Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat ada 500 rumah dan 1.267 warga terdampak akibat jebolnya tanggul di Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung. Dua di antaranya mengalami rusak parah.
Sebelumnya, tanggul setinggi tiga meter itu jebol dan meluapkan air yang deras mengarah ke rumah warga. Tanggul tersebut jebol dikarenakan debit air yang melebihi muatan daripada sungai dan kondisi tanggul yang terbuat dari tanah yang cukup labil.
Salah satu rumah yang rusak dialami Deden Rukmaya (50). Rumah dan pabrik pembuatan jamur miliknya pun diterjang air. Jamur yang siap panen pun terpaksa gagal panen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Airnya datang langsung. Nutrisi buat jamur juga ada sekuintal gak ada," keluh Deden kepada detikcom, Rabu (2/6/2021).
Rukmana mengatakan, di daerah tersebut merupakan langganan banjir. Air dari Sungai Cisunggalah sering meluap dan mengarah ke rumah warga.
Akibat dari jebolnya tanggul tersebut, pabrik jamur miliknya rusak. Kerugian diperkirakan sekitar puluhan juta.
"Sekarang udah gak bisa dulu bekerja. Mungkin ada puluhan juta mah ruginya," katanya.
Di pihak lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Enjang Wahyudin mengatakan, ada tiga rukun warga yang terdampak. Lebih dari seribu warga terdampak akibat dengan terjangan air tersebut.
"Mengakibatkan 3 RW yang terdampak, RW 1, 2 dan 3, kurang lebih ada 500 rumah, 1.267 jiwa. Memang akibatnya karena hujan di wilayah Paseh. Hujan kurang lebih jam 5 sore," ujar Enjang di lokasi jebolnya tanggul.
Sementara itu, lanjut Enjang, ada 29 warga yang mengungsi. Mereka mengungsi di sejumlah rumah kerabatnya. Sementara sebagian besar warga memilih bertahan dan membersihkan rumahnya.
"Masih assesment, karena memang genangan masih ada 30 cm, data sementara data yang kami himpun dari 50 rumah 30 rusak ringan, 2 rusak berat kemungkinan akan bertambah," ungkapnya.