Aliran Sungai hingga Danau Disulap Jadi Pusat Ekobud di Jabar

Aliran Sungai hingga Danau Disulap Jadi Pusat Ekobud di Jabar

Wisma Putra - detikNews
Senin, 22 Mar 2021 22:06 WIB
Hulu sungai.dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi sungai (Foto: Dikhy Sasra)
Bandung -

Pemprov Jabar lakukan penataan aliran sungai hingga danau sebagai salah satu cara untuk mencegah banjir dan memaksimalkan pengairan yang bertujuan untuk memberikan edukasi bagi masyarakat tentang menjaga kualitas dan ketersediaan air sebagai sumber kehidupan tersebut.

Tak hanya itu, keberadaan sungai dan danau di Jabar akan disulap sebagai yang dapat menumbuhkan ekonomi dan budaya (ekodub).

Kepala Dinas Sumber Daya Air Dikky Achmad Sidik mengatakan, sejak 2019 pihaknya terus melakukan penataan dan revitalisasi terhadap sejumlah situ, waduk dan saluran multifungsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sempadan di Sungai Citarum di Kabupaten Bandung, Kalimalang di Bekasi, Situ Ciburuy di Kabupaten Bandung Barat, Waduk Darma di Kuningan dan Rawakalong di Depok," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (22/3/2021).

Tahun ini, pihaknya merevitalisasi Situ Wangi di Kabupaten Ciamis dan Situ Gede di Bogor. Menurutnya, penataan fisik dilakukan salah satunya dengan memaksimalkan sempadan sebagai ruang publik.

ADVERTISEMENT

"Contoh kondisi Situ Wangi saat ini tanpa pengelolaan yang jelas meski memiliki berbagai fungsi seperti pengairan dan kawasan wisata lokal. Akibatnya, keberadaan situ ini tidak maksimal meski memiliki potensi yang besar. Seharusnya, situ tersebut bisa mengairi lahan pertanian di Cipadaren seluas 30 hektare. Sekarang tidak efektif karena bendungnya hancur," ungkapnya.

Dalam penataan ini, Dikky menuturkan, pihaknya akan melakukan normalisasi seperti perbaikan bendung Cipadaren dan pengerukan situ.

"Setelah dibangun, kapasitas tampungnya (air) dapat dipertahankan, juga dapat dapat memberikan mata pencaharian bagi masyarakat sekitar," tuturnya.

Dengan adanya penataan ini, ia berharap keberadaan situ tersebut bisa memberikan nilai tambah baik dalam pengelolaan maupun pemanfaatan sumber daya air.

Bahkan, dia berharap situ bisa menjadi pusat aktivitas masyarakat khususnya menyangkut pariwisata, kebudayaan, dan edukasi. "Dapat meningkatkan fungsi ekonomi di wilayah tersebut," katanya.

Oleh karena itu, selain normalisasi pihaknya juga akan melakukan sejumlah pembangunan fisik seperti dermaga, masjid, plaza, amphiteater, gazebo, taman, restoran, dan arena rekreasi lainnya. "Dibangun juga jogging track, toilet, taman bermain, dan area parkir," ujarnya.

Ia menambahkan, penataan sejumlah situ ini sesuai dengan tema peringatan Hari Air Dunia tahun ini 'Valuing Water' yakni menghargai pentingnya air dalam berkehidupan. Pemilihan tema ini dilakukan untuk menyosialisasikan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya air dalam kehidupan.

"Air ini di satu sisi berkah, di sisi lain bisa membawa musibah jika kita tidak menghargainya," tambah Dikky.

Berbagai permasalahan terkait air yang terjadi saat ini tidak terlepas dari sikap manusia yang kurang menghargai air. Bahkan, keberadaan air sering kurang dihargai sehingga menimbulkan kerusakan selain manfaat yang diambil.

"Ini terlihat dari masih banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan sehingga mengotori sungai, melakukan alih fungsi dan penebangan hutan sehingga berkurangnya lahan serapan air, serta tidak menyiapkan penampungan di saat hujan. Hal ini berakibat sejumlah bencana yang kerap menimbulkan korban jiwa akibat kurang baiknya perlakuan manusia terhadap air," jelasnya.

"Banjir, longsor. Kita sendiri yang merusaknya," pungkasnya.

Sementara itu, Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmadja meminta, agar masyarakat harus lebih menghargai keberadaan air dengan menjaga saluran dan kualitasnya. Selain itu, menurutnya keberadaan air pun harus dipastikan bisa dikonsumsi semua pihak secara adil, ekonomis, dan produktif.

"Memuliakam air harus harmonis antara kearifan budaya masyarakat dengan kepentingan global yang lebih mementingkan kepentingan bisnis dan ekonomi," katanya.

Menurutnya, memuliakan air tidak hanya bergantung pada jumlahnya, tapi menyangkut empat faktor yakni kapan air tersedia, di mana lokasi air berada, berapa jumlah air yang tersedia, dan bagaimana mutu air sesuai kebutuhan makhluk untuk hidup sehat. "Muliakan air agar tak banjir, longsor, kekeringan," pungkasnya.

(wip/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads