Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung melaksanakan pengamatan hilal penanda masuknya bulan Syawal 1442 Hijriah. Tim peneliti bosscha memastikan hilal tidak tampak hari ini.
"Kami melakukan pengamatan sejak kemarin hingga besok maghrib. Kegiatan pengamatan kemarin dan hari ini ditujukan untuk pengamatan bulan sabit tua. Hari ini pasti hilal awal bulan Syawal tidak ada," kata peneliti Observatorium Bosscha Yatny Yulianty saat dihubungi detikcom, Selasa (11/5/2021).
"Kemarin pagi kami sempat menangkap citra sabit tua. Pagi ini juga, sayangnya cuaca sekarang mendung," ujar Yatny menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, secara perhitungan posisi, esok hari ketinggian Bulan masih berada di angka negatif. Artinya Bulan terbenam lebih dulu dari Matahari.
"Konjungsi/ijtimak baru terjadi dini hari nanti, sehingga sabit bulan sore ini masih merupakan sabit tua bulan Ramadhan (sabit pada akhir bulan Ramadhan). Pada sore ini, posisi bulan sendiri masih terbenam lebih dulu dibandingkan Matahari, sehingga ketinggiannya disebut masih negatif," jelasnya.
Kemudian, Yatny juga menjelaskan, hilal merupakan pertanda peralihan bulan pada penanggalan Hijriah. Ditandai dengan teramatinya sabit muda setelah terjadi konjungsi/ijtimak.
"Di Indonesia sendiri mengacu kepada kriteria MABIMS dimana hilal memiliki ketinggian minimal 2 derajat, elongasi 3 derajat dan usia bulan (dihitung dari Konjungsi) 8 jam. Sabit muda yang telah memenuhi kriteria ini dapat diterima sebagai hilal yang menandakan bulan telah berganti," pungkasnya.
Sementara itu, Bosscha melakukan pengamatan dengan menggunakan 2 buah teleskop berukuran 106 milimeter dan 66 milimeter berjenis refraktor yang masing-masing dilengkapi detektor kamera astronomi. Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan tampilan sabit bulan.
(mud/mud)