Sebuah perusahaan Garment di Cisayong Tasikmalaya, disidak Pemprov Jawa Barat, Senin (03/05/2021). Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum memimpin langsung sidak terkait dugaan pelanggaran hak karyawan atau THR.
"Berdasarkan Laporan saat hari buruh, perusahaan ini dilaporkan tidak bayar THR untuk Karyawannya dam kami pastikan sekarang," kata Uu disela-sela sidak.
Hasil penelusuran perusahaan mengaku tak sanggup membayarkan tunjangan hari raya untuk 1.300 karyawannya.Aturannya THR harus diterima karyawan maksimal tujuh hari sebelum lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata ainul yakin perusahaan belum membayar THR pada karyawannya. Alasannya sih klise alasan alasan basi, casflow lah alasan tertahan barang dan lainnya," kata Uu.
Selain ditegur, izin perusahaan juga terancam dicabut jika tidak membayar Tunjangan Hari Raya untuk karyawannya. Pihaknya meminta agar perusahaan membayar THR karyawannya paling lambat sehari sebelum lebaran.
"Kalau tidak membayar uang THR, maka akan ada sanksi termasuk dicabut izin usahanya. Kami kasih kelonggaran supaya THR dibayarkan paling lambar sehari sebelum lebaran," ucap Uu.
Uu menyebutkan terdapat dua perusahaan di Jawa Barat yang tidak membayarkan tunjangan hari raya karyawannya. Perusahaan ini berada di Subang dan Tasikmalaya.
"Dua perusahaan yang dikonfirmasi se Jawa Barat yang belum pasti buat THR. Di Subang dan Tasikmalaya," kata Uu.
Pihak perusahaan mengaku alami kesulitan membayar tunjangan hari raya idul fitri untuk karyawannya. Selain alasan terdampak COVID-19, perusahaan juga alami kendala keuangan serta penundaan pemasukan akibat barang ekspor tertahan kebijakan lock down di negara tujuan.
"Kami ada kendala pasca Covid 19 ini, barang barang kami tertahan di luar karena kebijakan Lock down. Pemasukan pada kami gak ada imbasnya," ucap Nurdin Setiawan, General Manager PT. Theodor Pan Garmindo di kantornya.
Pihak perusahaan baru mampu membayar honor bulanan 1.300 karyawannya. Sementara tunjangan hari raya untuk 1300 karyawannya senilai dua koma tiga milyar rupiah belum bisa dibayarkan.
"Kami Fokus pada pembayaran honor dulu. Sementara THR untuk 1.300 karyawan belum. Karena kalau digabung honor dan THR maka kami harus mengeluarkan hampir Rp 7 miliar. Untuk THR saja Rp 2,3 miliar," jelas dia.
"Akibat kendala keuangan dari perbankan juga menambah kesulitan kami. Jadi kami fokus bayar honor dulu." Nurdin menambahkan.
Meski mengaku kesulitan keuangan, namun ternyata proses produksi perusahaan garmen ini tetap berjalan.
(mud/mud)