Di hari buruh, Polres Karawang membuat sebuah karya film 'Nasibmu Asep'. Film tersebut menggambarkan kondisi dunia kerja di kota Industri.
Sang sutradara, sekaligus produser, Kasat Intel Polres Karawang, AKP Agustinus Manurung mengungkapkan film 'Nasibmu Asep' merupakan karya film layar lebar dari BCC Manajemen miliknya, yang digarap bersama serikat buruh, dan pekerja seni di Karawang.
"Film yang digarap ini merupakan hasil kerjasama BCC Manajemen, dan beberapa serikat buruh, juga pekerja seni di Karawang," kata Captain Monroe nama sapaan Kasat Intel Polres Karawang, saat diwawancarai usai acara penayangan perdana, di XXI Resinda Park Mal Karawang, Sabtu (1/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, proses garapan yang berlangsung satu bulan lebih ini, diakuinya cukup memuaskan, meski para aktornya mayoritas tidak pernah bermain film.
"Lumayan cukup melelahkan, dan memuaskan dilihat dari antusias para penonton, juga penikmat film di Karawang, walaupun saya akui, para aktor ini belum bisa dikatakan mahir dalam berperan, karena maklum mereka baru pertama menjadi aktor," ungkapnya.
Film 'Nasibmu Asep' mengisahkan tentang seorang buruh bernama Asep yang terkena PHK sepihak oleh perusahaan, dan kemudian memperjuangkan keadilan bersama serikat pekerja di perusahaannya.
"Kisahnya sebenarnya diambil dari kisah nyata dari perjuangan buruh mewujudkan keadilan. Buruhnya namanya Asep, ia seorang buruh yang baik, rajin ibadah, dan bersahabat, tiba-tiba ia terkena PHK sepihak oleh perusahaannya, karena pihak perusahaan mengakui perlu ada pengurangan pekerja akibat omsetnya menurun, tanpa sebab, dan alasan kuat, Asep seorang buruh yang rajin, diberikan surat sangsi dengan alasan tidak bekerja dengan baik," tuturnya.
Lanjutnya, kemudian, Asep merasa keberatan atas keputusan perusahaan yang sewenang-wenang. Ia lalu meminta keadilan, dan memperjuangkan haknya bersama serikat pekerja melalui jalur pengadilan hingga akhirnya menang.
"Jadi kisah Asep ini sebagai gambaran apa yang terjadi oleh seorang buruh yang diperlakukan sewenang-wenang oleh perusahaan," jelasnya.
Namun, di kisah tersebut juga, ia juga mengangkat perjuangan Asep sebagai kepala rumah tangga yang bertanggungjawab, meski setelah di PHK ia tidak memiliki pekerjaan.
"Saya juga mengangkat bagaimana Asep yang seorang kepala keluarga yang sabar, dan bertanggungjawab, yang rela menjadi pengepul botol bekas, demi menghidupi keluarganya, saat ia terkena PHK," katanya yang juga seorang youtuber aktif.
Di akhir kisah, pimpinan perusahaan mengakui kesalahannya, dan memberikan hak Asep berupa dana pensiun, juga memberikan modal usaha sebagai wujud permintaan maaf.
Sementara itu, Endang Kahfi, yang berperan sebagai Asep (Pemeran Utama) mengakui terkejut, ketika ia dipilih untuk memerankan Asep.
"Saya awalnya tidak menyangka bisa dipilih sebagai pemeran utama, padahal saya hanya seorang guru seni honorer," akuinya.
Dalam proses garapannya, Endang, mengungkapkan skenario yang dibuat tanpa naskah yang utuh, namun sutradara mampu mengarahkannya dengan begitu apik kepada semua aktor.
"Ini bisa dibilang garapan yang gila, karena tanpa naskah utuh, sutradara mampu mengarahkan semua aktor dengan apik, sampai setiap aktor yang notabene belum ada pengalaman, bisa menjalankan perannya dengan baik," ungkapnya.
Di tempat sama, Bupati Karawang, mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Polres Karawang.
"Hal ini baru pertama dilakukan di Karawang, membuat film tentang buruh di hari buruh, dan mengajak keterlibatan serikat buruh, juga pekerja seni di Karawang. Saya sangat kaget juga melihat para pejabat juga bermain menjadi aktor, ada pak Sekda menjadi hakim, terus Kapolres, Dandim, juga ikut berperan, dan yang hebatnya peran utamanya itu seorang guru honorer yang juga aktif sebagai seniman di Karawang," kata Cellica Nurrachadiana saat memberikan sambutan.
Simak juga 'Rudi Soedjarwo Dobrak Kebiasaan Industri Film Lewat 'Maudikenal':