Petugas Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Barat menggerebek lima tempat penampungan calon pekerja migran Indonesia (PMI) ke Arbil, Irak. PMI tersebut rencananya akan diberangkatkan secara ilegal.
Lima lokasi penampungan itu berada di Indramayu, Majalengka dan tiga lokasi di Cirebon. Lokasi itu digerebek petugas BP2MI bersama instansi terkait termasuk Polres Indramayu pada Jumat (23/4) lalu.
"Dari penggerebekan itu, kami mendapatkan lima orang CPMI yang saat itu masih berada di lokasi penampungan," ujar Kepala UPT BP2MI Jabar Ade Kusnadi di kantor BP2MI Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (26/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penggerebekan tersebut, petugas juga mengamankan dua orang calo atau sponsor yang menawarkan pekerjaan itu kepada calon PMI. Keduanya tengah diproses hukum di Polres Indramayu.
Ade menuturkan kasus ini terungkap usai adanya laporan dari salah satu calon PMI berinisial IR ke BP2MI. IR sendiri kabur dari kelompok calo itu. Calon PMI tersebut ditawarkan untuk bekerja di daerah Arbil, Irak sebagai asisten rumah tangga.
"CPMI ini merasa curiga karena proses penempatan atas dirinya terasa janggal. Ketika mendaftarkan diri kepada sponsor, dia lanjut dibawa ke penampungan yang merupakan rumah biasa. Tidak diperbolehkan pulang, berkomunikasi dengan tetangga sekitar, bahkan pintunya dikunci dari luar dan tidak didaftarkan ke dinas Tenaga kerja. Sertai alat komunikasinya diambil oleh sponsor dan tidak boleh menghubungi siapapun," tutur Ade.
Dari hasil penggerebekan itu, petugas melakukan interogasi kepada mereka. Rata-rata lima orang CPMI tersebut berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka sudah berada di tempat penampungan sejak paling lama 19 April 2021.
Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani menambahkan pihaknya sudah menabuh genderang perang terhadap praktik penyelundupan pekerja migran secara ilegal. Menurut dia, hal ini dilakukan sebagai bukti hadirnya negara melindungi warganya.
"Tidak perlu takut siapapun di belakang mereka. Genderang perang melawan mafia sindikat ilegal sudah saya tabuh dan genderang perang tidak akan saya hentikan sampai benar-benar mampu menghilangkan bisnis kotor dan mafia sindikat penempatan ilegal," kata Benny melalui virtual.
Menurut Benny, kehadiran negara untuk melindungi warganya. Sebab, kata dia, PMI yang berangkat secara ilegal, berpotensi mengalami berbagai macam eksploitasi.
"Mereka yang berangkat secara ilegal berpotensi mengalami eksploitasi seperti kekerasan fisik, gaji tidak dibayarkan, pemberlakuan jam kerja melebihi batas. Cerita anak bangsa harus diakhiri, tidak boleh mengalami cedera dan cacat fisik," kata Benny.
(dir/mud)