduanya," kata Kapolsek Jampangtengah, AKP Usep Nurdin kepada wartawan, hari iki.

Keduanya juga dinilai melakukan pencemaran nama baik pihak desa dan Puskesmas Jampangtengah. Keduanya dijemput polisi di dua lokasi yang berbeda Kampung Ciguha, Desa Tanjungsari dan di Kampung Parakantelu, Desa Bojongtipar, Kecamatan Jampangtengah.

"Mereka kami amankan karena telah melakukan pencemaran nama baik lembaga desa dan Puskesmas Jampangtengah. Dengan kejadian tersebut membuat pemerintahan Desa Tanjungsari, Kecamatan Jjampangtengah dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Jampangtengah, merasa telah dicemarkan nama baiknya," tegas Usep.

Polisi kemudian mengumpulkan kedua belah pihak, kedua pelaku kemudian membuat video permintaan maaf mereka di depan pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat unggahan mereka.

"Semua persoalannya sudah dilakukan secara musyawarah. Sebab, saat mereka kita bawa ke MapolsekJampangtengah, kita memfasilitasi dan memediasi kedua belah pihak dan hasilnya pelaku meminta maaf. Sehingga sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan musyawarah secara kekeluargaan," pungkasUsep.

RS Al-Islam Tak Terima Pasien Sesak Nafas, Ini Kata Dinkes Kota Bandung

Rumah Sakit Al-Islam, Kota Bandung, Jawa Barat sementara tidak menerima pasien dengan keluhan sesak nafas. Kepala Dinas Kesehatan Ahyani Raksanagara membenarkan informasi tersebut.

Ahyani menyebut pihaknya terus melakukan pengecekan oksigen secara berkala di 29 rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bandung.

"Kondisinya saat ini kita cek seperti di RS Al-Islam untuk satu hari, setiap hari kita cek untuk suplai hari ini cukup gak, karena memang distributor dan agen (tabung oksigen) tidak bisa memastikan misalnya 3-4 hari ke depan," kata Ahyani via sambungan telepon, hari ini.

Menurut Ahyani, pelayanan untuk pasien sesak nafas di Rumah Sakit Al-Islam akan kembali dibuka jika stok oksigen aman. "Jadi kalau hari ini dia hitung cukup, akan buka, sebabnya mengapa yang saya sampaikan buka tutup," ucapnya.

Menurutnya, untuk stok oksigen bagi pasien yang dirawat aman. "Sampai hari ini stok cukup, dia harus hitung dulu yang di dalam, di ICU, di tempat tidur di dalam, jadi harus hitung dulu," ujarnya.

Ahyani menyebut, jika pelayanan tidak dibatasi, rumah sakit mengkhawatirkan pasien yang sudah dilakukan perawatan.

"Intinya seperti itu, seluruh Indonesia seperti itu tidak ada kepastian, sehingga rumah sakit khawatir yang di dalam harus dilayani," sebutnya.

Atau rumah sakit tidak memiliki tabung cadangan atau tidak memiliki tempat untuk menampung oksigen.

"Dia tidak memiliki tabung cadangan atau sarana untuk menyimpan oksigen pasti akan sulit begitu habis harus cepat isi dan ada bahkan harus bawa tabungnya, itu yang menyulitkan mereka karena tidak memiliki cadangan besar," ujarnya.

Halaman 6 dari 5
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads