Geliat Santri Bandung Bangkitkan Ekonomi Selagi Pandemi

Geliat Santri Bandung Bangkitkan Ekonomi Selagi Pandemi

Wisma Putra - detikNews
Rabu, 23 Jun 2021 09:40 WIB
Sayuran Produksi Santri Petani di Bandung
Konsumen memilih sayuran segar yang dipajang di gerai Alifmart, Jalan Anggrek, Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)
Kabupaten Bandung -

Tubuh harus selalu sehat, imunitas harus tetap terjaga, makan sayur harus yang fresh dan langsung dipanen dari petani. Hal tersebut dikatakan Alfan, usai berbelanja sayur dan buah di salah satu toko khusus sayur yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat.

Alfan, yang merupakan salah satu karyawan di perusahaan swasta, bisa datang dua kali dalam sepekan ke gerai Alifmart yang berada di Jalan Anggrek, Cihapit, Kota Bandung. Tujuannya membeli sayur.

Mengusung jargon 'Seperti Memetik di Kebun Sendiri', sayur yang dijual di gerai ini benar-benar segar. Sayuran didatangkan langsung dari petani di Rancabali, Kabupaten Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Serasa memanen di kebun sendiri," kata Alfan kepada detikcom, belum lama ini.

Selain itu, kualitas sayur terbaik serta harga terjangkau, menjadi alasan bagi Alfan membeli sayur di tempat ini. "Harganya seperti di pasar. Seminggu dua-tiga kali untuk beli kebutuhan sayur di rumah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lantaran masih situasi pandemi COVID-19, konsumen yang belanja sayur di tempat ini harus mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat. Tak hanya itu, transaksi pembayaran pun diharuskan dengan transaksi non-tunai. Hal tersebut dilakukan demi mengurangi kontak erat antara pembeli dan penjual.

Hampir seluruh sektor ekonomi ikut terdampak selama pandemi mendera Indonesia. Namun begitu, ada sektor ekonomi yang bertahan, salah satunya di bidang pertanian.

Bahkan, bisnis pertanian menjadi salah satu sektor usaha yang dinilai banyak membawa untung bagi petani. Sebagaimana dirasakan Irfan Sadikin, petani sekaligus santri Pesantren Al-Itifaq, Rancabali, Kabupaten Bandung.

Sayuran Produksi Santri Petani di BandungTransaksi non-tunai disiapkan di toko sayur Alifmart, Jalan Anggrek, Bandung. Transaksi tersebut bertujuan mencegah kontak fisik antara pembeli dan penjual di masa pandemi COVID-19. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Irfan dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 berkat membuka toko sayur bernuansa modern. Siapa sangka, 64 jenis komoditas sayur yang dijual di Alifmart dihasilkan dari pertanian yang dikelola santri milenial penghuni Pesantren Al-Itifaq dan para santri yang tersebar di 9 kabupaten di Jawa Barat.

"Alifmart ini yang pertama, kita buka di Jalan Anggrek di Kota Bandung, sebagai hub atau rumah bersama, untuk kelompok tani dan pondok pesantren yang memiliki usaha di sektor pertanian," ucap Irfan yang juga CEO Alifmart.

"Sayurannya berasal dari pondok pesantren yang memiliki usaha pertanian dan kelompok tani di sembilan kabupaten dan 21 pondok pesantren yang produknya kita tampung untuk didistribusikan di Bandung," kata dia menambahkan.

Meski dalam situasi pandemi COVID-19, menurut Irfan, masyarakat tetap antusiasme. "Di masa pandemi COVID-19, antusiasme pengunjung ada peningkatan. Alhamdulillah setiap harinya ada peningkatan," ucapnya.

Irfan menuturkan omzet penjualan sayur per harinya mulai dari Rp 1,5 hingga Rp 3 juta. Ada sekitar 64 jenis sayuran yang asalnya dari pesantren dan kelompok tani.

Ada alur penjualan sayur yang digarap santri hingga dijual di tokonya dan swalayan di Bandung. Prosesnya itu, petani atau kelompok tani dan pesantren melakukan budi daya, hasilnya itu dikirim Pesantren Al-Itifaq dan dilakukan sortasi serta grading. Setelah itu, dikirim ke toko dan swalayan untuk didistribusikan kepada konsumen.

Sayuran Produksi Santri Petani di BandungAda 64 jenis komoditas sayur yang dijual di Alifmart. Sayur ini berasal dari Pesantren Al-Itifaq, Kabupaten Bandung, yang ditanam oleh para petani milenial. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Sesuai konsep seperti memetik sayur di kebun sendiri, sayur yang dijual di tempatnya masih segar. "Iya, karena ini masuknya fresh vegetables, jadi sekarang panen dan langsung didistribusikan. Responsnya baik dari resto atau pengunjung sendiri," ujarnya.

Sekadar diketahui, sebelum digabungkan Program Petani Milenial oleh gubernur Jawa Barat, santri Pesantren Al-Itifaq yang notabene merupakan kaum milenial ini sudah piawai bertani. Hal itu terbukti selain menjual sendiri, hasil pertaniannya dipasarkan ke swalayan hingga supermarket di Kota Bandung.

Data Petani MilenialData daerah potensi program Petani Milenial di Jabar (Foto: Diskominfo Jabar)

Simak juga 'Blak-blakan Dr Pandu Riono, Fokus Ekonomi - Abai Pandemi':

[Gambas:Video 20detik]



Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Diar Hadi Gusdinar mengakui petani yang memiliki inovasi tinggi di tengah pandemi mampu mempertahankan bisnisnya.

"Justru, andalan pemasok laju pertumbuhan ekonomi yang masih stabil bahkan tetap di pertanian. Laju perekonomian produk lain turun, pertanian tetap," kata Diar kepada detikcom via sambungan telepon.

Selain inovasi, menurut Diar, kualitas produk yang terjaga membuat produk pertanian yang dihasilkan Pesantren Al-Itifaq dapat bertahan. Sehingga produk pertanian Pesantren Al-Itifaq dapat menembus pasar luas seperti ke supermarket, hotel dan restoran.

"Kita lihat sisi kualitas lebih berkualitas, karena konsumen khusus dan permintaan terbatas. Lebih eksklusif, cara packing, cara pemilihan produk, cara mendistribusikannya lebih memenuhi standar dan itu bisa lebih bersaing. Keunggulannya kualitas, meskipun harga sedikit mahal, tapi mereka bisa tembus ke supermarket dan dibeli kalangan menengah ke atas," ujar Diar.

Sayuran Produksi Santri Petani di BandungKonsumen memilih sayuran segar yang dipajang di gerai Alifmart, Jalan Anggrek, Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Selain itu, pihaknya terus mendorong hasil pertanian Kabupaten Bandung. Pemerintah pun gencar melakukan pembinaan terhadap penyuluh pertanian.

"Kita pembinaan para penyuluhan, memfasilitasi program pemerintah, baik penyediaan pupuk subsidi, benih subsidi, kemudian alat mesin pertanian untuk mengurangi biaya operasional. Bahkan, kita fasilitasi permodalan secara KUR dan mendorong tidak sendiri, tetapi lebih berbarengan atau membentuk korporasi lembaga ekonomi," tutur Diar.

Tak hanya itu, dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19, APBD Dinas Pertanian Kabupaten Bandung juga di-refocusing. "Refocusing tahun 2020 sebesar 18,22 persen dan tahun 2021 sebesar 5,5 persen," kata Diar.

Intervensi APBD untuk Pemulihan Ekonomi

Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemulihan ekonomi di Kabupaten Bandung.

"Pemulihan ekonomi, yang berasal dari APBD bahwa kita akan mempercepat lelang atau tender, proyek-proyek yang ada di Kabupaten Bandung. Sehingga dalam waktu dua bulan ke depan sudah terealisasi dan pelaksanaannya akan membantu kehidupan dan ekonomi masyarakat yang saat ini memang ada trennya naik," kata Dadang di Rumah Jabatan Bupati Bandung.

Menurutnya, dalam APBD perubahan pihaknya melakukan intervensi bagaimana keberpihakan pemerintah daerah untuk mempercepat kebutuhan ekonomi masyarakat. "Kita akan mempermudah perizinan di Kabupaten Bandung yang sekarang sudah menjadikan suatu keputusan, bahwa yang mengutus izin, di luar amdal paling lambat 57 jari selesai. Kalau ada alasannya 90 hari selesai," tutur Dadang.

Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo meminta agar anggaran di kabupaten tidak dibagi rata kepada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). "Konsolidasi anggaran artinya apa, rencana APBD harus dilihat betul-betul, yang biasa nggak buka secara detail, sekarang buka secara detail. Cek secara detail, ke mana larinya, output-nya apa, outcome-nya apa. Semua harus dikalkulasi, semua harus dihitung. Jangan membelanjakan, sudah sering saya sampaikan untuk banyak pos belanja. Semua dinas diberi, semua, semua, semua, kita nggak punya skala prioritas," ucapnya.

-

[Gambas:Video 20detik]



Jokowi meminta para bupati memiliki skala prioritas dalam menggunakan APBD. Menurut orang nomor satu di Indonesia ini, dua prioritas saja cukup untuk skala kabupaten. Namun, menurutnya, skala prioritas tersebut harus yang memiliki manfaat langsung untuk rakyat.

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta agar para bupati fokus dalam penanganan pandemi COVID-19 dan turut serta menyukseskan vaksinasi COVID-19.

Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan pihaknya akan tetap fokus dalam penanganan pandemi COVID-19 yang belum berakhir dan mempercepat program vaksinasi di seluruh Kabupaten di Indonesia. Selain itu, percepatan ekonomi menjadi prioritas.

"Percepatan pemulihan ekonomi harus jadi prioritas kita, program padat karya, UMKM serta impor dan investasi sebagai kunci utama. Untuk memperteguh pemulihan ekonomi maka penanganan pandemi COVID-19 harus maksimal dan dipastikan program vaksin berjalan dengan terpadu," ucap Riska dalam YouTube APKASI saat memberikan sambutan dalam Munas APKASI Ke-V.


Riska, yang merupakan Bupati Damasraya menuturkan, Indonesia akan mengalami bonus demografi, yakni jumlah penduduk umur produktif lebih besar dibandingkan usia tidak produktif sehingga dibutuhkan SDM yang unggul untuk menghadapi tantangan tersebut. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) sangat dibutuhkan dalam menghadapi peluang dan tantangan bonus demografi.

"Jika pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia mampu benar-benar mampu bersinergi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mengembangkan SDM unggul itu, potensi ekonomi suatu keniscayaan, mungkin pertumbuhan kabupaten dan Indonesia pada umumnya bakal meningkat tajam meski di tengah badai pandemi COVID-19," tutur Riska.

Halaman 2 dari 3
(wip/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads