10 warga di Dusun Ciketuk dan Cibungur, Kelurahan Winduhaji, Kabupaten Kuningan diduga terjangkit penyakit cikungunya. Warga disana mengeluh gejala demam, lemas dan nyeri sendi.
Taklim (71) salah seorang warga menuturkan gejala yang menyerupai penyakit cikungunya mulai dirasakan sejak dua minggu kebelakang.
"Sudah dua minggu kemarin ini, awalnya badan saya gatal-gatal, demam juga dan lemas, apalagi kalau buat jalan itu sendi-sendinya linu," kata Taklim di rumahnya yang berada di RT 05 RW 06 Dusun Cibungur, Kelurahan Winduhaji, Selasa (22/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski saat ini kondisi Taklim sudah berangsur membaik, namun Ia mengaku khawatir dengan penyakit yang menjangkit banyak orang di lingkungannya itu.
"Iya tetap takut, apalagi banyak yang kena. Tapi sekarang alhamdulilah udah enakan, tinggal gatal-gatal aja ini masih," ucapnya.
Hal serupa juga dirasakan Teh Lani (36). Ia menduga penyakit yang menjangkit banyak warga di Dusun Cibungur dan Ciketuk adalah cikungunya yang berasal dari gigitan nyamuk.
Teh Lani sendiri juga mengalami gejala yang serupa dengan Taklim, gatal-gatal, demam dan linu di persendian.
"Kemarin saya meriang, ada bintik-bintik merah, gatal, linu-linu badan. Kata orang-orang sih ini mirip gejala cikungunya, saya lihat di internet juga mirip gejalanya," singkat Teh Lani.
Saat dikonfirmasi, Lurah Winduhaji Didi Supardi menjelaskan sudah dua minggu terakhir ini setidaknya ada 10 warganya yang mengalami gejala mirip cikungunya.
Namun Didi belum bisa memastikan apakah penyakit yang menjangkit warganya itu benar cikungunya atau penyakit lain.
"Dugaan aja karena gejalanya mirip. Kalau untuk kepastiannya belum tahu karena belum ada pemeriksaan lebih lanjut dan hasil laboratorium," jelas Didi di kantornya.
Menurut Didi pihaknya telah melaporkan keluhan warga yang mengalami gejala mirip cikungunya kepada Puskesmas Winduhaji dan Dinas Kesehatan. Kata dia, warga ingin dilakukan penyemprotan untuk memberantas sarang nyamuk.
"Sudah menyampaikan ke puskesmas ke Dinkes juga, tapi belum ada tindaklanjutnya. Warga disini maunya disemprot, mungkin setelah disemprot warga baru merasa lega," tutup Didi.
(mud/mud)