Perkembangan kasus COVID-19 di Kota Cimahi memasuki fase genting lantaran terus bertambah secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan COVID-19, kasus positif di Kota Cimahi naik hingga 250 persen dalam beberapa pekan terakhir setelah libur Idul Fitri.
Sementara merujuk pada data di Pusat Informasi COVID-19 Cimahi (PICC), jumlah kasus di Cimahi hingga saat ini menembus 6.350 kasus. Rinciannya 519 orang masih terkonfirmasi aktif, lalu 142 orang meninggal dunia, dan angka kesembuhan mencapai 5.689 orang.
Kondisi ini membuat Pemerintah Kota Cimahi kelabakan. Berbagai langkah penanganan dan pencegahan ditempuh, mulai dari memperketat lagi akses keluar masuk masyarakat di wilayah tempat tinggal serta pembatasan aktivitas.
"Situasi kondisi saat ini sedang naik kasusnya. Jadi kita akan perketat lagi pengawasan dan penjagaan. RW jalannya ditutup, hanya satu pintu saja dan dijaga Satgas COVID-19 RW dan kelurahan. Intinya Satgas RW dan kelurahan difungsikan lagi lebih ketat," ucap Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana kepada wartawan, Senin (14/6/2021).
Tak cuma itu saja, Ngatiyana juga sudah merencanakan penghentian operasional pasar kaget atau pasar tumpah serta membatasi operasional pasar tradisional dan pasar modern.
"Kalau masih seperti ini mungkin kegiatan yang menimbulkan kerumunan seperti pasar tradisional, pasar kaget, dan pasar modern akan dibatasi. Kita perketat kerumunan biar tidak muncul klaster baru. Atau bisa juga kita tutup dan hentikan," ucapnya.
Ngatiyana juga akan melihat perkembangan kasus COVID-19 selama tiga sampai empat minggu ke depan. Sebab selama itu potensi perkembangan kasus positif COVID-19 sangat mungkin terjadi.
"Kita lihat 3 sampai 4 minggu yang akan datang lonjakan kasusnya seperti apa. Dari sekarang kita ambil tindakan tegas bagi yang melanggar. Kita juga lihat perkembangan zona, informasi terakhir itu merah, tapi kita lihat siang ini seperti apa," tegasnya.
(mso/mso)