Jabar Hari Ini: Sesal Korban Kawin Kontrak-Semburan Lumpur Cirebon dari Gunung Api

Jabar Hari Ini: Sesal Korban Kawin Kontrak-Semburan Lumpur Cirebon dari Gunung Api

Tim detikcom - detikNews
Senin, 07 Jun 2021 22:02 WIB
Semburan lumpur muncul di Desa Cipanas, Cirebon, Jawa Barat. Kemunculan semburan lumpur itu merupakan ketiga kalinya di Desa Cipanas. Berikut penampakannya.
Semburan lumpur di Cirebon (Foto: Sudirman Wamad/Detikcom)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jabar dan Banten hari ini. Mulai dari kawin kontrak di Cianjur hingga suami ibu bertato aniaya bayi ternyata pegawai Dinas Kesehatan Lebak.

Kawin Kontrak Cianjur, Disesali Korban dan Untungkan Calo

Akibat kawin kontrak, memberikan dampak negatif bagi perempuan yang melakoninya. Seperti di Cianjur, perempuan yang melakukan kawin kontrak mengalami tekanan psikologis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemkab Cianjur, sudah mengeluarkan larangan kawin kontrak. Aturan itu dikeluarkan untuk mencegah praktik prostitusi terselubung yang dianggap merendahkan martabat perempuan.

Indah (nama samaran), pelaku kawin kontrak, mengaku mulai menjalani praktik kawin kontrak usai diajak oleh temannya. Penghasilan yang besar serta barang mewah yang dimiliki temannya itu membuat Indah tergoda. Perempuan dewasa ini pun mau menjalani kawin kontrak dengan pasangan yang merupakan wisatawan asing asal Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

"Pertamanya diajak teman, dia bisa punya banyak uang. Kemudian sering memperlihatkan barang mewah, jadi ikut saya begitu ditawarkan," ucap Indah, hari ini.

Sisi lain, kondisi ekonomi keluarga yang lemah, membuatnya tak butuh waktu lama untuk menyetujui ajakan temannya itu. "Apalagi kan katanya ini bukan seperti jadi perempuan di tempat prostitusi, karena kan statusnya kawin kontrak. Meskipun kenyataannya saya dikawinkan tanpa wali yang benar," tuturnya.

Sekali kawin kontrak, dia bisa mendapat uang jutaan rupiah. Durasi kawin kontrak pun biasanya hanya beberapa pekan, tergantung lamanya warga asing berlibur di Cianjur.

"Kalau dari sana dikasih bayaran untuk kawin kontrak sampai belasan juta, minimal Rp 15 juta. Tapi dibagi dua dengan perantara dan timnya dari penghulu hingga saksi," katanya.

Indah mengaku menyesal dan kini sudah lelah menjalani praktik kawin kontrak. Ia menyebut wisatawan asal Timur Tengah sangat kasar saat beraktivitas seksual.

"Ya menyesal. Bukan hanya berhubungan tanpa dasar kasih sayang, tapi kalau kawin kontrak itu sering juga jadi bahan cemooh tetangga dan lingkungan. Kalau tidak kuat pasti sudah stres. Kalau bukan karena desakan ekonomi pasti sudah berhenti," tutur Indah.

Dibalik itu, ada calo kawin kontrak di Cianjur yang meraup untung besar dari praktik prostitusi berkedok agama tersebut. Bahkan keuntungannya bisa 50 persen dari uang mahar kawin kontrak.

Udin (bukan nama sebenarnya), calo kawin kontrak, mengungkapkan setiap duit didapat dari pelaku kawin kontrak sebagai mahar untuk perempuan akan dibagi dua dengan calo. "Jadi misalnya kesepakatan kawin kontrak itu Rp 15 juta untuk waktu yang sudah ditentukan, langsung hasilnya dibagi dua antara perempuannya dengan calo," ujar Udin, hari ini.

Mnurutnya 50 persen jatah untuk calo akan dibagi lagi dengan tim dari calon tersebut, mulai dari penghulu dan wali nikah bayaran. "Biasanya sepaket, calo itu menyediakan penghulu hingga wali nikah, kalau memang tidak ada wali nikah. Tapi kalau memang kawin kontrak atas persetujuan orang tua, yang jadi wali biasanya memang wali aslinya," tuturnya.

Udin mengungkapkan, meski uang hasil praktik kawin kontrak dibagi-bagi, calo mendapat bagian lebih besar. Bahkan, dari satu praktik kawin kontrak, calo bisa mendapat uang jutaan rupiah.

"Kalau sedang musim wisatawan asing asal Timur Tengah, dalam sebulan bisa belasan klien kawin kontrak. Makanya bisa untung banyak," ucapnya.

"Kalau sekarang karena wisatawan asing masih minim karena Corona, jadi tidak banyak. Barang yang dibeli dari hasil percaloan kawin kontrak banyak yang dijual, sampai lingkungan dari wisatawan Timur Tengah ramai lagi, pasti dapat banyak uang lagi," ujarUdin menambahkan.

Haji 2021 Batal, Ridwan Kamil Minta Pemerintah Lobi Ulang Arab Saudi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong pemerintah pusat untuk melakukan lobi ulang kepada Arab Saudi terkait pemberangkatan haji 2021. Peluang memberangkatkan itu dinilainya masih ada, selama pemerintah dan jemaah bisa menjamin pelaksanaan protokol kesehatan.

"Karena saya meyakini pemerintah Saudi sahabat bangsa Indonesia selama kita bisa meyakinkan protokol kesehatan, terseleksi, sudah divaksin, dites PCR dan lain-lain, saya kira bisa lah sekian persen yang diberangkatkan jangan nol sama sekali," ujar Ridwan Kamil di Bandung, hari ini.

Menurutnya, kondisi ini memerlukan perhatian khusus karena sudah dua kali jemaah haji dan umroh di Indonesia gagal berangkat imbas pandemi. Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil- mengaku, dirinya sudah bersiap menjadi Amirul Hajj atau pemimpin misi ibadah haji dari Jawa Barat sejak tahun lalu.

"Secara pribadi saya sangat sedih karena ini kali kedua kita tidak bisa melaksanakan haji apalagi umroh. Apalagi sejak tahun lalu saya sudah persiapan jadi amirul Jawa Barat. Kedua, meminta mereka yang sudah siap sesuai jatahnya harus ikhlas dan bersabar karena bagaimanapun qodarullah seperti ini," kata Kang Emil.

"Kalau masih ada waktu dan kesempatan saya memohon pemerintah pusat cobalah sekali lagi melobi kira-kira begitu. Mudah-mudahan ikhtiar diplomatik ini masih bisa diupayakan sebelum betul-betul final bahwa dari Arab Saudi menolak, tapi saya berdoa harapan itu masih dibuka," ujar Kang Emil.

Sekjen Asosiasi Penyelenggara Ibadah Haji, Umroh dan In-Bound Indonesia (Ashpurindo) Muhammad Iqbal Muhadjir meyakini jika keputusan untuk menunda pemberangkatan haji tahun ini telah diputuskan secara matang.

Jika pun harus memaksakan berangkat, jemaah dikhawatirkan tak bisa melaksanakan ibadah dengan optimal karena pembatasan kunjungan ke tempat-tempat ibadah yang utama.

"Ke masjid Mekkah hanya lima kali dalam satu minggu, kasihan jemaah harus datang ke Mekkah tapi di sana tidak maksimal, harus dikarantina dulu, ke Masjidil Haram dibatasi," katanya

Pemerintah resmi membatalkan keberangkatan Haji 2021. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas mengatakan keputusan ini pahit namun menjadi yang terbaik.

"Pemerintah melalui Kementerian Agama menerbitkan keputusan Menag RI Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H 2021 M," kataMenagYaqut dalam konferensi pers yang disiarkan langsung diakunInstagram Kementerian Agama, Kamis (3/6) lalu.

Ini Penjelasan Badan Geologi soal Semburan Lumpur di Cirebon

Kepala Pusat Survei Geologi pada Badan Geologi Hendra Gunawan mengungkap sumber semburan gas yang muncul di Desa Cipanas, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa gas yang terdapat di Desa Cipanas berasal dari gas gunung api.

"Penentuan sumber semburan gas dilakukan dengan analisis komposisi gas yang terdiri dari karbondioksida, hidrogen sulfida, dan sulfur dioksida, serta analisis menunjukkan gas yang terdapat pada Desa Cipanas berasal dari gas gunung api," ujar Hendra dalam keterangannya, hari ini.

Hendra mengatakan, peninjauan lapangan, pengukuran komposisi kimia gas hingga pengujian gas dengan api dilakukan pada 5-6 Juni 2021. Dari informasi yang diperoleh, kemunculan gas di Desa Cipanas sudah sangat lama, tetapi waktu kemunculannya tak bisa diketahui pasti.

Dari kawah, yang disebut warga sebagai kawah Garuda Jaya itu, saat musim kering semburannya hanya berupa gas. Tetapi saat bercampur air, gas akan mengeluarkan lumpur seperti saat tim melakukan peninjauan ke lapangan.

Hendra mengatakan dari hasil analisis disimpulkan bahwa gas di Desa Cipanas itu berbahaya. Dari hasil pengukuran, ditemukan kadar gas karbondioksida yang sudah melebihi ambang batas, hal itu bisa menyebabkan rasa asam di mulut serta menyengat di hidung dan tenggorokan.

Begitu pun dengan kandungan gas hidrogen sulfida sebanyak 17,2 ppm yang bisa menyebabkan iritasi mata pada manusia. Lalu gas sulfur dioksida yang lebih besar dari 20 ppm, yang dapat menyebabkan iritasi mata dan batuk.

"Berdasarkan parameter tersebut maka komposisi gas di Desa Cipanas berbahaya, hal ini diperkuat dengan ditemukannya beberapa hewan yang mati pada lokasi semburan gas," tutur Hendra.

Menindaklanjuti hasil analisis tersebut, pihaknya merekomendasikan agar warga tidak melakukan aktivitas di dalam garis batas yang telah dipasang oleh Satpol PP di lokasi rembesan.

"Pemerintah desa dan Pemkab Cirebon pun diminta agar tetap memantau perkembangan semburan dan berkoordinasi dengan Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," ujar Hendra.

Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, meninjau lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Kemunculan semburan lumpur itu merupakan ketiga kalinya di Desa Cipanas.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan mengaku mendapat laporan dari warga terkait adanya semburan lumpur. "Dari observasi yang kita lakukan awalnya kecil. Kemudian berpindah tempat dan membesar," kata Alex kepada detikcom di lokasi semburan, Selasa (1/6/2021).

Lokasi semburan lumpur itu berada di Blok Desa, DesaCipanas. Lokasinya tak jauh dari Balai DesaCipanas. Sekitar 400 meter dari pemukiman warga.

Polemik Postingan Ridwan Kamil, Pemprov: Itu Potret Petani Milenial Masa Depan

PT Agro Jabar, membela unggahan Ridwan Kamil mengenai Petani Milenial. Dirut BUMD milik Pemprov Jabar itu, Kurnia Fajar menyatakan, meski hasil panen yang di-posting gubernur bukan produk hasil peserta Program Petani Milenial, namun ia menegaskan proses penanaman di Smart Green House melibatkan anak muda, yaitu para siswa SMK pertanian di Garut.

"Mereka juga kan milenial, petani milenial," ujar Kurnia saat berbincang dengan detikcom, akhir pekan lalu.

Kurnia menjelaskan sejak 2017, pihaknya telah merintis petani milenial dengan membuka petani magang bagi siswa SMK di kelas akhir. Mereka, lanjutnya, yang dilibatkan dalam Smart Green House yang diresmikan Ridwan Kamil pada 27 Januari.

"Jadi Smart Green House di Wanaraja ini Demplot. Sebelum diresmikan oleh pak gubernur, proses persiapannya sekitar 4 bulan," katanya.

Demonstrasi pilot (Demplot) merupakan penyuluhan pertanian dengan cara membuat lahan percontohan agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemonstrasikan.

"Jadi Demplot ini bisa dikatakan introduksi program Petani Milenial. Saya bilang pada pak gubernur metode irigasi tetes (teknologi yang dipakai di Smart Green House) bisa direplikasi untuk peserta Petani Milenial," tutur Kurnia.

Sehingga, menurutnya, posting-an gubernur mengenai foto hasil panen Smart Green House dikaitkan dengan program Petani Milenial tak masalah. "Bukan petani magang. Ya bisa disebut talent," jawab Kurnia saat ditanya mengenai siapa lelaki di-posting-an gubernur yang memamerkan melon dengan celemek bertuliskan 'Petani Milenial'.

Sementara itu, Kabiro Perekonomian Pemprov Jabar Benny Bachtiar menyatakan apa yang ditampilkan dalam unggahan gubernur adalah potret ideal yang diharapkan dalam program Petani Milenial.

"Sejak awal program ini dicetuskan oleh pak gubernur, beliau benar-benar konsen agar program ini berhasil. Jadi kalau saya melihatnya posting-an itu adalah gambaran petani milenial di masa depan, setelah ikut program ini," ujar Benny.

Diakui Benny program ini tak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Menurut dia di lapangan, pihaknya banyak menemui kendala salah satunya mengenai pengadaan lahan.

"Memang di Jabar ini banyak lahan tidur, namun kan tidak siap pakai, harus dilakukan land clearing dulu. Nah ini biayanya mahal. Satu hektare Rp 20 juta hingga Rp 25 juta, sementara KUR dari BJB buat modal kerja saja," katanya.

Menurut Benny, dari 8.998 yang mendaftar, sebanyak 2.240 lolos seleksi pertama. Selanjutnya setelah BI checking, tersisa hanya 528 orang yang lolos menjadi peserta Petani Milenial.

"Dan mungkin saja di tengah perjalanan banyak lagi yang berguguran, tapi tak mengapa. Kami harapkan dari yang sedikit ini, mereka nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi 20 orang lainnya," kata Benny.

Benny mengatakan dari 528 yang tersisa, sebagian kecil sudah menerima KUR dari BJB dan sudah mulai aksi. Bahkan ada yang segera panen, salah satunya di Cianjur tanggal 17 Juni nanti akan panen jagung. Secara bertahap peserta lainnya pun akan menyusul.

"Angkatan pertama ini kami sangat berhati-hati. Mereka harus berhasil agar tahun-tahun berikutnya mudah. Mereka lah agen perubahan, yang menyebarkan virus kebaikan. Saya yakin ini nantinya akan terjadi efek domino," tutur Benny.

Sebelumnya postingan Gubernur Ridwan Kamil mengenai petani milenial di Instagramnya menuai polemik. Berikut posting-an lengkap Ridwan Kamil yang diunggah di akun Instagramnya:

EKONOMI BARU GENERASI MUDA JAWA BARAT,

"3 bulan lalu, pertanian infus ini dimulai sekarang panen luar biasa dan sebagian ekspor ke Singapura. Air dan pupuk cair diteteskan sesuai jadwal dan diatur via hape dan komputer melalui IOT.

Petani Milenial perlahan menjadi solusi untuk generasi muda Indonesia di masa depan agar Indonesia punya ketahanan pangan dan kesejahteraan yang menjanjikan.

Petani Milenial punya semangat : "Tinggal di desa (jauh dari pandemi), rejeki kota dan bisnis mendunia (karena digital & 4.0)"

Unggahan itu dianggap seolah keberhasilan peserta PetaniMilenial, padahal bukan. Sehingga sejumlah pihak baik dewan danHKTI memintaRidwan Kamil untuk menjelaskan secara rill mengenai kondisi program ini.

Suami Ibu Bertato yang Tampar-Cubit Bayi Ternyata Pegawai Dinkes Lebak

Kadinkes Lebak Triyatno Supiono angkat bicara mengenai kasus ibu bertato berinisial PT yang tega mencubit hingga menampar bayinya di Lebak, Banten. Ia pun membenarkan suami PT yakni IW, merupakan pegawai yang saat ini bekerja kantor dinasnya.

"Ya, betul. Yang bersangkutan itu pegawai saya, tapi dia tenaga honorer yah bukan ASN," kata Triyatno kepada detikcom saat dihubungi di Lebak hari ini.

Triyatno menyebut, IW yang bernama lengkap Irwansyach (30) ini bekerja di Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Lebak. Saat COVID-19 melanda, dia kemudian diperbantukan sebagai petugas jaga di rumah isolasi milik Pemkab Lebak.

Namun menurutnya, Irwansyach tidak diberi tugas secara full time harus setiap hari berjaga di rumah singgah. Pasalnya, Dinkes Lebak sudah membagi jadwal petugas jaga dengan tiga shift.

"Waktunya sudah ditentukan, ada jadwalnya. Tidak setiap hari dia ada di situ, dan itu juga shift-nya cuma 8 jam kok. Jadi, enggak setiap hari tiap malam dia harus ada di sana," ungkapnya.

Saat ini, Triyatno mengaku sudah memberikan pembinaan terhadap Irwansyach pasca video penganiyaan yang dilakukan istrinya itu viral di media sosial. Dia pun menyayangkan tindakan tersebut apalagi sampai menyangkutkan dengan pekerjaan di dinasnya.

"Sudah dilakukan pembinaan, kabidnya juga sudah saya panggil. Walaupun itu masalah pribadi, kan tetap saja ada menyangkut ke kerjaan dinas saya," ucapnya.

"Sekarang begini, kalau misalkan alasannya yang disebutkan sama yang bersangkutan ke istri seperti itu (sibuk dengan urusan kerjaaan dinas) itu kan urusan rumah tangga mereka. Ya mungkin yang bersangkutan ini kesal ataupun gimana, jadi alasannya dia bilang kerja aja ke istrinya. Mungkin seperti itu yah, tapi yang jelas kami punya SOP dan pekerjaan yang bersangkutan itu enggak full time 24 jam seperti yang disebutkan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, video rekaman yang menunjukan seorang ibu bertato berinisial PT (25) saat menganiaya bayinya membuat gempar jagat media sosial di Lebak, Banten. Video itu, ternyata dibuat oleh PT sendiri lantaran cemburu karena suaminya kerap bekerja hingga malam.

Bibi suami PT, NN menyebut keponakannya Irwansyach merupakan seorang pegawai di lingkungan Pemkab Lebak. Irwansyach kata NN, memang kerap ditelepon oleh atasannya untuk mengurus sejumlah tugas hingga membuatnya harus datang ke kantor dinas walaupun kondisi malam hari.

"Pas kejadian itu Minggu (30/5/2021) malam, keponakan saya ditelpon suruh kerja tapi sama si istrinya enggak boleh. Namanya udah tugas kan, nah dia (PT) ini cemburu, dikiranya main aja," katanya saat dihubungi wartawan di Lebak, Banten, Kamis (3/6) lalu.

Kekesalan itu diduga kuat menjadi pemicu PT cemburu terhadap Irwansyach hingga tega melampiaskan terhadap bayi kandungnya sendiri. Bahkan, PT sengaja merekam aksinya itu dan mengirim kepada Irwansyach sebagai ancaman agar sang suami tidak berangkat kerja pada malam tersebut.

"Kalau kata keponakan saya, dia (PT) itu kesel. Keponakan saya kan kerjanya sampai 24 jam kadang-kadang, tapi sama istrinya enggak boleh," ungkapnya.

"Itu yang rekam juga dia sendiri, terus dikirim ke suaminya. Sebelum berangkat itu mereka berdua ribut, makanya dia ngancam di video itu terus dikirim ke suaminya supaya pulang, itu keponakan saya langsung pulang begitu lihat videonya," tambahnya.

Halaman 2 dari 5
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads