Potret Lansia di Panti Jompo Bandung Rindu Keluarga Tapi Terhalang Corona

Potret Lansia di Panti Jompo Bandung Rindu Keluarga Tapi Terhalang Corona

Yudha Maulana - detikNews
Selasa, 11 Mei 2021 03:20 WIB
Suasana Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung
Foto: Para penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung (Yudha Maulana/detikcom).
Bandung -

Sudah satu tahun lebih Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi lebih sepi daripada biasanya. Tak ada lagi hiruk pikuk mahasiswa praktek atau tawa riang anak-anak yang biasanya berkunjung ke tempat pengasuhan lansia yang terletak di Jl Sancang No 2 Kota Bandung tersebut.

"Waar wil je, waarom ziet er netjes uit? (mau pergi kemana, kok sudah berpakaian rapi?)," ujar Rohimah (95) ketika mengenang kembali masa-masa sekolahnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/5/2021).

Rohimah merupakan salah satu penghuni terlama PSTW Budi Pertiwi. Dia telah menghuni panti sosial yang didirikan Perkumpulan Budi Istri itu sejak tahun 1992. Nenek kelahiran Magelang tahun 1927 itu sangat senang bercerita, perjumpaan seolah mengorek kembali memori masa mudanya yang masih sangat terjaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ik wil naar school gaan (saya ingin pergi ke sekolah)," lanjut Rohimah.

Ia juga kemudian bercerita mengenai kehidupan dan aktivitas sehari-harinya sebelum pandemi COVID-19 merebak. "Kalau dulu saya suka belanja ke Pasar Ancol sendiri, bisa naik angkot sendiri atau beli pisang goreng di depan," ujar Rohimah.

ADVERTISEMENT
Suasana Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi BandungPara penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung (Foto: Yudha Maulana/detikcom).

Ia juga bercerita dengan bangga tentang dua keponakannya yang berada di Jakarta dan Gresik, keduanya kerap mengunjunginya setiap saat. Walau di masa pandemi ini, jumlah kunjungan dari keponakannya itu sedikit berkurang.

Rohimah hanya bisa pasrah jika kedua keponakannya itu tak bisa mengunjunginya pada Idul Fitri nanti. Ia mahfum, walau akan lebih sepi tetapi bisa terhindarkan dari virus itu lebih baik bagi dirinya.

"Ya kami ini orang tua, sudah renta. Virusnya bisa saja ke kita. Saya datang ke Bandung tahun 1965 bersama kakak saya, sekarang kakak saya sudah meninggal," kata Rohimah. Ia tak memiliki anak karena tidak menikah.

Cemburu tentu pernah dirasakan Rohimah, terlebih saat melihat banyak penghuni panti yang dikunjungi oleh sanak saudaranya yang lain. Kehadiran mahasiswa praktek dan siswa biasanya kerap menjadi penghibur dirinya di kala sepi.

Ia diajari berpose gaya 'finger heart' yang ngetren dari Korea, juga aplikasi Boomerang di Instagram oleh para mahasiswa praktek tersebut.

"Ya kalau cemburu sih suka ada, kok di sana ada (yang mengunjungi). Tapi saya kalau rindu sama keponakan, ya paling saya teleponan sama keponakan," tutur Rohimah.

Penghuni PSTW Budi Pertiwi lainnya, Kartinah (78) mengaku masih sering dikunjungi oleh menantu dan cucu-cucunya. Walau begitu, interaksi mereka tak seleluasa sebelum era pandemi.

"Rindu memang, tapi takut ada Corona," ujarKartinah. Sejak tahun 1976,Kartinah telah mengabdikan dirinya diPSTW Budi Pertiwi, saat itu jumlah penghuni panti yang diurusnya berjumlah 45 orang.

Kunjungan Dibatasi Demi Keselamatan

Ketua PSTW Budi Pertiwi Ai Djoewarsa mengatakan, di masa pandemi jumlah kunjungan non keluarga ditutup. Termasuk juga praktek mahasiswa. Biasanya, ujar Ai, dalam satu bulan panti yang dikelolanya bisa didatangi oleh ratusan mahasiswa.

"Setiap bulan itu ganti-ganti perguruan tingginya, keuntungannya bagi kami. Neneknya bisa ada teman cerita, karena mereka juga ingin ngobrol, ingin didengar jadi ketika ada mahasiswa datang, mereka menganggap itu sebagai anaknya," kata Ai.

"Dulu rutin boleh dikunjungi, tapi dengan pandemi ini kita menutupi kunjungan," katanya.

Suasana Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi BandungSuasana Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung Foto: Yudha Maulana

Saat ini, ada 19 penghuni panti yang berada di dalam PSTW. Mereka kini diurus oleh petugas yang secara 24 jam penuh melayani. "Kita ini non-profit, tetapi tak pernah meminta atau menggalang dana. Alhamdulillah rezeki nenek tersebut, selalu saja ada bantuan yang masuk sehingga keperluan para penghuni bisa terpenuhi," katanya.

Koordinator PSTW Budi Pertiwi Permadi Novendi mengatakan, biasanya tiap tahun ada nenek yang dijemput oleh keluarganya. Tetapi, mengingat adanya pandemi maka penjemputan penghuni tak diperbolehkan.

"Kita tutup kunjungan, tapi tak ketat juga bagi keluarganya. Kita fasilitasi di tempat terbuka, dengan jaga jarak. Demi keselamatan dan kenyamanan nenek, kalau ada larangan mudik kita bisa fasilitasi dengan telepon atau video call," ujar Permadi.

Halaman 2 dari 2
(yum/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads