Testing PCR Dinilai Minim, Bupati Pangandaran: Data Provinsi Salah

Testing PCR Dinilai Minim, Bupati Pangandaran: Data Provinsi Salah

Faizal Amiruddin - detikNews
Selasa, 01 Jun 2021 14:43 WIB
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata
Foto: Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata (Faizal Amiruddin/detikcom).
Pangandaran -

Volume pemeriksaan atau testing COVID-19 di Kabupaten Pangandaran dinilai rendah, sehingga berimbas kepada minimnya angka kasus konfirmasi positif Corona di Pangandaran. Menyikapi hal ini Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata angkat bicara.

"Testing kita dianggap rendah, kemarin data tercatat di provinsi itu salah, kita dicatat hanya 6 test PCR. Padahal dalam rentang waktu 23 sampai 28 Mei 2021, kami melakukan test PCR sebanyak 93 orang. Sementara rapid test antigen 600 lebih, hampir 700," kata Jeje, Selasa (1/6/2021).

Jeje mengaku tidak sedang pencitraan atau berusaha mempertahankan status zona penyebaran. Dia hanya ingin meluruskan data yang salah dan tetap berupaya mengatasi pandemi COVID-19 secara maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ngapain pencitraan? saya inginnya setiap hari tes PCR sebanyak-banyaknya. Semua diperiksa," kata Jeje.

Namun Jeje mengakui ada banyak kendala untuk memaksimalkan testing PCR. Salah satu yang jadi kendala adalah mahalnya biaya pemeriksaan PCR.

ADVERTISEMENT

Menurut dia untuk satu kali pemeriksaan butuh anggaran sekitar Rp 1 juta dan itu harus ditanggung oleh pemerintah daerah. "Kita ingin PCR diperluas, tapi mahal," kata Jeje.

Selain itu animo masyarakat untuk menjalani tes juga relatif minim. Istilah takut 'dicovidkan' kerap diutarakan masyarakat.

Situasi ini menyebabkan testing PCR di Pangandaran fokus pada tingkatan tracing kontak erat dan pemeriksaan di ruang publik secara acak. Selain itu pemanfaatan tes swab antigen juga dimaksimalkan. "Antigen juga bagus akurasinya, kita maksimalkan," kata Jeje.

Dia mengetahui bahwa idealnya dalam sepekan sebanyak 5 persen penduduk diperiksa tes PCR. Untuk Kabupaten Pangandaran berarti harus sekitar 20 ribu orang yang diperiksa setiap minggu. Itu artinya butuh anggaran Rp 20 miliar seminggu.

Sementara itu Jeje menjelaskan tren kasus konfirmasi positif Corona pasca Lebaran sempat naik, meski sekarang sudah mulai turun.

"Sempat naik, angkanya mencapai 100 kasus dalam seminggu. Sekarang sudah turun lagi. Tingkat kesembuhan pasien di Pangandaran cukup bagus," kata Jeje.

Hari ini tercatat jumlah pasien Corona yang dirawat di RSUD Pangandaran sebanyak 11 orang sementara 28 pasien lainnya menjalani isolasi mandiri.

Simak video 'Menkes Budi Buka-bukaan soal Lonjakan Kasus Corona':

[Gambas:Video 20detik]



(mso/mso)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads