Sejumlah berita menyita perhatian pembaca Jabar Banten hari ini. Mulai dari kematian tragis ibu dan dua anaknya hingga Rachmat Yasin ditahan di Sukamiskin.
Kematian Tragis Ibu dan 2 Anaknya
Informasi ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga orang yang terdiri dari ibu dan dua orang anaknya ditemukan tewas di dalam rumahnya di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (7/4), pukul 16.00 WIB. Sang ibu berusia 31 tahun. Kemudian anak pertamanya usia 5 tahun dan anak kedua umurnya 3 tahun.
Sang ibu gantung diri di kusen ruang tamu rumahnya. Sedangkan dua anaknya terlentang di atas matras.
Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Yohannes Redhoi Sigiro mengatakan sang ibu diduga kuat membunuh kedua anaknya. "Diduga kuat (sang ibu) bunuh diri, tapi kita harus pastikan lagi setelah menerima hasil autopsi. Termasuk bagaimana dua anak itu meninggal dunia akan dipastikan nanti (setelah autopsi)," kata Yohannes, Kamis (8/4/2021).
Berdasarkan hasil olah TKP, polisi menemukan selembar surat wasiat yang ditulis ibu itu untuk sang suami. Di akhir surat tersebut tertulis kata 'PAMIT'.
"Motif si ibu kebetulan ada surat wasiat yang intinya terlilit utang, bingung dan takut dengan suami. Akhirnya kalap dan nekat seperti itu. Di akhir surat wasiat itu ada tulisan pamit cukup besar," ucap Yohannes.
Dari tubuh ibu tersebut tak ditemukan luka bekas penganiayaan, melainkan hanya luka bekas jeratan leher. Tiga jenazah tersebut sudah dievakuasi ke Rumah SakitSartikaAsih Bandung untuk dilakukan autopsi. Sang suami sekaligus ayah dua anak itu melepas kepergian ketiganya dengan tangis.
2 Mobil Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang
Sebatang pohon besar di Jalan Bungur, Kota Bandung tumbang dan menimpa dua unit mobil hingga mengalami rusak parah. Dua orang selamat dalam kejadian ini.
Salah satu pemilik mobil, sekaligus saksi dalam kejadian ini, Imo (24) mengatakan, pada waktu kejadian angin di kawasan tersebut berhembus kencang. "Angin lagi gede, tiba-tiba jatuh (pohon)," kata Imo ditemui di lokasi kejadian, Kamis (8/4/2021).
Imo menyebut, dirinya sedang menghadiri acara di salah satu kafe tepat di dekat pohon itu tumbang dan mobil miliknya terparkir di sebrang pohon tersebut.
Menurutnya, pada waktu kejadian ada seorang ibu dan anak melintas di jalan itu. Beruntung ada dua mobil yang terparkir dan tertimpa pohon tersebut sehingga ibu dan anak tersebut selamat.
"Sebenarnya tadi ada ibu-ibu dan anak kecil lagi jalan, beruntung ada dua mobil ini, masih beruntung," ujarnya.
Imo menambahkan, durasi angin kencang itu berlangsung cepat. "Anginnya tidak terlalu lama, emang lagi kencang saja. Mobil saya yang Avanza putih," tambahnya.
Imo berharap, dengan ada kejadian ini Pemkot Bandung bisa memberikan kompensasi akibat kejadian ini.
"Ya berharap ada ganti rugi, pemerintah bisa membantu," harapnya.
Sementara itu, Kepala UPT Penghijauan dan Pemeliharaan Pohon Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung Roslina menyebut, DPKP3 akan memberikan santunan namun akan ditinjau dulu oleh pihak asuransi.
"Istilahnya santunan, kita lihat asuransinya dan posisi pohon. Belum tentu, nanti pihak asuransi yang nilai," ujarnya.
Lalu, langkah apa yang harus dilakukan oleh korban agar mendapatkan santunan tersebut?
"Minimal ada surat dari kepolisian dan diajukan ke DPKP3. Untuk kendaraan maksimal Rp 20 juta. Pokoknya ajukan dulu, nanti pihak asuransi yang akan menilai apakah bisa dibantu atau tidak," jelasnya.
