Jabar Hari Ini: RK Minta Wisata KBB Ditutup-Dua Orang Tewas di Cipali

Jabar Hari Ini: RK Minta Wisata KBB Ditutup-Dua Orang Tewas di Cipali

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 05 Mei 2021 21:16 WIB
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat, Rabu (5/5/2021). Mulai dari Ridwan Kamil minta wisata di Bandung Barat dan Tasikmalaya ditutup saat Lebaran hingga kecelakaan maut di Tol Cipali.

Berikut rangkuman beritanya:

Bandung Barat-Tasik Zona Merah, Ridwan Kamil Minta Tempat Wisata Tutup

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta obyek wisata yang masuk kategori zona merah seperti Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya ditutup.

"Jawa Barat juga selalu melihat setiap ada menjelang libur panjang kenaikan kasus pasti naik. Sehingga per hari ini ada kenaikan seluruh Indonesia itu 2 persen. Dulu tahun lalu kenaikan di atas 90 persen. Makanya dengan berat hati saya sampaikan, di hari ini, di minggu ini ada dua zona merah datang lagi ke Jawa Barat satu KBB dan satu lagi kota Tasikmalaya," kata Kang Emil sapaannya usia apel gabungan di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, hari ini.

ADVERTISEMENT

Menurut Emil, sesuai arahan Kapolri, untuk obyek wisata di zona merah diarahkan untuk ditutup. Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan kepala daerah di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya untuk mensosialisasikan arahan tersebut.

"Sesuai arahan Kapolri yang zona merah khususnya itu pariwisata akan ditutup. Jadi saya titip ke Pak Kapolda, kepada yang masuk zona merah agar tidak ada lagi destinasi pariwisata dan disosialisasikan kepada masyarakat. Saya sudah menyampaikan juga kepada Bupati, kepala daerah terkait, kira-kira begitu," tuturnya.

Sementara itu disinggung untuk destinasi wisata di zona oranye, Emil mengatakan pihaknya akan berkonsultasi terlebih dahulu. Namun, sesuai arahan di rekomendasikan juga ditutup.

"Zona oranye akan di konsultasikan, memang arahannya juga tidak. Tapi yang terpantau secara tegas zona merah," katanya.

Sebelumnya, Dua daerah di Jawa Barat masuk ke dalam zona dengan risiko penularan COVID-19 yang tinggi atau zona merah. Berdasarkan laporan dari situs covid19.go.id, dua daerah itu yakni Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya.

Sekadar diketahui sejak pertengahan Maret lalu, Jabar nihil zona merah. Kendati begitu, pergeseran zona hijau (resiko penularan COVID-19 rendah) dan zona kuning (resiko penularan COVID-19 sedang) hilir mudik berganti selama hampir delapan pekan.

Berdasarkan data yang dilansir dari pik.bandungbaratkab.go.id, total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 6.224 kasus. Saat ini terdapat 615 pasien aktif yang masih dirawat atau menjalani isolasi, 5.532 orang dinyatakan sembuh dan 77 orang meninggal dunia.

KasusCOVID-19 di Bandung Barat paling banyak di kecamatan Lembang (total 1.154 kasus),Ngamprah (total 941 kasus) danPadalarang (total 649 kasus). Sedangkan di KotaTasikmalaya dari lamanPikobar tercatat ada 5.655 total kasus terkonfirmasiCOVID-19. 1.119 orang di antaranya masih menjalani isolasi, 4.350 orang telah sembuh dan 32 orang meninggal dunia.

Kecelakaan Fatal Bus Vs Bus di Tol Cipali, 2 Orang Tewas

Kecelakaan yang melibatkan dua kendaraan bus antara bus PO Haryanto nopol B 7225 VGA dan PO Bus Dedy Jaya nopol G 1476 FR terjadi di ruas jalan Tol Cipali, kilometer 76.200, Wilayah Campaka, Purwakarta, Jawa Barat sekitar pukul 11.30 WIB.l

Kecelakaan terjadi diduga akibat sopir bus PO Haryanto atas nama Slamet Riyadi kurang antisipasi sehingga menabrak PO Dedy Jaya, dalam kecelakaan ini dua orang tewas di lokasi kejadian.

"Kronologis kejadian dimana kendaraan bus PO Haryanto pada saat melintas di TKP hendak mendahului di kiri jalan, kemudian menabrak kendaraan PO Dedy Jaya yang sedang parkir karena mengalami ban bocor atau pecah ban di bahu jalan," ujar Kanit Laka Lantas Polres Purwakarta, IPDA Jamal Nasir, di Lokasi Kejadian, hari ini.

Detikcom yang melihat langsung proses evakuasi, pasca kecelakaan kedua bus tersebut melintang menutup jalan dari arah Cirebon menuju Jakarta, bus PO Dedy Jaya sebagian menutup laju cepat dan sebagian terperosok ke median jalan, sedangkan bus PO Haryanto menutup lajur satu dan laju lambat jalan tol Cipali.

Berdasarkan proses evakuasi korban, sopir dan kernet bus PO Dedy Jaya tewas di lokasi kejadian ketika tengah mengganti ban, korban tertabrak oleh kedua kendaraan tersebut.

"Korban sudah di evakuasi ke Rumah Sakit Abdul Radjak yaitu pengemudi kendaraan Dedi jaya dan kernet Dedi jaya, jumlah korban dua orang meninggal dunia," kata Kanit Laka.

Kedua bangkai kendaraan alami kerusakan di bagian depan dan belakangnya, keduanya di evakuasi ke pul derek di Kalijati, Subang. Kasus kecelakaan ini ditangani petugas laka lantas polres Purwakarta termasuk mengamankan sopir bus PO Haryanto.

Adapun identitas korban tewas adalah Toha, (43) warga Brebes merupakan sopir PO Dedy Jaya, sedangkan diduga kernet belum diketahui identitasnya.

Diketahui, pada saat kecelakaan kedua kendaraan dalam kondisi kosong penumpang, ketika di tanya perihal dugaan bus akan menjemput pemudik, polisi belum dapat memastikannya.

"Untuk sementara kami masih mendalami karena kami masih melakukan pemeriksaan, kita cari tau (jemput pemudik) atau bukan,"ungkapnya.

Terancam Hukuman Mati, Ini Harapan Keluarga Nani Takjil Sianida

Nani Aprilliani Nurjaman (25) tersangka pengirim takjil sianida yang menewaskan bocah 10 tahun anak driver ojek online (ojol) terancam hukuman mati. Keluarga Nani di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat berharap hukuman kepada Nani sedikit diringankan.

Hal itu disampaikan langsung Rendy Riana selaku Kepala Dusun Sukaasih, Desa Buniwangi, Kecamatan Palasah yang mewakili pihak keluarga Nani.

"Saya mewakili pihak keluarga berharap kepada keluarga korban agar ada kebaikan untuk sedikit meringankan hukuman Nani. Memang tidak dipungkiri kalau Nani ini memang salah," kata Rendy saat ditemui detikcom, hari ini.

Kata Rendy begitu mengetahui kasus yang menjerat Nani di Bantul, DIY pada Senin sore kemarin, keluarga khususnya ayah Nani yakni Maman (40) langsung syok berat bahkan menangis.

"Begitu tahu vonisnya hukuman mati, keluarga terutama Pa Maman ayahnya ini syok banget. Sampai sekarang juga dia masih syok, makanya saya yang mewakili keluarga untuk bicara," ucapnya.

Ia juga mengetakan keluarga Nani sebenarnya ingin pergi ke Bantul menjenguk anaknya itu. Namun kata Rendy keinginan itu terkendala adanya larangan bepergian oleh pemerintah.

"Keluarga sebenarnya pengen ke Bantul, tapi ya itu kendalanya tidak tahu mau menghubungi siapa, belum ada panggilan juga dari polisi. Takutnya kalau kesana ada penyekatan disuruh pulang lagi, padahal kami dari desa siap untuk mendampingi kesana," lanjut Rendy.

Namun menurutnyaMaman ayahNani sudah berencana akan keBantul setelah lebaran nanti. "Tapi PaMaman memang rencananya mau keJogja setelah lebaran nanti,"pungkasnya.

Heboh! Rumpon Asal Maldives Terapung di Perairan Sukabumi

Nelayan di Kabupaten Sukabumi digegerkan dengan benda asing yang mengapung di perairan antara Ujunggenteng dan Pangumbahan, Selasa (4/5) kemarin.

Benda bulat bercat oranye itu terombang-ambing. Posisinya pun tidak bergeser sejak ditemukan.

"Diameternya kurang lebih sekitar satu meter. Nelayan sini enggak ada yang tahu itu benda apa. Ketika akan dibawa ke tepi, ternyata ada tali sling ke bawah seperti nyangkut ke sesuatu," kata Asep Jeka, tokoh nelayan Ujunggenteng, melalui sambungan telepon.

Nelayan belum mengetahui pasti benda itu rumpon atau bukan. Begitupun asal-usul benda tersebut terapung di perairan Sukabumi.

"Kalau memang rumpon posisinya pasti di tengah, kalau ini agak dekat ke pesisir. Entah memang rumpon terbawa atau alat pendeteksi tsunami (Buoy) atau bukan enggak ada yang tahu benda itu apa," ujar Asep.

Benda bulat itu terdapat tulisan dan angka. Ada angka '50' berwarna putih dan tulisan timbul berbahasa Inggris yang salah satunya tertera tulisan 'Maldives'. Maldives atau Maladewa adalah sebuah negara kepulauan di Samudera Hindia.

Penelusuran detikcom melalui Google Image, benda itu bernama fish aggregating device atau rumpon (alat bantu penangkapan ikan).

Foto dihimpun Google ini menampilkan rumpon asal Maldives yang bentuk serta cirinya identik dengan benda yang terapung di perairan Sukabumi.

Nelayan Sukabumi sudah meneruskan temuan benda itu ke polisi.

"Sudah kita laporkan kePolair terkait penemuan benda tersebut, namun belum dapat kabar lagi tentang kejelasan benda itu," ucap Asep.

Ruas Jalan di Jabar Padat Jelang Pelarangan Mudik

Volume kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung terpantau padat jelang penerapan larangan mudik Lebaran 2021. Para petugas kepolisian dari Satlantas Polresta Bandung telah bersiap melaksanakan penyekatan.

Sekadar diketahui, pemerintah pusat menetapkan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Pemerintah Kabupaten Bandung sendiri menerjunkan sebanyak 1.300 personel dalam penyekatan mudik kali ini.

Pantauan detikcom, sore tadi, kendaraan yang keluar gerbang Tol Cileunyi nampak padat. Sebelum dilaksanakan penyekatan, nampak terlihat kendaraan berpelat nomor luar Bandung Raya melintasi jalur tersebut.

Sementara kendaraan dari arah sebaliknya, yang masuk gerbang Tol Cileunyi, nampak tidak begitu padat. Kendaraan melaju lancar menuju arah pintu masuk tol.

"Untuk peningkatan arus kendaraan belum terlihat," ujar Wakasatlantas Polresta Bandung AKP Adhimas Sriyono Putra di Cileunyi, Kabupaten Bandung, hari ini.

Sementara itu, sejumlah petugas kepolisian Satlantas Polresta Bandung dan Dishub Kabupaten Bandung nampak sibuk menyusun pembatas jalan. Petugas menyusun pembatas jalan untuk menyekat kendaraan yang berasal dari luar Bandung Raya.

Tidak lama petugas pun mulai menyekat kendaraan yang berpelat nomor luar Bandung Raya. Sebagian pengguna jalan nampak kebingungan karena mengira pembatasan akan dilakukan pada besok hari.

Sejauh ini, kataAdhimas, belum terlihat indikasi pengendara yang akan mudik. "Belum ada indikasi kendaraan yang akan mudik," ujarnya.

Tak hanya itu, volume arus lalu lintas di jalur pantai utara (Pantura) Kota Cirebon, meningkat dibandingkan hari biasa. Arus lalu lintas di pantura Cirebon didominasi pemudik.

Pantauan detikcom, siang tadi arus lalu lintas di pantura Cirebon dari arah Jakarta menuju Jateng masih terlihat ramai. Kendaraan yang melintas di pantura didominasi roda dua. Rata-rata berpelat nomor wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kasat Lantas Polres Cirebon Kota AKP La Ode Habibi Ade Jama mengatakan, volume arus lalu lintas hari ini meningkat sekitar 30 persen dibandingkan hari biasa. Habibi tak menyebut secara rinci jumlah atau rata-rata volume arus lalu lintas harian di pantura Kota Cirebon.

"Arus lalu lintas memang padat. Ini kemungkinan masyarakat ingin mendahului mudik (sebelum penyekatan). Mulai tadi pagi peningkatan arus lalu lintas," kata Habibi kepada detikcom.

Habibi mengaku, sebelum melaksanakan operasi penyekatan pada 6 Mei hingga 17 Mei, Sat Lantas Polres Cirebon Kota melalukan operasi pra pengetatan. Dalam operasi tersebut, lanjut Habibi, sejumlah pemudik diminta putar balik. Namun operasi pra pengetatan tak berjalan selama 24 jam.

"Pra pengetatan itu kemarin-kemarin kita random. Nanti tanggal 6 hingga 17 Mei kita lakukan penyekatan selama 24 jam. Ada empat titik penyekatan, yakni di wilayah Kedawung, Penggung, Tangkil dan Kalijaga," kata Habibi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads