Mengenal Sosok Iwan Setiawan, Pengasuh Eks Napi Teroris Asal Bandung Barat

Mengenal Sosok Iwan Setiawan, Pengasuh Eks Napi Teroris Asal Bandung Barat

Whisnu Pradana - detikNews
Minggu, 23 Mei 2021 12:47 WIB
Iwan Setiawan
Foto: Iwan Setiawan (Whisnu Pradana/detikcom).
Bandung Barat -

Iwan Setiawan (52) warga Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi sosok yang amat istimewa bagi eks narapidana yang akhirnya kembali ke masyarakat.

Iwan merupakan pekerja sosial (Peksos) yang saat ini mengayomi dan membimbing sebanyak 37 mantan napi teroris yang sudah selesai menjalani masa hukumannya dan siap bermasyarakat lagi.

Iwan sendiri diketahui sudah bersinggungan dengan dunia peksos sejak 1990 silam. Namun baru di tahun 2016, dirinya menginisiasi lahirnya Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Batas Cakrawala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu dilakukan Iwan berangkat dari banyaknya mantan napi yang sulit mengimbangi diri dengan lingkungan sosial hingga kembali terjerumus pada jalan yang salah.

"Saya berpikir, ya sudah bikin yayasan tapi basisnya masyarakat. Jadi kita meneruskan setelah mereka rehab, kita rawat jalan," ujar Iwan saat ditemui di kediamannya.

ADVERTISEMENT

Tugas berat yang dilakoni Iwan bersentuhan dengan masalah keyakinan dan citra. Dirinya harus meyakinkan mantan teroris itu agar kembali mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu agar mereka diterima masyarakat dengan latar belakang yang kelam.

"Saya mengedepankan pendekatan secara kekeluargaan kepada mereka agar tumbuh kembali kepercayaan dirinya. Kemudian terpenting adalah menghapus stigma buruk mereka," terangnya.

Untuk melawan stigma buruk soal predikat eks narapidana yang melekat, mereka juga diberikan berbagai pelatihan keterampilan sesuai keinginan mereka. Namun tetap diarahkan oleh para pendamping.

Tujuannya, ketika mereka kembali masyarakat, sudah memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Usaha Iwan dan kawan-kawan tak sia-sia. Semua mantan teroris kini kembali cinta NKRI.

"Mereka sudah kembali ke keluarga dan masyarakat umum dengan menjalani berbagai usaha. Ada yang berdagang baju muslim, peci, kitab hingga membuka praktik bekam," bebernya.

Dianggap sukses membimbing napi teroris, Iwan kemudian menerima lagi tugas berat untuk mendampingi puluhan napi umum dari berbagai latar belakang. Kendala paling terasa, adalah kerentanan mereka kembali ke dunia hitam.

Alasannya kata Iwan rata-rata dari napi umum minim mendapat pendidikan sehingga lebih mudah kembali terjerumus untuk berbuat kejahatan. Berbeda dengan napi teroris yang memang harus membekali diri dengan pengetahuan.

Namun Iwan tak putus asa. Dirinya tetap memberikan berbagai pelatihan keterampilan. Seperti membuat lampu lampion dari bahan bekas dan pelatihan lainnya yang nantinya bisa diterapkan para mantan napi agar bisa berbaur dengan lingkungan sosial.

Secara keseluruhan dirinya mengakui melawan stigma negatif bagi mantan napi tak semulus yang dibayangkan. Iwan menyebut saat ini sejumlah napi mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Banyak di antara napi mengalami masalah pada sisi pemasaran terhadap produk yang dibuat.

"Saat ini para napi terkendala pemasaran. Pemerintah mohon bantu, karena saat ini pemasaran mereka hancur," ujarnya.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads