Petani Ikan di Cianjur Kelabakan Imbas Minimnya Pasokan Oksigen

Petani Ikan di Cianjur Kelabakan Imbas Minimnya Pasokan Oksigen

Ismet Selamet - detikNews
Senin, 05 Jul 2021 14:20 WIB
Tabung oksigen untuk petani kosong akibat stok dibatasi.
Foto: Tabung oksigen untuk petani kosong akibat stok dibatasi (Ismet Selamet/detikcom).
Cianjur -

Petani ikan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kelabakan dengan menipisnya pasokan oksigen karena diprioritaskan untuk layanan medis. Akibatnya produksi ikan menurun drastis.

Hendra, petani ikan di kawasan Waduk Jangari mengatakan oksigen juga dibutuhkan petani ikan untuk pendistribusian pasca panen. Terbatasnya stok membuat petani tak bisa banyak memanen ikan.

"Kalau panen dan pendistribusian kan butuh oksigen untuk kantong ikannya. Tidak bisa diisi hanya angin biasa, ikan bisa mati saat perjalanan. Makanya ketersediaan oksigen yang terbatas membuat petani ikan kebingungan," ujar dia, Senin (5/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dalam sehari, petani di kawasan Jangari membutuhkan 50 tabung berukuran besar dengan isi tabung seberat 100 kilogram. Satu tabung tersebut, lanjut dia, cukup untuk 300 balon atau kantong ikan dengan total berat 3 ton.

"Jadi dalam sehari itu produksi ikan Jangari bisa mencapai 150 ton. Dengan hitungan 3 ton produksi butuh 1 tabung oksigen, sehari kita butuh 50 tabung oksigen untuk kantong ikan," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Sayangnya lanjut dia, tingginya permintaan oksigen untuk kebutuhan medis membuat pasokan oksigen ke petani dibatasi. Bahkan dari bandar yang biasanya mendapatkan pasokan 15-20 tabung kini hanya dapat 5 tabung.

"Turunnya drastis, dibatasi dari agennya. Katanya stok yang ada dialihkan untuk kebutuhan medis," kata dia.

Terbatasnya stok oksigen, lanjut Hendar, membuat petani tidak bisa panen secara maksimal. Petani memilih untuk menunda panen di sebagian tambak hingga stok oksigen kembali normal.

Akibatnya ikan sudah tidak masuk dalam kebutuhan pasar, sebab ukurannya sudah terlalu besar. Hal itu juga mengakibatkan harga ikan anjlok, dari yang semula Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu per kilogram.

"Jadi serba dilema, mau panen oksigen untuk kantong distribusi ikan tidak ada. Kalau dipaksakan dikirim ikan tidak akan bertahan. Kalau ditunda panen, ukurannya sudah tidak masuk pasaran. Otomatis harga turun, dan hasil yang didapat juga hanya cukup menutupi biaya produksi, tidak ada untung," ungkapnya.

"Saya mengaku tidak keberatan dengan kondisi oksigen yang diprioritaskan untuk medis karena lonjakan kasus. Tapi kalau bisa produksinya ditingkatkan, supaya petani ikan juga tidak kelabakan," ujarnya.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads