Kisah Pilu Satu Keluarga di Cianjur Tinggal di Gubuk Reyot

Kisah Pilu Satu Keluarga di Cianjur Tinggal di Gubuk Reyot

Ismet Selamet - detikNews
Kamis, 01 Jul 2021 12:36 WIB
Keluarga di Cianjur tinggal di gubuk reot.
Foto: Keluarga di Cianjur tinggal di gubuk reot (Ismet Selamet/detikcom).
Cianjur -

Sepuluh tahun sudah, Yayat (51) bersama istri dan empat anaknya tinggal di gubuk tak layak huni di Kampung Gunung Emput, Desa Waringin Sari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gubuk yang hanya berukuran 3x3 meter itu bahkan lebih mirip 'kandang ternak' dibandingkan tempat tinggal.

Udara dingin dirasakan hampir setiap malam, terlebih setelah hujan. Bagaimana tidak, gubuk tersebut hanya terbuat dari papan kayu bekas sebagai dindingnya. Atapnya pun hanya menggunakan dedaunan.

Tanah pun menjadi lantainya. Sedangkan untuk tidur hanya beralaskan papan yang disusun menyerupai kasur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak ada jaringan listrik atau penerangan lainnya, sehingga setiap malam dilalui keluarga tidak mampu itu dengan kondisi gelap gulita.

Sebelum tinggal di gubuk yang berlokasi di tengah perkebunan tersebut,Yayat sempat tinggal di rumah panggung. Namun kondisi ekonomi yang kurang, membuatYayat yang hanya berprofesi sebagai buruh serabutan itu menjual rumahnya untuk kebutuhan sehari-hari.

ADVERTISEMENT
Keluarga di Cianjur tinggal di gubuk reot.Keluarga di Cianjur tinggal di gubuk reot. Foto: Ismet Selamet

Setelah itu, ia memanfaatkan sepetak tanah milik keluarga istrinya untuk dibuat gubuk sebagai tempat tinggal.

"Sudah sepuluh tahun saya dan keluarga tinggal di sini. Mau bagaimana lagi, saya tidak punya uang untuk membuat rumah yang lebih layak," ujar Yayat, Kamis (1/7/2021).

Tak ada bantuan pembangunan rumah layak huni baginya. Bahkan bantuan lainnya seperti PKH, BPNT dan hinga beras untuk keluarga pra sejahtera juga tak didapatnya.

"Dulu sempat mau dapat bantuan tapi enggak jadi karena terkendala Adminduk," kata dia.

Meski begitu, Yayat selalu mengajarkan anaknya untuk tetap bersyukur meski kondisi keluarga memprihatinkan. "Segala sesuatu tetap saya syukuri, masih ada tempat tinggal. Meskipun saya juga berharap ada bantuan, agar anak-anak tinggal di tempat yang lebih layak," ucapnya.

Sementara itu, Ketua RT 25 Kampung Gunung Empuk Hakimi mengaku dirinya sudah pernah mengajukan perbaikan Adminduk kepada pihak desa untuk persyaratan supaya mendapatkan bantuan. Namun hingga saat ini masih belum ada kepastian.

"Dulu saya pernah ajukan bantuan tapi tidak bisa karena masalah KTP dan KK. Saya ajukan ke desa terkait KTP dan KK namun belum juga ada kepastian selesainya," ucap dia.

Di sisi lain, Plt Camat Naringgul Ijuh Sugandi mengatakan pihaknya sudah mengecek kondisi keluarga Yayat dan rumahnya. Ia mengaku akan usulkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur agar keluarga tersebut mendapatkan bantuan rumah layak huni.

"Kita segera usulkan ke Dinsos supaya cepat dapat bantuan. Termasuk untuk PKH dan Bansos lainnya kita juga proses, terutama adminduknya yang jadi persyaratan utama," ujarnya.

Simak juga video 'Kisah Pilu Nenek Sebatang Kara di Ciamis Tinggal di Gubuk Reyot':

[Gambas:Video 20detik]



(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads