Para pengrajin tahu dan tempe akan melakukan aksi mogok produksi dan berjualan mulai Jumat (28/5/2021). Aksi mogok dilakukan imbas dari naiknya harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe di pasaran.
Salah satunya pengrajin tahu tempe di Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya Amat Riyanto memastikan, Kamis (27/05/21) ini, jadi hari terakhir produksi.
"Saya dan ribuan pengrajin tahu tempe di Tasikmalaya Kota maupun Kabupaten akan mogok produksi mulai besok Jumat," kata Amat saat ditemui di pabriknya, Kamis (27/05/21).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengrajin merasa diberatkan dengan kenaikan harga kedelai beberapa bulan terakhir. Bahkan, kenaikan bahan baku ini mencapai 40 persen dari harga normal. Kini harga kedelai dijual Rp 11 ribu Rp 7 ribu per kilogram.
"Bayangkan saja pak naiknya kedelai itu 40 persen. Biasanya Rp 7 ribu rupiah kini Rp 11 ribu per kilogram," ucap Amat.
Imbas kenaikan bahan baku, membuat pengrajin tahu tempe terancam gulung tikar. Mereka tidak bisa menutup biaya produksi saat harga jual tahu tempe di pasaran tidak naik. Meski, ukuran tahu tempe sudah diperkecil, pengrajin tetap merugi.
"Kalau dipaksakan produksi kami bakal bangkrut gulung tikar. Mau ngurangi pekerja kasihan juga. Jadi mogok aja sebagai bentuk protes," kata Amat.
Pengrajin tahu tempe mengaku harga jual tahu dan tempe di pasar masih berkisar 2500 sampai tiga ribu perbungkus. Padahal, idealnya harga jual tahu tempe di atas Rp 4.500 per bungkus, saat bahan baku kedelai dijual Rp 11 ribu per kilogram.
"Yah sekarang masih Rp 2.500 sampai Rp 3 ribu perbungkus. Bagusnya memang kalau mau ada untung di atas Rp 4.500," ujar Amat.
Pengrajin tahu dan tempe berharap agar harga kedelai kembali normal.
(mso/mso)