Roslina menambahkan, setiap hari pihaknya selalu melakukan pemangkasan pohon dengan menerjunkan empat tim yang disebar diseluruh wilayah Kota Bandung.
"Kita tiap hari selalu lakukan pemangkasan pohon yang rawan dan permohonan warga. Ada empat tim, lima hari kerja, pemangkasan juga tidak satu pohon sehari, bisa berhari-hari,"pungkasnya.
3 Pelajar di Bogor Positif Corona Saat Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Tiga pelajar SMA di Kabupaten Bogor terpapar virus Corona atau COVID-19 saat menjalani uji coba sekolah tatap muka. Kegiatan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terpaksa dihentikan sebagai upaya antisipasi meluasnya penyebaran COVID-19 di satu sekolah ini.
"Iya betul. Ada tiga pelajar yang positif (COVID-19). Awalnya satu pelajar, setelah ditindaklanjuti ternyata jadi tiga pelajar (yang positif COVID-19). Pelajar positif ini di SMA Leuwiliang," ucap Kasie Pengawasan KCD Tingkat 1 Kabupaten Bogor Ridwan Mujani saat dikonfirmasi Kamis (8/4/2021)
Ridwan menjelaskan awalnya yang terpapar Corona di sekolah tersebut hanya satu orang. Kondisi itu terungkap setelah ada pengakuan dari si pelajar yang hilang rasa dan penciuman.
"Kemudian ditindaklanjuti oleh tim Satgas COVID-19 sekolah, diteruskan ke tingkat kecamatan dan dilakukan swab. Dalam hal ini saya kira tim satgas sekolah cukup tanggap ya," ujar Ridwan.
SMA Leuwiliang merupakan salah satu dari 170 sekolah di Kabupaten Bogor yang mengikuti ujicoba PTM. Uji coba digelar sejak 11 Maret 2021 dan berakhir pada 10 April mendatang. Sejak Rabu (7/4/2021), kata Ridwan, proses PTM di SMA Leuwiliang sudah dihentikan sementara.
Proses pembelajaran kembali dilakukan secara daring. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di sekolah tersebut.
"PTM sementara dihentikan dulu di SMALeuwiliang. Ada rapat evaluasi hari ini, kita tunggu saja bagaimana kesepakatannya," tuturRidwan.
Rachmat Yasin Ditahan di Lapas Sukamiskin
KPK mengeksekusi mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin ke Lapas Sukamiskin. Rachmat sebelumnya divonis 2 tahun 8 bulan penjara atas kasus gratifikasi.
"Jaksa eksekusi KPK telah melaksanakan putusan PN Tipikor Bandung dengan cara memasukkan terpidana Rachmat Yasin ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Sukamiskin untuk menjalani pidana penjara selama dua tahun dan delapan bulan dikurangi selama berada dalam tahanan," ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (8/4/2021).
Ali menyatakan KPK telah menerima putusan majelis hakim atas vonis Rachmat Yasin. Sehingga pihaknya langsung melakukan eksekusi terhadap eks Bupati Bogor itu.
"Terpidana telah dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara berlanjut. Dijatuhkan pula kewajiban untuk membayar pidana denda sejumlah Rp 200 juta dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka akan diganti dengan pidana kurungan selama dua bulan," tutur Ali.
Sementara itu dan perjalanan perkara ini, Rachmat sudah mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 9,7 miliar lebih. Uang itu disetorkan ke rekening penampungan KPK.
"Uang tersebut ditetapkan Majelis Hakim sebagai pembayaran uang pengganti terpidana yang akan disetorkan pada kas negara," kata Ali.
Mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin divonis bersalah menerima gratifikasi. Dia dijatuhi hukumnya 2 tahun 8 bulan penjara.
Hal itu terungkap dalam sidang putusan yang digelar di Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, pada Senin (22/3/2021).
"Menjatuhkan hukuman pidana penjara terhadap terdakwa Rahmat Yasin selama dua tahun delapan bulan," ujar Majelis Hakim AsepSumirat saat membacakan amatputusannya.
Abah Popon Bantah Tudingan Transfer Ilmu Kenal Terduga Teroris
Nama Ahmad Dimyati alias Abah Popon mendadak ramai setelah empat terduga teroris mengaitkan namanya sebagai guru pengisi ilmu kebal. Pengakuan empat orang terduga teroris itu tertuang dalam video yang diterima oleh detikcom.
Mereka masing-masing Ahmad Junaidi, Zulaimi Agus, Wiloso Jati, kemudian Bambang Setiono. Mereka kompak mengatakan mengisi ilmu hingga kekebalan di kediaman Abah Popon. Sang empunya nama berang dan mengaku difitnah.
"Difitnah begitu (saya) tidak suka tidak ridho, hanya mendoakan teuaya nu sejen deui (tidak ada yang lain lagi)," kata Abah Popon saat ditemui detikcom di kediamannya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (8/4/2021).
Abah Popon mengaku baru mengetahui namanya dikaitkan oleh para terduga teroris itu pada Sabtu (3/4) malam. Ia mendapat kiriman video dari seseorang yang ia sebut sebagai jemaahnya. Ia mengaku memang memiliki kegiatan sebagai praktisi supranatural, tapi hanya sekedar mendoakan mereka yang datang.
"Saya dikirim (video) tengah malam dari jemah abah. Dibuka videonya nyebut nama abah. Saya tegaskan tidak pernah mengisi kekebalan, yang datang ke sini hanya untuk lancar usaha, gampang jodoh, orang yang punya penyakit," jelasnya.
Abah Popon juga baru mengenali orang-orang tersebut setelah wajah-wajahnya terlihat dalam video. Ia membenarkan kedatangan mereka, namun soal permintaan mereka saat itu Abah Popon mengaku tidak tahu secara pasti, namun ia memastikan bukan soal ilmu kekebalan.
"Kalau melihat begitu pernah ke sini kenal sesudah melihat begini (ramai di video). Tidak tahu menahu (aktivitas terorisme) kalau saya tahu sudah dilaporin. Saya sangat kesal, sangat benci dicemarkan nama baik. Nama asli haji Ahmad Dimyati, panggilan Haji Popon. Praktisi supranatural dari 1980, kebanyakan minta syariat, supaya lancar usaha, supaya gampang dicarikan jodoh. Sehari-hari bertani, mengurus anak yatim dan jompo," ujar Abah Popon.
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 menangkap sejumlah teroris pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Penangkapan itu dilakukan di beberapa tempat di antaranya di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan.
Setidaknya ada lima orang yang ditangkap terkait jaringan teroris. Setelah diperiksa polisi, empat teroris itu membuat pengakuan mengejutkan.
Video pengakuan teroris itu diterima detikcom, Sabtu (3/4/2021). Ada empat teroris yang membuat pengakuan. Pertama Ahmad Junaidi, Zulaimi Agus, Wiloso Jati, kemudian Bambang Setiono.
Ahmad Junaidi, seusai pengajian, banyak dibahas tentang keadaan negara yang dikuasai oleh China. Ahmad Junaidi juga mengaku menjemur bahan peledak dari aseton dan HCl di rumahnya.
"Saya pun pernah dihubungi untuk menjemur serbuk bahan peledak yang dari aseton dan HCl selama 3 hari di rumah, lalu saya serahkan kembali kepada Agus. Setelah itu, saya kumpulkan kembali menjadi 3 stoples dalam bentuk serbuk yang sudah kering. Dan adapun pengajian mengajak kami untuk pergi ke Sukabumi ke Abah Popon untuk pengisian untuk jaga-jaga keamanan diri masing-masing," jelas Ahmad Junaidi.
Pengakuan lain juga diutarakan oleh Bambang Setiono ia mengaku sudah melakukan pertemuan sebanyak tiga kali di Cibadak, Sukabumi, tempat Ahmad Dimiati alias Abah Popon bersama Habib Husein Hasni, Zulaimi Agus, Jati, Jeri Junaedi, Ipul, Noval, Malik, Habib Al Jufri, Asep Komara, Angga Putra, untuk mengisi ilmu kebal dan kebatinan.
"Mengetahui penunjukan sebagai tim eksekutor untuk penyerangan menggunakan bom lempar kepada anggota kepolisian, bersama Jeri, Ahmad Junaedi, Malik, Jati, Noval, Ipul, laskar FPI," sambungnya.