Kepala Puskesmas Cisolok Heri Suherman memastikan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi sudah maksimal melakukan penanganan terhadap guru Susan yang mengalami kelumpuhan dan gangguan penglihatan usai menjalani vaksinasi tahap kedua.
Namun, Heri enggan berbicara soal penyebab pasti gangguan kesehatan yang dialami Susan. Pasalnya dia menyebut harus dokter yang menjelaskan secara rinci terkait itu.
"Punteun (maaf) kalau secara medis nanti ada dokter yang bisa menjelaskan. Karena latar belakang saya bukan dokter," kata Heri yang sengaja mendatangi kediaman Susan di Kampung Pasir Talaga, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kamis (29/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heri menjelaskan posisinya adalah sebagai Kepala Puskesmas dan mewakili Dinas Kesehatan. Ia juga memastikan kasus yang dialami Susan sudah didengar dan akan mendapat perhatian dari mulai kepala dinas kesehatan hingga bupati.
"Informasi sudah sampai ke beliau dan dalam hal ini juga termasuk Insya Allah kami akan membantu semaksimal mungkin sesuai aturan akan mempermudah prosesnya. Sesuai harapan dari pihak keluarga ingin sembuh ingin sehat kembali. Seperti dari penanganan awal, dari Puskesmas kemudian ke RSUD Palabuhanratu, langsung ke RSHS Bandung tentu ini penanganan yang sangat-sangat luar biasa," papar Heri.
Ketika ditanya soal pembiayaan yang masih ditanggung oleh BPJS mandiri menggunakan biaya pribadi, Heri tidak secara gamblang menjawab hal itu. Dia kembali menyebut soal penanganan yang dilakukan pihaknya sudah maksimal.
"Kalau soal itu saya belum bisa menjelaskan, namun yang pasti penanganan sudah yang terbaik. Namun untuk biaya dan sebagainya tadi saya hanya diminta untuk mengambil gambar bon pengeluaran selama perawatan," imbuhnya.
Dikatakan Heri pada tanggal 31 Maret itu ada sebanyak 600 orang yang menjalani vaksin, selain dari SMAN 1 Cisolok ada juga dari apartur desa.
"Ada 600 orang yang mendapat vaksin tahap kedua, kalau yang dari SMAN Cisolok ini berapa orang kami tidak tahu pasti tapi semuanya ada datanya. Untuk yang mengalami seperti ini hanya satu orang Bu Susan ini," jelas dia.
Diberitakan sebelumnya, Kelumpuhan dan gangguan penglihatan tiba-tiba dialami seorang guru perempuan bernama Susan (31). Tenaga pendidik di SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi, itu sebelumnya menjalani suntik vaksin COVID-19 yang kedua.
Kisah pilu guru Susan ini diungkap salah satu akun media sosial. Soal kelumpuhan dan gangguan penglihatan dialami Susan ini disorot warganet.
Yayu (26), adik Susan, menuturkan bahwa sang kakaknya itu masih kesulitan berjalan dan matanya belum bisa melihat secara jelas. Susan menjalani penanganan medis di RSHS Bandung selama 23 hari atau hingga 23 April 2021.
"Ceritanya kakak saya ini mendapat vaksin kedua pada tanggal 31 Maret lalu, saat itu kakak saya sempat mengeluh katanya merasa pusing, mual, lemas. Oleh pihak Puskesmas diminta untuk istirahat, tapi bukannya membaik malah katanya sesak nafas," kata Yayu kepada detikcom, Rabu (28/4/).
(sya/mso)