Menanti buka puasa banyak hal bisa dilakukan termasuk menambah ilmu. Seperti yang dilakukan komunitas Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Baca, Karawang yang menggelar pelatihan aksara Sunda Kuno.
Ketua TBM Lentera Baca, Dahlan mengatakan kegiatan pelatihan aksara Sunda Kuno ini, meliputi pengenalan, penulisan, dan makna dari sebuah aksara.
"Pelatihan ini berupa pengenalan, penulisan, dan makna aksara Sunda sendiri," katanya saat diwawancarai di lokasi pelatihan, Minggu (18/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan dari pelatihan, kata Dahlan, untuk memperkenalkan kebudayaan lokal, berupa aksara, lisan, dalam komunikasi. Tentunya, untuk meningkatkan kecintaan akan kearifan lokal, sebagai warisan kebudayaan para leluhur.
"Tujuan dari pelatihan ini, bukan sekadar mengisi waktu menunggu berbuka, tapi kami ingin memperkenalkan kebudayaan lokal, agar kebanggaan tercipta sebagai wujud pelestarian warisan budaya para leluhur," ungkapnya.
Sementara itu, Pegiat aksara Sunda di Karawang, selaku pelatih, Apri Supardi menjelaskan, aksara yang berkembang di daerah Jawa Barat pada Abad XIV-XVIII yang pada awalnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda Kuno.
"Aksara Sunda Kuno merupakan perkembangan dari Aksara Pallawa yang mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah lontar pada Abad XVI," katanya.
Selain itu, penggunaan Aksara Sunda Kuno dalam bentuk paling awal antara lain dijumpai pada prasasti-prsasasti yang terdapat di Astana Gede, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, dan Prasasti Kebantenan yang terdapat di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
"Pada awal tahun 2000-an pada umumnya masyarakat Jawa Barat hanya mengenal adanya satu jenis aksara daerah Jawa Barat yang disebut sebagai Aksara Sunda. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa setidaknya ada empat jenis aksara yang menyandang nama Aksara Sunda, yaitu Aksara Sunda Kuno, Aksara Sunda Cacarakan, Aksara Sunda Pegon, dan Aksara Sunda Baku," jelasnya.
Dari empat jenis Aksara Sunda ini, katanya, Aksara Sunda Kuno dan Aksara Sunda Baku dapat disebut serupa tetapi tak sama. Aksara Sunda Baku merupakan modifikasi Aksara Sunda Kuno yang telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer.
"Modifikasinya meliputi penambahan huruf (misalnya huruf va dan fa), pengurangan huruf (misalnya huruf re pepet dan le pepet), dan perubahan bentuk huruf (misalnya huruf na dan ma)," tandasnya.
(mud/mud)