Habib Bahar bin Smith pendakwah yang keras dalam berceramah hingga tak jarang dicap radikal. Namun dia mengaku ceramahnya ada juga yang bernuansa sejuk.
"Banyak orang selalu bicara Habib Bahar ceramah keras begini begitu, karena saya membela rakyat dan yang selalu diputar ceramah saya yang keras. Ketika saya ceramah lembut tidak pernah diputar," ujar Bahar dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan sopir taksi online di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Selasa (18/5/2021).
Dia menuturkan dalam kesehariannya juga kerap berceramah dengan suasana yang lembut. Bahkan tema-tema yang diambil dalam ceramahnya jauh dari kata keras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ngajar membahas akhlak dan pernikahan, khitan, hak istri dan suami, ceramah saya yang lembut tidak pernah diputar sehingga orang mengidentikkan saya dengan radikal, keras dan intoleran," kata Bahar.
Bahar mengatakan hal itu saat berbicara mengenai nasionalisme-nya terhadap Indonesia. Dia mengaku setia terhadap NKRI dan siap berhadapan dengan orang-orang yang menyengsarakan rakyat banyak.
"Jadi, kalau saya yang mulia, kalau urusan pribadi, saya rela saya ridho tapi kalau sudah urusan bangsa, urusan rakyat, urusan agama, urusan keluarga maka saya tidak akan tinggal diam yang mulia. Lebih baik saya yang hancur, asalkan NKRI hidup, biarkan saya yang hancur asalkan Islam tetap jaya. Biarkan saya mati dan binasa asalkan NKRI, agama Islam, dan keluarga tetap hidup. Biarkan saya yang lapar asalkan yang lain tetap kenyang. Itu saya," kata Bahar.
"Justru yang harus dipertanyakan masalah NKRI jangan pernah mau bilang saya tidak NKRI dan tidak nasionalis, justru para koruptor yang menyengsarakan uang rakyat mereka itu yang tidak nasionalisme, yang tidak nasionalisme dan hanya di mulut. Jadi saya kalau urusan pribadi saya tidak permasalahkan," ujar Bahar menambahkan.
(dir/mso)