Skenario RSHS Bandung Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19 Pascalebaran

Skenario RSHS Bandung Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19 Pascalebaran

Siti Fatimah - detikNews
Senin, 31 Mei 2021 18:00 WIB
RSHS Bandung
RSHS Bandung (Foto: Muklis Dinillah)
Bandung -

Direktur Pelayanan Medik, Perawatan dan Penunjang RSHS dr. Yana Akhmad Supriatna mengatakan, mengacu pada musim libur sebelumnya bahwa hari libur selalu menimbulkan lonjakan kasus COVID-19. Sehingga, kali ini pihaknya telah bersiap diri menghadapi potensi tersebut.

"Kalau mengacu pada kejadian sebelumnya, biasanya pada saat libur panjang kita sempat mengalami (lonjakan). Pada libur tahun baru terjadi suatu lonjakan kasus. Demikian juga dalam menghadapi potensi lonjakan, kami rshs sudah menyiapkan (antisipasi)," kata Yana dalam pernyataannya kepada wartawan, Senin (31/5/2021).

Lebih lanjut, strategi yang dimaksud ialah dengan memenuhi pelayanan dari segi kapasitas ruang perawatan dan tenaga medis. Dia menyebut, dengan kapasitas tempat tidur saat ini maka kenaikan pasien COVID-19 hingga 50 persen diprediksi masih dapat ditangani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi misalnya ada kenaikan 20-50 persen kasus yang kami rawat saat ini masih bisa ditangani. Adapun nanti skenario tiga, kasusnya melebihi 100 persen dari yang ada, kami telah menyiapkan 84 kapasitas tambahan sehingga total yang kami miliki adalah 318 tempat tidur," jelasnya.

Sementara itu, dari segi fasilitas pihaknya mencatat secara rinci 234 ruang isolasi, 16 ruang ICU dengan ventilator, 24 tempat tidur ICU tanpa ventilator, dan 184 tempat tidur di ruang isolasi serta 10 ruang isolasi di IGD.

ADVERTISEMENT

Kemudian perihal kebutuhan oksigen ada 15 ribu liter oksigen yang disuplai secara rutin setiap dua kali seminggu. Selain itu, kebutuhan APD bagi tenaga kesehatan saat ini tersedia 17 ribu.

"Dan ini apabila terjadi lonjakan biasanya 40 persen kami pun siap untuk kebutuhan dua bulan. Obat-obatan injeksi dan lain-lain ini masih mencukupi kira-kira untuk 2 bulan," ujarnya.

Sebagai rumah sakit rujukan utama COVID-19 di Jabar, RSHS pun ditunjang dengan 20 unit ventilator, 40 unit High Flow Nasal Cannula, 47 monitor pasien dengan 5 sentral monitornya, 4 ekstra mobile, dan satu mesin ecmo yang hanya dimiliki RSHS se-Jabar.

Saat ini, tingkat okupansi atau Bad Occupancy Rate (BOR) di RSHS sebesar 77,5 persen. Naik pasca libur lebaran yang hanya berkisar 57 persen. "Tapi dari sini bisa dilihat bahwa kenaikannya tidak terjadi lonjakan. Pada prinsipnya itu yang kami harapkan," tuturnya.

Dia berharap, masyarakat tetap mendukung upaya tenaga kesehatan untuk menekan angka penyebaran COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Tentu saja kami berharap bagaimana dengan memutus rantai penularan ini sehingga kasus ini cenderung turun itu perlu kerja sama bersama, lewat penerapan protokol kesehatan. Yang paling simple 3M kita lakukan dan Insyallah pandemi ini segera berakhir," pungkasnya.

(mud/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads