Lonjakan kasus positif Corona di Pangandaran juga menyasar para tenaga kesehatan (nakes). Puluhan nakes saat ini tidak bisa menjalankan tugas karena terpapar virus Corona. Otomatis hal ini berdampak pula pada upaya penanganan pasien Corona yang terus bertambah di Kabupaten Pangandaran.
"Nakes banyak yang terpapar. Di Kecamatan Pangandaran ada 17 nakes yang terpapar, kemudian di Kecamatan Sidamulih ada 14 nakes," kata Kepala Dinas Kesehatan Pangandaran Yani Ahmad Marzuki, Senin (28/6/2021).
Yani mengakui hal ini berdampak pada performa kinerja tenaga kesehatan dalam upaya penanggulangan pasien Corona. Bahkan untuk Puskesmas Sidamulih pelayanan ditutup sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Puskesmas, menurut Yani, sejumlah tenaga kesehatan di RSUD Pangandaran pun banyak yang terpapar COVID-19. Sehingga pelayanan kesehatan di RSUD pun mengalami penyesuaian.
"Akibat jumlah tenaga medis terbatas, dilakukan penyesuaian pelayanan kesehatan, seperti pelayanan IGD umum untuk saat ini hanya bisa melayani tujuh tempat tidur," ujar Yani.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menduga cepatnya penyebaran Corona di Pangandaran salah satunya disebabkan oleh pasien yang menjalani isolasi mandiri tidak disiplin. Meski sudah dinyatakan positif Corona, mereka tetap berkeliaran atau beraktivitas.
"Saya beberapa kali mendapat laporan yang isolasi mandiri tetap keluyuran," ucap Jeje.
Untuk menyiasati hal tersebut, Pemkab Pangandaran akan menerapkan pemakaian gelang khusus sebagai penanda untuk warga menjalani isolasi mandiri. "Semua yang menjalani isolasi mandiri akan diberi gelang atau rumahnya ditandai," katanya.
Jika upaya itu tetap tak efektif, Pemkab akan membawa mereka ke tempat isolasi khusus. "Kalau masih membandel, mereka akan kami tempatkan di tempat isolasi khusus yang terpencil di setiap kecamatan," tutur Jeje.
Simak juga video 'Update Pasien RSDC Wisma Atlet Per 28 Juni 2021: Total 7.826 Orang':