Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, merupakan daerah penyumbang beras tertinggi di Indonesia. Pada tahun lalu Direktorat Jendral Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) merilis 10 daerah produsen beras tertinggi, nomor pertama adalah Indramayu.
Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim mendorong agar pemerintah pusat bisa memprioritaskan Kabupaten Indramayu untuk mengembangkan produksi gabah atau berasnya. Lucky menilai Indramayu layak menjadi anak emas pemerintah terkait produksi pertanian.
"Indramayu harus mendapat previlege atau karpet merah dalam rangka penyerapan APBN terkait program-program pertanian. Di sini masih banyak masalah pertanian," kata Lucky kepada awak media disela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau panen raya di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Lucky menyebutkan setiap tahunnya Indramayu mampu memproduksi gabah hingga 1,7 juta ton. "Ini melebihi kebutuhan. Artinya kita surplus," kata Lucky.
Kendati produksi gabah Indramayu tertinggi di Indonesia, Lucky mengaku masih menemukan banyak kendala. Sehingga, lanjut Lucky, pemerintah pusat bisa membantu Pemkab Indramayu untuk memperbaiki kendala yang menghambat produksi gabah.
"Kita harus mudah untuk mendapatkan pembangunan irigasi dari Kementerian PUPR. Jalan juga harus bagus, karena proses pengangkutan gabah itu dari pelosok-pelosok desa," kata Lucky.
Sementara itu, pada tahun lalu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan menyebutkan merilis 10 kabupaten di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2019 berdasarkan hasil penghitungan BPS menggunakan metode KSA. Nomor pertama adalah Kabupaten Indramayu yang terletak di Jabar. Indramayu memiliki luas panen padi 215,731 hektar. Dari luas ini, diperoleh produksi padi 1.376.429,68 ton gabah kering giling (GKG) atau produksi berasnya sebesar 789.657,71 ton.
(mud/mud)