Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akan menjamin pembiayaan balita yang menderita gizi buruk. Tidak hanya jaminan pengobatan, keluarga pasien juga akan dipenuhi kebutuhannya selama perawatan di rumah sakit.
Wakil Bupati Cianjur Tb Mulyana mengatakan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes), di tahun ini ada 43 balita yang menderita gizi buruk. Bahkan kasus di tahun 2020, mencapai 153 balita.
"Kasus gizi buruk di Cianjur masih tinggi, dan ini mesti jadi perhatian serius. Tidak hanya di awal penanganan, tapi di saat perawatan dan pasca pengobatan," ujar Mulyana saat ditemui di Pendopo Cianjur, Jalan Siti Jenab, Kamis (27/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya banyak pasien gizi buruk yang tidak segera ditangani lantaran keterbatasan biaya. Selain itu, tidak sedikit juga yang memaksa anaknya dipulangkan dan memilih dirawat di rumah karena tidak punya bekal jika berlama-lama di rumah sakit.
"Jadi masalahnya tidak hanya biaya pengobatan, tapi juga masalah biaya selama menunggu pasien," ucap dia.
Mulyana mengatakan pihaknya akan membahas dengan dinas terkait untuk jaminan kesehatan untuk balita gizi buru dan jaminan biaya keluarga pasien selama di rumah sakit.
"Kita sedang bahas, supaya penanganan gizi buruk bisa maksimal. Untuk pengobatan sudah pasti dijamin, tapi juga kami upayakan supaya penunggu pasiennya juga dijamin untuk sehari-harinya. Jangan sampai anak mereka ditangani, tapi penunggu pasien bingung untuk makan dan kebutuhan lainnya," kata dia.
"Kita juga akan upayakan agar balita di Agrabinta yang belakangan ini ramai karena mengalami gizi buruk segera ditangani lagi dengan jaminan pengobatan dan untuk keluarganya," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang balita di Kecamatan Agrabianta Kabupaten Cianjur mengalami gizi buruk. Kondisi bayi berusia 20 bulan itu pun begitu memprihatinkan dengan yang sangat kurus, layaknya tersisa kulit dan tulang.
Tonton Video: Tolong... Balita di Cianjur Derita Gizi Buruk, Tersisa Kulit dan Tulang!