Ustaz Ahmad Ruslan dan 20 santrinya berjalan kaki dari Kota Tasikmalaya ke Kota Bandung untuk mengikuti Aksi Bela Palestina yang dipusatkan di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Sabtu (22/5/2021).
Ia bersama santri-santrinya berangkat dari Masjid Agung Tasikmalaya pada Jumat (21/5) kemarin, dan baru tiba di Bandung pada Sabtu subuh. "Kita berjalan bersama kurang lebih 20 peserta yang mengiringi saya. Mereka adalah pemuda, anak-anak kampung yang belum pernah ke Palestina, tetapi sangat mencintai Palestina," kata Ahmad di Gedung Merdeka.
Pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Ilmi, Tamansari, itu mengatakan ada seorang anak berusia 13 tahun yang turut mengiringinya. Meski harus menjalani perjalanan yang berat dan melelahkan, ia bersyukur tidak ada peserta yang mundur di tengah jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita fokus jalan kaki ke Bandung, tidak ada penggalangan dana. Kita sampai ke Bandung. Paling berhenti untuk makan, minum dan salat," ujar Ahmad.
"Alhamdulillah tidak (ada yang mundur), sesekali anak-anak kecil yang dia ikut orang tuanya long march, kita bawa satu mobil agar yang lelah bergantian naik mobil seperti itu," tutur dia menambahkan.
Ahmad menegaskan tujuannya berjalan kaki dari Tasikmalaya ke Bandung bukan untuk mendapatkan pujian. Tetapi untuk menyampaikan semangat perjuangan dan kepedulian terhadap warga Palestina.
![]() |
"Tasik sudah terkumpul lebih dari 161 juta, Kota Bandung harus lebih dari Rp 500 juta. Saya bersama santri pada tahun 2014 mengirimkan Rp 150 juta hasil penggalangan dana, alhamdulillah langsung dikirimkan ke Gaza," ucap Ahmad.
Sebelumnya, ribuan peserta long march Aksi Bela Palestina bergerak dari Gedung Sate (Jalan Diponegoro) menuju Gedung Merdeka (Jalan Asia Afrika), Kota Bandung, Sabtu (22/5/2021). Ribuan orang tumpah di jalanan Kota Kembang sambil meneriakkan takbir dan dukungan bagi Palestina.
![]() |
Pantauan detikcom dari jembatan penyebaran orang (JPO) di depan Bandung Indah Plaza (BIP), bendera Palestina raksasa dibentangkan bersama para peserta aksi yang berjalan. Dalam pergerakannya, aksi massa laki-laki dan perempuan yang jumlahnya masing-masing mencapai ribuan berjalan terpisah.
Arus lalu lintas pun sempat tersendat, di berbagai titik yang menjadi rute long march. Walau begitu, terlihat petugas kepolisian, personel Dishub dan dibantu panitia aksi turut mengatur lalu lintas. Dibandingkan aksi-aksi sebelumnya, aksi ini merupakan yang paling besar di Bandung, sejak Israel melakukan serangan kepada Palestina lebih dari sepekan lalu.